Hai hai semuanya....
Selamat membaca cerita ku yaaa....(๑•﹏•)
"Kak"
------
"Hemm" Ziva mengunyah makanannya serta pandangan yang mengarah ke Rina. Sahabatnya ini banyak omong padahal sedang makan.
"Kemarin kan emang jadwal kakak libur...." Rina menggantungkan ucapannya
"iya, minggu aku libur. Kenapa?" Jawab Ziva setelah menelan makanan
"....Kan aku kerja tuh...." Ucap Rina yang sengaja menggantung agar Ziva sepenuhnya fokus ke arahnya.
"iya, terus?" Tanya Ziva sambil meminum minumannya. Ziva terus membatinkan kata sabar
"Pak Arvin nyariin kakak." Rina menatap Ziva dengan serius.
"Hah?!" Ziva terkejut sekaligus heran. Buat apa lelaki itu mencarinya?
"Gila, aku aja kaget kak! Tiba-tiba tuh CEO masuk keruangan langsung ngomong 'Ziva mana?' Gitu. Kira-kira kenapa ya kak?" Tanya Rina penasaran.
Sebenarnya ia sudah mengetahui perasaan CEO kepada sahabatnya ini atau mungkin seluruh penghuni kantor sudah lebih dahulu mengetahuinya. Tapi, emang Ziva saja yang tidak peka ataupun memang berusaha menghindar dan menepis fakta itu."gatau" Ziva tatap cuek. Bukan cuek terhadap CEO nya, tetapi ia kan cuek dan abai akan semua hal menyangkut cowo yang menyukainya.
"kak, kalau di hitung-hitung, pak Arvin udah beberapa kali nyariin kakak tanpa alasan." Rina masih terus memancing Ziva.
"Tanpa alasan?"
"Iya, kalau ku tanya 'kenapa?', jawabnya malah 'Gapapa'. Kek Cewe anjir," Gerutu Rina
"kak, aku curiga kalau Pak Arvin punya rasa ke kakak." Sambung Rina membuat Ziva hampir menyemburkan minumannya."huss apaan sih." Sela Ziva
"gapapa kak. Kakak janda, Pak Arvin brondong tua. Hahaha" Rina tertawa mengingat nasib atasannya yang belum menikah.
"Masih perjaka." Sambungnya berbisik
"Diam kamu Rin. Lanjut makan aja." Kesal Ziva sambil menyuapi nasi ke mulut Rina agar tidak berceloteh terus.
"Tuh tuh kak. Pak Arvin tuh." Tunjuk Rina menggunakan dagu serta lirikan mata.
"Anjir, dia jalan kesini kak." Heboh Rina sambil secepat kilat merapihkan apapun yang berantakan di diri Ziva.
Ziva yang mendapat perlakuan itu lantas menghentikan pergerakan Rina yang membuat gadis itu memanyunkan bibirnya.
"Selamat siang pak." Serentak Ziva dan Rina ketika sang CEO telah berada di hadapan mereka.
"Siang. Ziva, nanti habis makan ke ruangan saya. Ada yang mau saya bicarakan." Perintah pak Arvin
setelahnya langsung berjalan menjauh bersama sekretarisnya yang dijuluki Buntut CEO."Baik pak." Jawab Ziva tersenyum.
"Kak apa ku bilang. Terima aja udah orangnya kaya, ganteng, CEO lagi, walaupun umur tua-an kakak. Kakak juga masih cantik." Ujar Rina mencolek dagu Ziva
"Rina, mulai besok kamu saya tukar dengan pegawai ruang sebelah." Ucap Ziva tegas lalu berdiri setelahnya pergi menuju ruangan CEO.
"kak..kak.." Panggil Rina.
YOU ARE READING
Ziva Anastasia
Fanfiction"Cocoknya Bunda sama siapa?" Tanya Bunda Ziva. "Nikahnya? Sama Om Asin juga gapapa." Jawab Naren Lets go dibaca....