Dagang

2 0 0
                                    


Hai hai semuanya....
Selamat membaca cerita ku yaaa....

(⁠๑⁠•⁠﹏⁠•⁠)



"ikuti arahan saya."

-------------



"Ada yang mau adzan kan?" Mendengar pertanyaan si Dokter, seorang pria langsung mengajukan diri. Pria itu bernama Dodi, sosok kepala keluarga dengan 1 anak. Seluruh warga sontak diam ketika Dodi mulai mengadzankan si kembar. Ketika di adzan kan pun bayi yang tadi menangis kini diam.

Didalam ruangan wanita itu menangis mendengar suara Dodi yang mengadzankan si kembar. Anak-anaknya tidak di adzankan oleh ayah biologisnya.
"Silahkan di beri asi ya Bu." Ucap dokter setelah masuk ruangan.

Selama memberikan Asi untuk si kembar, wanita it uterus melantunkan shalawat serta membacakan surah dengan lantunan yang halus. Si kembar terus menyedot sumber Asi dengan mata yang melihat ke Wanita yang telah melahirkan mereka. Di rasa cukup, ia kembali menutupnya lalu mencium kening ke dua anaknya.

"Bunda beri nama kalian .... Dan Naren" Ucap Wanita itu dengan senyuman yang mengalahkan manisnya gula.

Dokter menghampiri sambil berkata "Bu kami melakukan beberapa hal untuk anak ibu yang pertama keluar. Dia belum mengeluarkan suara dari tadi." Dokter yang hendak mengambil bayi itu terhenti karena bayi yang mereka maksud kini mengeluarkan tangisan dengan wajah yang tanpa ekspresi. Wanita itu yang awalnya khawatir menjadi lega karena anak-anaknya lahir tanpa ada kekurangan fisik. Kalimat syukur selalu ia ucapkan. Bayi itu seakan memberikan tanda agar ia tidak perlu khawatir.

Flashback off

Naren kini suah rapih dengan setelan kaos polos dan celana traning. Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 9, Mereka berdua bergegas pergi. Kini mereka telah tiba di depan kantor tempat bekerja Bunda Ziva. Sudah ramai orang berlalu lalang. Turun dari motor bersama kresek berisi kue dagangannya, lalu menyalimi Naren yang setelahnya pergi menjauh.

"BU!! BELI KUE"

"BU SAYA BELI LIMA"

"BU TUNGGU!!"

"BU RASA WORTEL BU 5!!"

Baru 5 langkah dari gerbang, orang-orang langsung berlarian kearahnya sambil berteriak. Ziva yang mengerti langsung membuka kresek dagangannnya. Pembeli berdatangan dari segala arah. Mereka yang ingin membeli langsung mengambil barisan dengan rapih. Mobil yang hendak masuk terpaksa terhenti karena tidak memiliki akses jalan. Ziva bisa kena sanksi nih.

Dengan telaten Ziva melayani semuanya. Dengan senyuman dan beberapa candaan yang ia lontarkan maupun pembeli berikan. 8 menit semua dagangan Ziva sudah habis ludes. Banyak pula orang yang kecewa karena tidak kebagian. Sibuk merapihkan dagangan sampai tidak menyadari kedatangan seseorang.

"Mobil saya tidak bisa masuk." Ucap seorang pria di depannya dengan aura kepemimpinan

"Maaf pak." Ziva menundukkan kepala.

"Tidak semudah itu. Kamu harus jadi sekretaris saya." Dari kalimat ini, 100% adalah Arvin.

"Pak-"

"Seminggu aja.. ya, pliss." Arvin memohon tanpa memperdulikan jabatannya dan ekspresi karyawan di sekitar. Para Pekerja berekspresi tidak percaya dan banyak yang mulut nya terbuka atau mangap melihat perlakuan Arvin.

"Oke"

"Terimakasih kak Ziva, sampai jumpa di ruangan saya... Arvin akan selalu menunggumu.." Arvin berucap dengan gemulai sambil berjalan masuk ke kantor.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 21, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ziva AnastasiaWhere stories live. Discover now