0011

36 2 1
                                    

Perhatian Casimir teralih, padahal dia ingin menatap mata biru milik Emmeline dengan lebih lama lagi. Kepalanya ditelengkan ke arah suara-suara yang menganggu fokusnya. Wajahnya berkerut tanda tidak senang.

Suara yang datang dari beberapa orang lelaki itu terasa menghampiri kawasan persembunyian mereka. Ini membuatkan Emmeline merasa panik. Dia takut jika orang-orang yang datang itu adalah anak-anak buahnya Therence.

Tidak mungkin dia mahu menyerahkan diri lagi dan ditangkap oleh Therence.

Namun melihat ada Casimir di hadapannya, tiba-tiba Emmeline mendapat sebuah idea baru. Dia boleh mendapatkan pertolongan daripada jejaka itu.

Emmeline menolak perlahan tangan Casimir yang menutupi mulutnya agar dia boleh bercakap. "Mungkin itu adalah anak-anak buah Therence yang sedang mencari saya..."

Sekali lagi wajah Casimir berubah menjadi reaksi yang tidak senang. "Therence? Kenapa dia mahu mencari kau?"

"He is my crazy stalker! Sebab itu kenapa dia selalu mengejar saya."

Entah kenapa Emmeline melihat wajah Casimir menjadi tegang. Hanya sekejap sahaja sebelum raut wajah jejaka itu kembali menjadi normal.

"Jangan risau! Itu bukan anak-anak buah lelaki tu. Kau telah datang ke kawasan perumahan yang berbahaya. Orang-orang ini adalah pendatang asing dari luar kerajaan."

Emmeline menghembuskan nafas lega saat mengetahui yang orang-orang yang datang itu bukannya anak-anak buah Therence. Tapi saat mendengar ayat Casimir yang seterusnya, Emmeline kembali menjadi panik.

Anak matanya yang membulat besar dan wajahnya yang tercengang itu sudah cukup untuk membuatkan Casimir tahu jika Emmeline sudah merasa panik.

"Emmeline..."

Nama gadis itu dipanggil dengan penuh kelembutan. 

Emmeline mengalihkan fokusnya ke wajah Casimir. Renungan mata jejaka itu dibalas.

Casimir mengangkat tangannya, mencapai beberapa helai rambut gadis tersebut dan dengan lembut menciumnya. "I will protect you. I promise."

Perbuatan Casimir itu membuatkan Emmeline terpaku. Serasa nafasnya tersekat di hidungnya. Ditambah lagi dengan janjinya untuk melindungi dirinya, mahu pengsan Emmeline saat ini.

"Stay here. No matter what happens, don't make a sound, don't move, don't even breathe." Suara Casimir terdengar sangat serius saat dia memberikan arahan tersebut.

"Don't breathe? Jadi macam mana kalau saya..."

"Emmeline, just... listen to me. Alright?"

Emmeline terkaku saat dia melihat wajah Casimir yang mempamerkan perasaan risau. 'Casimir merisaukan saya? Apakah saya sedang bermimpi? Kenapa villain dalam dunia ini harus merisaukan keselamatan saya sedangkan saya tidak penting untuk dia?'

"Baik, saya akan tetap duduk diam di sini."

Setelah mendapatkan kepastian dari mulut wanita itu, Casimir berdiri. Dengan tatapan kali yang terakhir ke arah Emmeline, Casimir melangkahkan kaki dan keluar dari tempat persembunyian tersebut.

Terkebil-kebil Emmeline di sana kerana dia tidak tahu bagaimana hendak bertindak balas dengan perbuatan Casimir tadi.

Lalu terdengarlah suara pergelutan diantara Casimir dan pendatang-pendatang asing tersebut. Tidak sampai setengah jam, bunyi pergelutan tersebut tidak lagi terdengar.

Emmeline pula yang merisaukan keadaan Casimir. Hatinya meronta-ronta ingin melihat keadaan lelaki itu, sama ada baik-baik saja atau tidak.

Dari arah tempat persembunyian tersebut, Emmeline mengeluarkan kepalanya dengan gerakan perlahan. Mata birunya melilau ke sekeliling untuk mencari kelibat Casimir.

4. Mark By FateWhere stories live. Discover now