Boxer Naren

2 0 0
                                    

Hai hai semuanya....
Selamat membaca cerita ku yaaa....

(⁠๑⁠•⁠﹏⁠•⁠)


"....Entar rumah saya becek."

----------------


Merasa tidak ada nada perlawanan, Bunda Ziva berjalan menuju kamar Naren meninggalkan dua pria yang tengah menikmati coklat panas. Sesampainya dikamar Naren, Bunda Ziva langsung berjalan menuju lemari pakaian lalu mencari pakaian yang dikira pas di tubuh Arvin. Ia juga memilih pakaian yang akan dikenakan Naren.

"Untung Naren kalau beli jaket ukurannya oversize. Boxer Naren muat ga ya di pake Arvin? Hemmm kalau ga muat biar dia pakai lagi celana dalamnya yang basah. Celana Naren ga ada yang muat sih kayaknya, pakai sarung aja." Bunda Ziva tampak serius memilih pakaian. Berjalan ke jendela kamar Naren lalu mengambil sarung yang biasanya berfungsi sebagai gorden jendela kamar Naren. Untuk pakaian Naren, ia memilihkan kaos oversize dan celana traning. Selanjutnya Bunda Ziva berjalan menuju ke tempat Naren berada dengan membawa pakaian yang tadi di pilihnya.

"Kak aku pulang aja." Ucap Arvin ketika melihat Bunda Ziva berjalan mendekat.

"Udah ku pilihin pakaian mu kalau emang mau ganti atau mandi disini." Ujar Bunda Ziva sambil memberikan pakaian ke Naren dan Arvin.

"Oke aku gajadi pulang." Ujar Arvin sambil menerima pakaian yang diberikan Bunda Ziva.

"Om kok plin-plan gitu sih." Kesal Naren. Naren menerima pakaian yang di berikan Bunda Ziva lalu tersenyum setelah mendapatkan usapan dari bunda Ziva.

"Kamu ga suka?" Tanya Arvin terlihat iri karena tidak mendapatkan usapan seperti Naren.

"Bukan ga suka, kenapa ga sekalian aja nginep disini." Saren Naren yang membuat Arvin sontak kegirangan.

"Oke-"

"Besok kerja" Sela Bunda Zeila

"aku CEO nya jadi terserah aku." Ucap Arvin bersedekap dada.

"Aku ga suk-"

"Oke habis hujan aku pulang. Jangan ngambek ya kak." Ujar Arvin yang tidak siap untuk mendengar ucapan Bunda Zeila.

"Cepet ganti pakaian kalian entar kalau sakit yang susah siapa?" Ujar Bunda Ziva sambil berjalan menuju sofa meninggalkan Naren dan Arvin. Menduduki sofa lalu menghidupkan TV menonton acara gosip. 10 menit berlalu Bunda Ziva masih setia dengan tontonannya sampai tidak menyadari kedatangan Arvin. Bunda Ziva terkejut setelah menyadari keberadan Arvin yang memakai sarung kini duduk di sofa yang berbeda.

"Ga ada celana kak? Harus banget pake sarung. Celana dalam juga ga ada." Arvin tidak terbiasa menggunakan sarung semenjak ia berumur 17tahun sampai sekarang.

"Kan ada boxer Naren." Ucap Bunda Ziva yang masih fokus dengan TV.

"Boxer doang mana bisa. Untung ada celana dalam Naren yang udah lama ya walaupun ada beberapa bagian yang bolong."

"Hmmm"

"Udah mau maghrib tapi hujannya belum reda." Ucap Arvin berharap diperbolehkan untuk menginap

"Jadi mau giman-"

"Bun..."
"Naren ada tugas, ajarin dong." Naren menghampiri Bunda Ziva dengan beberapa buku di tangannya.

"Sini sama om. Om dulu juara parallel." Sombong Arvin yang merupakan fakta. Siapa yang tidak tau Arvin? Di usianya yang ke 17 tahun ia sudah beberapa kali mengikuti mitting di perusahaan Ayahnya. Ia juara parallel dan banyak piala maupun piagam penghargaan prestasinya. Dari Arvin masih TK pun orang-orang sudah mengetahui kecerdasannya. Kalau seluruh penghargaannya di gabungi dari umur 6 tahun sampai sekarang sudah pasti Arvin bisa membuat museum khusus penghargaannya.

Ziva AnastasiaWhere stories live. Discover now