XIX. Berakhir

256 26 10
                                    

"Zidan? Kamu daritadi denger aku ngomong gak sih?" Cheryl mengerutkan keningnya.

Buru-buru zidan matiin handphonenya dan masukin ke kantong, "kenapa, cher?"

Cheryl menghela nafas, "udah lupain aja."

Zidan menaikkan sebelah alisnya lalu mengangkat bahu acuh, "yaudah."

Biasanya kalau lagi berduaan, zidan ataupun cheryl gak pernah main handphone, tapi daritadi zidan terlalu fokus sama handphonenya sampe cheryl ngerasa didiemin.

"Kamu kenapa sih?" Cheryl perhatiin zidan yang duduk dihadapannya.

"Kenapa apanya?" Jawab zidan tanpa menoleh ke cheryl dan malah sibuk mainin sedotan di gelas es tehnya.

"Malah nanya balik." Bibir cheryl mencebik.

Zidan tertawa renyah dan usak rambut cheryl pake sebelah tangannya, "ya lagian kamunya gak jelas."

Cheryl mendengus geli, perlakuan zidan barusan bikin suasana hatinya membaik lagi setelah tadi sempet kesel gara-gara dicuekin.

"Besok jalan yuk? Udah lama nih kita gak keluar." Kata cheryl dengan nada riangnya.

Hening beberapa saat, zidan keliatan lagi mikir. "Jalan ya?"

Cheryl mengangguk semangat.

"Aku usahain deh ya." Jawab zidan final dibarengi sama senyum tipisnya.

Biasanya zidan bakal jawab 'jalan dong! Enaknya kemana nih kita besok?' Atau bahkan tanpa cheryl tanya pun zidan udah inisiatif buat ngajak duluan. Kalaupun cheryl yang ngajak, zidan pasti selalu bisa dan hampir gak pernah jawab kaya barusan, karena selama ini cowok itu selalu mem-prioritaskan cheryl.

Cheryl bales omongan zidan dengan anggukan. Dia positif thinking, mungkin aja zidan mau ada urusan besok.

"Eh udah masuk tuh." Zidan bangun dari duduknya setelah denger suara bel tanda istirahat selesai.

Cheryl ikut bangun dari duduknya dan ngedeket ke zidan dengan maksud biar mereka bisa jalan bareng dari kantin ke kelas.

Tapi ternyata sebelum cheryl bisa sesuaiin langkah zidan, cowo itu udah percepat langkahnya duluan dengan sedikit lari dari cheryl yang tertinggal agak jauh di belakang. "Nanti pulang bareng ya, cher. Dadah."

Zidan udah ilang dari pandangan cheryl dan yang cewek itu bisa lakuin cuma diem. Biasanya kalau abis dari kantin begini, mereka bakal balik ke kelas dengan jalan beriringan, apalagi kelas mereka emang satu arah. Tapi barusan kok zidan nya ninggalin dia ya? Ah, gak mau mikir macem-macem, cheryl geleng kepalanya pelan dan lanjut jalan buat ke kelas.

Gak jarang cheryl kehilangan fokus atau melamun selama pelajaran berlangsung, gak tau kenapa tiba-tiba feeling nya gak enak.

"Woi! Itu lu dipanggil anjir." Bisik seva menyikut lengannya bikin cheryl ubah posisi duduknya jadi tegak dan fokusin matanya ke guru yang lagi ngajar.

Guru itu menghela nafas, "lagi mikirin apa kamu ini, cheryl zefanya?"

Cheryl tersenyum canggung dan menggeleng, "eng.. nggak bu."

Untung fokusnya bisa balik dengan cepet, walau setelahnya perasaan 'mengganjal' itu bikin cheryl kepikiran lagi.

Jam pelajaran terakhir udah selesai, cheryl dapet notif wa dari zidan buat langsung ke parkiran aja karena udah ditungguin disana. Cheryl mulai jalan kesana dan sesampainya di parkiran, dia bisa liat zidan yang lagi duduk diatas motornya mainin handphone sambil senyum-senyum.

'Mungkin lagi liat meme atau video lucu kali ya?' Batin cheryl.

"Dor!" Cheryl mendekat dan tepuk bahu zidan.

Daily! - chenji GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang