"Kim Gyuvin, aku sangat-sangat berterima kasih dengan niat membantumu tapi kenapa kau bawa dia kesini?" Bisik Yejin menunjuk Gunwook yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Dia bilang ingin membantu dan tidak masalah jika harus di rumah Taerae." Gyuvin balas berbisik.
Yejin menghela napas kemudian menautkan tangganya berdoa "Aku harap tidak ada perperangan yang terjadi disini." Yejin membuka mata dan menjulurkan tangan untuk menekan bel. Belum sempat tanganya menyentuh bel, pintu rumah terbuka.
"Ternyata kalian, aku pikir siapa." Ucap Jeonghyeon, orang yang membuka pintu.
"Kami baru saja ingin menekan bel." Kata Yejin.
"Aku tau kalian akan datang tapi kenapa dia disini?" Jeonghyeon menatap tidak suka pada Gunwook. Tentu saja Jeonghyeon tidak akan menyambut ramah orang yang pernah bertengkar dengan temannya.
Gunwook balas menatap Jeonghyeon dengan senyum mengejek.
"Hei, hei. Hentikan, kau janji untuk bersikap baik, kan?" Gyuvin memberi Gunwook peringatan.
"Memangnya apa yang aku lakukan?" Gunwook mengangkat bahu sambil buang muka.
"Kenapa lama sekali?" Taerae muncul dari balik punggung Jeonghyeon. Dia terkejut dan bingung melihat Gunwook yang berdiri disamping Gyuvin. Taerae menatap Yejin meminta penjelasan tapi Yejin hanya menggeleng pasrah.
Akhirnya mereka masuk dan berkumpul diruang tamu rumah Taerae. Seperti yang bisa ditebak tidak hanya Taerae dan Jeonghyeon tapi Seunghwan dan Junhyeon juga menolak keberadaan Gunwook dirumah ini.
"Jadi apa yang bisa kami bantu?" Tanya Jeonghyeon tak ingin berlama-lama.
"Ini---
Drrt.. drtt..
Ucapan Yejin terpotong oleh getaran poselnya. Sebuah nomor tidak dikenal muncul dilayar ponsel.
"Aku akan mengangkat ini dulu." Ucap Yejin sambil berdiri kemudian berjalan menjauh.
"Hei, kau benar-benar tebal muka." Taerae menendang pelan kaki Gunwook didepannya.
"Kau bisa apa kalau Yejin yang mengajakku kemari?" Gunwook tersenyum miring.
"Jika tidak ada Yejin disini aku mungkin akan memukulmu lagi." Kesal Taerae.
"Pff.. jika Yejin tidak disini, aku juga tidak mungkin ada disini, bodoh. Lagi pula jika kau memukulku sekali aku bisa membalasmu sepuluh kali." Balas Gunwook menahan tawa.
Taerae semakin kesal karna tidak bisa membantah ucapan Gunwook.
"Hei, jangan tertawa! Kau ini sebenarnya teman siapa?" Taerae menyikut Seunghwan yang juga menahan tawa.
"Aku nggak tau, dia benar dan menurutku itu lucu." Jawab Seunghwan sambil terkekeh.
"APAA?!"
Seluruh perhatian diruang tamu teralih pada Yejin yang berdiri tidak jauh dari sana. Seketika semua hening dan mencoba mendengar apa yang sedang Yejin bicarakan dengan orang disebrang telpon.
"Tidak, tidak, bukan begitu. Kenapa tiba-tiba anda berubah pikiran?"
"...."
Semua orang saling bertatapan dan mempertanyakan hal yang sama 'apa yang terjadi?'
Yejin memandang sebal ponselnya, tangannya terangkat untuk membanting ponsel itu karna geram tapi gerakannya terhenti. Jika ia melempar ponsel ini tidak akan ada yang berubah, yang ada ponselnya akan rusak dan dia yang kesusahan nantinya. Akhirnya Yejin menurunkan tangannya dan berjalan kembali ke ruang tamu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sour Grapes | Kim Taerae ZB1
Teen FictionAku yang menyukaimu dengan mudah dan kamu yang menyukaiku lebih dulu, bukankah kisah ini sempurna? Aku harap kisah kita akan berjalan indah, seindah suaramu saat bernyanyi untukku. •semi baku ⚠️HISTUS⚠️