20. Asing

171 11 17
                                    

Berbulan bulan telah berlalu sejak kejadian aila menangis di depan kelas karena yemi. Kini aila dan yemi menjadi semakin jauh dan asing. Mereka berdua seperti orang yang tidak pernah mengenal satu sama lain. Mereka satu sekolah bahkan mereka berada dikelas yang sama namun mereka menjadi asing seperti orang dari sekolah yang berbeda.

Aila kini menjadi gadis yang pendiam jika dulu ia hanya cuek dan dingin namun masih ada sikap barbarnya kini dia benar benar berubah menjadi batu berjalan. Menjadi semakin dingin dan pendiam. Sekarang ia juga lebih suka menyendiri, duduk dibangku taman belakang sekolah sambil merenungi banyak hal.

Berbeda dengan aila yang semakin hari semakin pendiam, justru yemi semakin hari menjadi semakin liar dan bar bar. Yemi menjadi gadis yang suka ngebuli siswa dan siswi di sekolah ini semenjak ia berhasil menjadi gadis sampul disalah satu majalah terkenal keluaran esem groub yaitu Majalah SES. Semenjak ia menjadi salah satu model dibawah naungan agensi yang sama dengan Shasa Putri, semenjak ia bergabung dengan geng yena yang terkenal bar-bar dan suka ngebuli.

Mereka berdua berubah menjadi orang lain yang sangat amat berbeda. Menjadi asing tak saling mengenal. Menjadi musuh meski dulu mereka saling menyayangi, atau bahkan mungkin mereka berdua sebenarnya masih saling menyayangi namun ego mereka terlalu tinggi untuk saling mengungkapkan.

Jika aila dan yemi menjadi semakin asing, berbeda dengan aila dan wisnu yang semakin menunjukan keromantisan mereka. Saling memahami, saling melengkapi, saling support satu sama lain. Mereka yang dulu canggung menunjukan keromantisannya kini mereka semakin terbuka dengan sikap itu. Dan karena hal itu banyak yang iri dengan keserasian mereka berdua terutama yemi. Yemi semakin terang terangan membenci aila karena aila yang mulai terang terangan menunjukkan keromatisannya terhadap wisnu.

Meski begitu yemi tetap tidak pantang menyerah untuk merebut wisnu dari aila. Meski yemi tau hasilnya nihil, meski yemi tau tidak akan semudah itu membuat wisnu berpaling. Wisnu sudah jatuh terlalu dalam pada pesona seorang aila dan itu yang membuat yemi tidak segan segan untuk membulli aila. Yemi tidak peduli siapa aila yang terpenting bencinya disampaikan dengan baik. Yemi seakan melupakan semua kebaikan aila kepadanya.

Begitulah manusia. Ketika seseorang melakukan satu kesalahan maka seluruh kebaikan yang pernah ia lakukan akan terlupakan begitu saja dan yang tersisa hanyalah satu kesalahan itu.

***

Kini aila sedang mencuci tangannya diwastafel toilet sambil merapikan rambutnya. Tak lama setelah itu yemi dan yena cs datang dan menghampiri aila.

"Eh ada tuan putri" ucap yemi yang berdiri disamping aila sambil bercermin.

Aila tidak membalas ucapan yemi ia hanya memutar bola matanya malas. Jujur ia malas berurusan dengan yemi dan antek anteknya. Ia sudah berusaha tidak meladeni mereka ketika mereka sedang membullinya namun entah kenapa mereka selalu saja mengganggunya.

"Setelah nggk punya malu habis ngerebut gebetan sahabatnya, sekarang dia budek" ucap yena menyindir aila yang masih saja diam tanpa ada keinginan untuk membalas ucapan mereka.

"Muka tembok tuh" celetuk zoya
"Ati ati kalau ngomong nanti dilaporin ke komite sekolah sama tuan putri dan kita dikeluarin" ledek reya tak mau kalah.

"Gue sih nggk takut, kalau dikeluarin tinggal pindah lah. Hahahaha" ucap zoya setelahnya mereka berempat tertawa ngeledek aila.

Ingin sekali rasanya aila menyumpal mulut mereka agar tidak banyak bicara tapi aila terlalu malas berurusan dengan mereka. Aila tidak takut sama sekali, aila hanya malas memperpanjang masalah.

Di Ujung Senja || NOMIN GsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang