17. Camer

166 14 11
                                    

Sesuai janjinya pada wisnu ketika wisuda kelas 12 telah berakhir maka ia harus siap jika di ajak bertemu dan berkenalan dengan orang tua wisnu. Sebenarnya wisnu mengajaknya setelah acara wisuda namun aila memilih untuk menunda sampai ia pulang setelah mengantar sang abang ke Amerika sekaligus liburan keluarga meski hanya 3 hari.

Alasannya kenapa ia memilih selesai liburan adalah karna ia tak ingin melewatkan waktu 2 minggunya bersama sang abang.

Wisnu sudah berada di rumah aila untuk menjemput aila menuju rumahnya. Wisnu sudah sering kerumah aila ia juga sudah akrab dengan kedua orang tua aila. Dan saat ini ia sedang berada di ruang tamu bersama sang ayah saat menunggu aila turun dari kamarnya.

"Papa mama sehat nu?" Tanya ayah saga pada wisnu.
"Alhamdulillah sehat om, om sama tante apa kabar?"
"Alhamdulillah sehat juga. Oh ya rencana nanti setelah lulus mau kuliah dimana?" Tanya ayah saga kembali.
"Belum tau om, sepertinya di Jakarta aja sambil belajar di perusahaan papa" jawab wisnu dan di jawabi anggukan oleh ayah saga.
"Maaf sebelumnya wisnu, om mau tanya boleh?"
"Boleh om"

"Saya tau kalian masih sekolah tapi saya hanya ingin memastikan, Kamu serius kan sama aila, bukan cuma sedakar buat main main kan?

Setelah pertanyaan itu terlontar dari mulut ayah saga, wisnu yang awalnya biasa aja berubah menjadi tegang. Ia takut salah jawab.

"Serius kok om. Aila itu cinta pertama saya, pacar pertama saya. Walaupun saya dibilang baru kenal dengan aila tapi kalau boleh jujur saya seperti menemukan rumah dan saya seperti menemukan dunia saya. Saya nggk tau saya bakal gimana nanti kalau nggk sama aila om." Ucap wisnu mantab.

Ayah saga hanya tersenyum mendengar jawaban wisnu. Meski beliau tau jika perasaan anak muda itu masih labil namun ia berharap wisnu adalah laki laki yang tepat untuk aila nanti.

"Jaga aila, aila itu berlian saya setelah bundanya, saya menjaga dia dari kecil dengan hati hati dan saya selalu berusaha untuk tidak membuat dia sedih. Jadi jangan sampai kamu buat dia sedih. Karna kalau sampai aila sedih atau bahkan sampai nangis gara gara kamu maka siap siap kamu berhadapan dengan saya." Ucap ayah saga dengan wajah seriusnya.

Wisnu tau ia sedang berhadapan dengan seorang ayah dari seorang gadis yang ia cintai. Walaupun ia belum pernah menjadi seorang ayah tapi setidaknya ia paham perasaan seorang ayah ketika anak gadisnya beranjak dewasa. Mungkin kurang lebih sama seperti perasaanya ketika melihat adik kecilnya semakin tumbuh menjadi seorang gadis cantik.

"Ayah ngomong apa aja sih kenapa wisnu seperti takut dengan ayah?" Ucap aila saat ia sudah berada di ruang tamu tersebut dan mengetahui hawa tidak enak antara ayah dan kekasihnya tersebut.

"Saya akan menjaga aila dan tidak akan membuat dia bersedih om" jawab wisnu sambil menatap manik legam milik ayah saga. Aila yang mendengar itu pun tersenyum. Ia sepertinya tau jika ayahnya khawatir jika wisnu memyakitinya dan dari jawaban wisnu ia berusaha yakin jika lelaki itu tidak akan menyakitinya. Meski ia tidak tau jalan kedepannya akan seperti apa.

"Udah ayah jangan di introgasi terus wisnunya, kasihan tuh mukanya pucet pasti karna takut sama ayah" ucap aila saat duduk dan merangkul lengan sang ayah.

"Kok jadi ayah yang disalahin?"
"Iya soalnya kan ayah nyebelin kaya abang"
"Hehehe dasar bayinya ayah, udah sana berangkat, keburu siang nanti" ucap sang ayah sambil mengacak rambut anak gadisnya.

"Ih ayah rambut adek" gerutu aila sambil memrapikan rambutnya.

"Udah yah jangan dijailin terus anak nya." Ucap bunda yang berjalan dari arah dapur sambil membawa sebuat tas kertas entah isinya aila sendiri tidak tahu.

"Ini tadi tante buat kue, tolong kasih ke mama ya nak wisnu, maaf kalau rasanya kurang enak soalnya tante baru belajar." Lanjut bunda yuvi sambil menyerahkan tas kertas yang berisi kue tersebut.

Di Ujung Senja || NOMIN GsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang