22. Rencana

136 9 0
                                    

Saat ini aila dan juga yemi sudah duduk dibangku kantor ruang BK dan berhadapan dengan bu ira karena kejadian mereka berantem didalam kelas tadi. Mereka berdua hanya menunduk menunggu bu ira berucap terlebih dahulu. Mereka berdua tau mereka salah makanya mereka memilih diam dari pada nanti hukumannya ditambah.

"Mau jadi apa kalian. Udah kelas 11 sebentar lagi kelas 12, bukannya jadi contoh yang baik malah jadi contoh yang buruk. Kamu aila, rangking 1 paralel, anak beasiswa prestasi tapi tawuran. Yemi juga, seorang model majalah remaja, calon idola masa depan tapi tawuran, bukannya belajar yang bener malah jambak jambakan. Mau jadi jagoan?"

"Aila duluan bu yang mulai" ucap yemi berusaha membela diri.

"Eh enak aja. Yemi duluan bu yang dorong saya" bela aila

"Kok gue, jelas jelas lo duluan yang mulai"

"Dih jelas jelas lo duluan yang dorong gue kok"

"Kalo lo nggk ngerebut wisnu, lo nggk bakal gue dorong"

"Gue nggk ngerebut wisnu tapi wisnunya yang mau sama gue"

"Kalo lo nggk ganjen juga dia nggk bakalan mau sama lo"

"Perasaan yang suka ganjen sama wisnu itu lo deh yem"

"Kok lo ngeselin"

"Lo juga ngeselin main tuduh orang sembarangan"

BRAKKK

Aila dan yemi pun seketika terdiam ketika mereka mendengar suara gebrakan meja dari bu ira yang mulai lelah dengan pertengkaran kedua siswi berpretasinya. Mereka berdua baru kali ini masuk BK karena keduanya terkenal sebagai siswi yang berprestasi.

Aila yang terkenal berprestasi karena kecerdasannya dan yemi yang berprestadi di bidang non akademik yaitu memenangkan lomba fashion show tingkat SMA se Jakarta ditambah kini dia juga menjadi model majalah remaja. Banyak guru yang heran ketika kedua anak itu berjalan keruang BK bersama bu Ira seorang guru killer yang tidak peduli siapa itu kalau salah ya bakal kena hukuman. Dan kini kedua anak berpretasi itu masuk daftar list di buku BK.

Pada kenyataanya siswi berprestasi pun juga cuma manusia biasa yang punya salah dan bisa masuk BK.

"Masih mau berantem?" Tanya bu ira pada keduanya 

"Nggk bu" jawab mereka serempak.

"Kalau mau berantem lagi silahkan ditengah lapangan. Nanti ibu bakal panggil kedua orang tua kalian"

"Jangan bu" jawab mereka serempak lagi.

"Kali ini ibu cuma ngasih kalian hukuman, lain kali kalau hal seperti ini terjadi lagi. Maka ibu tidak segan untuk manggil orang tua kalian ke sekolah"

"Baik bu" jawab aila.

"Sekarang kalian boleh pergi. Jangan lupa setiap pulang sekolah bersihkan semua toilet wanita disekolah ini. Dan mulai besok pagi kalian berdua berangkat lebih awal karena kalian harus membersihkan halaman depan dan halaman belakang." Ucap bu ira.

"Kok banyak banget bu?" Tanya yemi.

"Kurang? Kalau begitu sekalian toilet guru, ruang kesehatan, ruang kesenian, lapangan indor dan outdor, ruang mu...."

"Cukup bu, hehehe toilet cewek sama halaman udah cukup kok bu, jangan ditambahi lagi. Kami permisi" ucap aila menyela ucapan bu ira agar hukuman mereka tidak ditambah.

Sebelum keluar mereka berdua menyempatkan untuk mencium tangan bu ira terlebih dahulu biar dapat berkahnya bu ira. Setelahnya mereka langsung menuju kelas tanpa berbicara satu sama lain.

Di Ujung Senja || NOMIN GsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang