Hai hai semuanya....
Selamat membaca cerita ku yaaa....(๑•﹏•)
"Pak Arvin." Jawab Pak satpam bernama supi.
-----------"Nah itu.."
"Ayo pulang, bunda capek."
"oke. Mari pak." Pamit Naren kepada satpam.
"Hati-hati"
Mereka berdua berjalan menuju motor. Ziva yang awalnya ingin naik duluan dicegah oleh Naren.
"Biar naren aja bun yang bawa motor, bunda bilang capek." Naren mengelus pipi tirus Bunda Ziva sambil tersenyum.
Naren menghidupkan motor, menunggu bundanya naik. Setelah dirasa sudah, ia mulai melajukan motornya. Bunda Ziva di sepanjang perjalanan memilih memejamkan mata sambil memeluk sang anak.
Naren juga sesekali mengelus pergelangan tangan sang bunda yang kini memeluknya. Tak bisa di pungkiri bahwa malam ini cuacanya sangat dingin. Naren memelankan kecepatan motornya karena takut sang bunda kedinginan.
"Bunda, si pak apin,asin-"
"Arvin"
"Nah itu, emang dia di kantor menjabat sebagai apa bun?" Tanya Naren penasaran sambil melirik spion, terlihat sang bunda yang mengubah raut wajahnya seperti ingin protes.
"Kenapa emangnya?!" Sewot Bunda Ziva
"Op op santai Bun. Ini tuh demi masa depan bunda." Naren tidak akan kuat dengan amarah sang Bunda. Terakhir kali bundanya ngambek. Membuat dirinya seharian menangis karena di cuekin.
"CEO, emang kenapa?"
"wih boleh tuh, Naren setuju kalau bunda sama om Asin."
"ssstt omongannya." Naren meringis mendapat cubitan dari Bundanya.
"bunda, selama seminggu kedepan naren ngapain ya?"
"bantu bunda buat kue"
"Temen bunda ulangtahun?"
"bukan. Bunda mau jualan di kantor."
"di lebihin ya bun. Entar Naren jual di warung depan sekolah."
"iya, tapi kamu jangan sampai buat onar loh"
"iya bundaa" Sahut naren sambil tersenyum menyakinkan bundanya.
Ayolah Ziva, apa salahnya mempercayai putra sendiri.
Sesampainya dirumah, Bunda Ziva langsung masuk kedalam rumah. Pintu rumahnya tidak terkunci, ia melihat kearah Naren yang tengah tersenyum.
"Hehehe lupa dikunci. Aman kok bun, masih ramai" Ucap Naren sambil cengengesan. Memang disekitaran rumahnya akan terus ramai sampai pukul 1 malam.
Lagipula terdapat pos satpam yang selalu ramai oleh warga yang letaknya tidak terlalu jauh.
Memasuki rumah lalu meninggalkan Naren yang tengah memasukkan motor ke ruang tamu. Dirumahnya, mereka tidak memiliki garasi jadi mengharuskannya menempatkan motor di ruang tamu.
"Mandi dulu bun. Jangan langsung tidur." Ujar Naren melihat sang bunda yang hendak berjalan menuju kamar.
Dirumahnya hanya terdapat 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, ruang keluarga yang bersatu dengan ruang tamu, juga memiliki halaman yang bisa dibilang lumayan luas, terdapat 1 pohon manga yang lumayan besar yang sering dijadikan tempat nongkrong bocil-bocil yang sebenarnya hanya modus saja, faktanya mereka akan diam-diam mengambil mangga.
![](https://img.wattpad.com/cover/349386327-288-k948001.jpg)
YOU ARE READING
Ziva Anastasia
FanfictionBahagia anak adalah bahagia seorang Ibu. Tangis, tawa, manja, dan nakal adalah sikap normal seorang anak. Kalau bisa ia akan membuat semua hal tentang anaknya menjadi abadi mau itu diingatannya ataupun di dunia. Lets go dibaca....