Hai hai semuanya....
Selamat membaca cerita ku yaaa....(๑•﹏•)
Ziva Natasya, kalian bisa memanggil saya Ziva atau bunda Ziva. Umur saya 41 tahun. Saya single parents yang kini bekerja sebagai pegawai kantor. Saya hanya memiliki 1 anak laki-laki yang kini berusia 16 tahun.
Namanya Naren, hanya Naren.
Curhat sedikit ya...
Membesarkan anak seorang diri sangatlah susah. Tanpa adanya kekasih serta orangtua saya bisa membesarkannya sampai kini dia duduk dibangku SMA kelas 11.Saya sangat bangga kepada anak saya. Ia terlahir tanpa sosok ayah. Naren itu anak saya yang sangat-sangat manja. Tiada hari tanpa rengekan manjanya, rengekan menggemaskannya yang ingin minta di peluk, tidak akan bisa tidur kalau tidak saya temani.
Tapi yang namanya anak laki-laki pasti tidak jauh dari kata nakal atau bandel. Setiap harinya pasti ada saja pihak sekolah yang menguhubungi saya perihal kelakuan nakal Naren. Bisa dibilang Naren mendapatkan Surat Panggilan Orangtua setiap minggunya paling sedikit 2 kali, itu belum termasuk panggilan melalui telepon. Walaupun begitu, saya tetap menyayanginya.
Oke-oke, pasti kalian bertanya-tanya "Emang Ayahnya kemana?".
Sini-sini biar bunda ceritakan. Bunda sarankan kalian sambil ngemil ya, soalnya itu hal yang akan dilakukan Naren kalau saya sedang bercerita.Oke bunda mulai ya..
Flashback on
Flashback off
Gajadi, bunda males cerita soalnya bunda lagi sibuk. Maaf ya.. kalian mau bunda panggil apa?
"Bun, Naren mau susu" Ucap Naren setelah tiba di meja makan. Mengambil posisi untuk duduk.
"Kaya biasa kan? Rasa strawberry." Ujar bunda yang dibalas anggukan malas oleh naren. Naren terlihat masih mengantuk, terbukti sesekali ia menguap.
Pakaian sekolah naren juga masih berantakan, rambut yang masih acak-acakan serta dasi yang belum terpasang. Pemandangan tersebut hal yang biasa bagi Bunda Ziva. Karena ujung-ujungnya ia juga yang akan merapikan penampilan anaknya.
Bunda Ziva memaklumi sikap terlampau manjanya Naren, karena ia berfikir sikap anaknya mungkin faktor dari keadaan mereka. Tumbuh tanpa sosok ayah tidaklah mudah.
Hari ini adalah tepat sebulan setelah naren naik kekelas 11. Ziva prediksi, anaknya akan terus manja sampai kapanpun. Tapi tidak tahu jika anaknya telah memiliki pasangan kelak ia akan tetap manja atau tidak. Atau ia akan manja kepada kekasihnya saja?
"Tempe goreng doang Bun?" Tanya Naren melihat hidangan di atas meja yang hanya tersedia tempe goreng dan nasi. Disamping piringnya sudah terdapat susu rasa strawberry.
"Iya, maaf ya.. Bunda gajiannya nanti sore. Kamu makan yang ada dulu ya." Jawab bunda sambil memasukkan makanan ke dalam mulut.
"Kecap ada Bun?"
"Ada." Mendengar pertanyan Naren, Bunda Ziva langsung beranjak dari bangku menuju lemari untuk mengambil kecap.
"Mau dong." Bunda Ziva kembali berjalan ke meja makan. Memberikan kecap ke Naren yang langsung di terima.
Mereka melanjutkan sarapan dengan tenang dibarengi dengan candaan Naren yang membuat Bunda Ziva hampir tersedak. Walaupun hanya berdua, mereka merasa sangat bahagia.
"Bun,"
"Sini!" Naren berjalan mendekati Sang bunda. Sesampainya, Bunda Ziva langsung merapihkan pakaian Naren, dasi, serta rambut. Bunda Ziva tersenyum bangga melihat anaknya telah rapih. Tapi kalau difikir-fikir, apakah penampilan anaknya akan terus rapih sampai pulang sekolah?
YOU ARE READING
Ziva Anastasia
Fanfiction"Cocoknya Bunda sama siapa?" Tanya Bunda Ziva. "Nikahnya? Sama Om Asin juga gapapa." Jawab Naren Lets go dibaca....