20

253 12 0
                                    


Happy reading!!

"Paman memang suka berlebihan, tapi dia sangat menyayangimu."

Tian mengangguk membanarkan "memang iya, tapi aku tidak menyukai takdir kenapa aku harus bertemu dengannya kembali."

"Tian, setiap manusia melakukan kesalahan, tidak ada manusia bersih dari hal itu, aku hanya menyarankan, jika Kalandra berusaha mendekati dirimu, kau terima dia jangan menolak, aku tidak ingin membandingkan masalahmu dengan masalah yang aku hadapi bersama Jordan dulu, bukankah aku sudah bercerita? Aku hanya ingin dari ceritaku kau bisa mendapatkan jawaban ketika masalah percintaan datang." Teana meraih tangan Tian dan menatap ke arah matanya, "beri Kalandra kesempatan jika dia memang berniat mendekatimu, memaafkan lebih baik Tian, kau telah dewasa, bukan anak SMA seperti dulu."

"Aku takut dia mengulangi kesalahan lagi."

"Aku mengerti, aku dulu merasakan hal itu saat Jordan memaksaku kembali, tapi ternyata itu semua tidak terbukti, kita bahkan hidup bahagia sekarang."

"Aku harus memaafkannya?" Teana mengangguk semangat, "membiarkan dia mendekati aku lagi?" Lagi-lagi Teana mengangguk.

"Tapi untuk kembali, itu berada pada keputusanmu, tanya pada hatimu sendiri kau mau kembali pada Kalandra atau tidak, tapi aku sarankan melihat bagaiaman kerasnya dia mengejar dirimu."
.
.
.
Tian pagi ini telah di sibukkan dengan kertas-kertas yang menumpuk, kertas itu meminta perhatian penuh, meminta goresan pena yang Tian bubuhkan.

Ketukan pada pintu terdengar "masuk."

"Tian, ada tamu yang ingin menemui dirimu."

"Biarkan masuk."

Tian menunggu orang itu masuk, kedopanan yang selalu Tian jaga menunggu orang lain masuk tanpa dia sibuk pada apapun "Kalandra." Dia terkejut bagaiaman Kalandra mengetahui perusahaannya.

Kalandra tersenyum kecil, dia menggunakan jas putih dan celana kain hitam, tungkainya melangkah mendekat "maaf lancang ingin bertemu denganmu tanpa membuat perjanjian."

Tian mengangguk "duduklah."

Kalandra duduk di hadapan Tian, suasana berubah canggung untuk Tian "Tian."

"Iya?"

"Maaf."

Tuan mengangguk "aku sudah memaafkanmu."

"Jika begitu kau membiarkanku untuk berjuang mendapatkanmu?"

"I-iya?" Ragu Tian, "lihat saja, aku bisa kembali padamu atau tidak, tapi bagaimana dengan kekasih perempuanmu?" Tanyanya penasaran.

"Setelah kau memutuskanku, aku mencoba bertahan dengan dia, tapi berselingkuh."

"Bagaimana rasanya diselingkuhi?" Ejek Tian.

"Biasa saja."

Tian menatap dengan tatapan bingung, mana ada seorang kekasih yang hanya biasa saja saat di selingkuhi "kau aneh."

"Tidak."

"Kau itu aneh, kenapa hanya biasa saja saat kekasihmu berselingkuh." Kesalnya, "atau kau juga biasa saja saat hubungan kita berakhir?"

Kalandra menggeleng "itu berbeda, aku biasa saja saat perempuan itu melakukan perselingkuhan tapi saat dirimu mengatakan putus, barulah aku merasakan sakit hati, rasanya semuanya hancur, bahkan aku ingin meloncat pada bendungan itu, tapi aku teringat orang tuaku."

Terkejut mendengar pengajuan Kalandra tapi Tian bisa mengontrol ekspresinya "untung saja otakmu bisa berpikir, mungkin jika kau meloncat kau akan menjadi hantu air." Cibirnya, "tapi kenapa kau hanya biasa saja saat perempuan itu berselingkuh?"

KalandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang