31. Pembinor

624 30 0
                                    

Sean kini seperti stalker yang selalu mengikuti kemanapun istri dan anak-anaknya pergi. Seperti pagi ini, dia tengah mengikuti Beby dan anak-anaknya yang dibawa oleh Gala dan keponakannya ke area permainan di mall. Terlihat anak-anaknya sangat senang menghabiskan waktu bersama Gala, sampai-sampai tidak ada yang ingat kalau mereka masih mempunyai papa.

Hampir seharian mereka bermain, nonton bioskop dan makan di restoran. Semuanya tidak lepas dari pengamatan Sean yang mengawasi dari jauh.

"Bian, makan yang bener," omel Beby geram melihat Bian main-main dengan makanannya. "Liat tuh Rafa anteng."

"Iya ma."

Gala tersenyum menatap Beby yang duduk dihadapannya. Lalu tanpa diminta tangannya mengusap sudut bibir Beby yang terkena saos hingga membuat wanita itu tersentak kaget.

"Tadi ada saos dibibir kamu," ujarnya santai.

"Ah iya." Mendadak Beby gugup diperlakukan seperti itu oleh pria lain. Ia akhirnya fokus menyantap makanannya.

"Ma, mau tuker sama punya mama," pinta Anby yang melihat makanan yang dipesan Beby terlihat lebih enak dibandingkan makanan yang ia pesan.

"Yaudah, kita tukeran." Beby dengan suka rela menukar makanannya dengan makanan pilihan Anby. Karena melihat Anby bahagia membuat Beby ikut tersenyum.

"Ibu yang baik," gumam Gala semakin terpesona dengan wanita yang ada didepannya. Sejak kecil Gala sudah kehilangan sosok ibu. Lebih tepatnya saat usianya baru menginjak lima tahun sang ibu meninggal dunia. Dulu ia tak tahu apa-apa, namun sekarang dia tahu apa penyebab sang ibu meninggal. Yaitu sang ibu mengetahui perselingkuhan suaminya dengan sahabatnya sendiri. Karena tidak kuat dengan masalah yang menimpanya hingga ia mengalami depresi. Wanita itu merasa kalau suaminya berselingkuh karena ia tidak becus menjadi istri. Ia menjadi sering menyalahkan dirinya dan berakhir menyakiti diri sendiri sampai nyawanya melayang.

Tidak heran saat melihat Beby dengan sifat keibuannya membuatnya merindukan sosok sang ibu. Dan saat melihat Sean, ia juga teringat sosok sang ayah yang dengan teganya berselingkuh. Membuatnya ingin bertindak jauh, yaitu merebut Beby dari Sean. Mungkin orang akan menganggapnya buruk dengan istilah 'merebut' tapi menurutnya itu jauh lebih baik dari pada ia melihat wanita yang ia cintai masih bersama pria brengsek itu.

"Apa?" tanya Beby.

"Nggak pa-pa," sahut Gala sambil menggaruk tengkuknya sambil tersenyum malu-malu.

Sean mengepalkan tangannya melihat itu semua.

***
Bagaimana Sean bisa tenang disaat ia tidak bisa mendekati sang istri untuk sementara waktu, ditambah ada satu pengganggu yang terlihat dengan jelas memiliki perasaan terhadap istrinya, siapa lagi jika bukan Gala. Pria muda yang berhasil membuat Beby tersenyum kembali.

Kalau saat ini ia tidak bisa mendekati sang istri, tapi ia bisa menyingkirkan pemuda itu dari istrinya. Bagaimanapun juga Sean takut Beby jatuh cinta kepada pemuda itu.

Untuk itu, Sean mencari tahu siapa Gala dan dimana dia bekerja. Hingga pada malam harinya ia nekat mengikuti mobil Gala lalu menyalip dengan kecepatan tinggi dan memaksa mobil Gala untuk menepi.

Gala yang masih muda terpancing emosi dengan mobil yang baru saja menghalangi jalannya. Dengan tergesa-gesa pria itu keluar dari mobil sambil menggulung lengan bajunya. Begitu juga dengan Sean, pria yang kini tak muda lagi itu keluar mobil untuk memperingatkan pria muda itu agar menjauhi istrinya. Karena bagaimanapun juga Beby masih istri sahnya. Jadi tidak ada seorangpun yang boleh mendekatinya. Apalagi hubungannya dengan sang istri sedang memburuk. Ia tak mau celah itu dimanfaatkan oleh pembinor untuk masuk.

Gala tersenyum sok akrab saat menyadari kalau pria yang baru saja membahayakan dirinya sendiri demi menghetikan laju mobilnya adalah calon mantan suami wanita yang ia cintai.

"Hai bro!" sapa Gala sambil melambaikan satu tangannya.

"Saya nggak ada waktu untuk basa-basi. Jadi kedatangan saya ini untuk memperingatkan kamu supaya jauhi istri dan anak-anak saya!" seru Sean dengan tegas setelah berdiri tegap di hadapan Gala.

Sebelah alis Gala naik, senyum dibibirnya belumlah pudar, justru kini semakin lebar. "Maaf nih bang, maksud abang apa?"

"Kamu pikir saya nggak tau kalo kamu lagi deketin istri saya."

"Iya, karena gue cinta sama istri lo. Bahkan sekarang tambah cinta setelah tau semuanya tentang kalian," ungkap Gala.

"Bangsat!" Sean mencengkeram kerah leher Gala dengan wajah penuh emosi. "Sadar nggak kalo dia masih istri sah saya!"

"Sadar, gue sadar banget bang, tapi kayaknya lo salah. Bukan gue yang bangsat, tapi elo."

"Kurang ajar!" Cengkeraman dikerah leher Gala semakin kuat.

"Kalo lo nggak bisa bahagiain istri sama anak-anak lo, gue siap buat gantiin," ujar Gala dengan ekspresi tak kalah dingin. Gala dengan terang-terangan menantang Sean karena tak tega melihat wanita yang ia cintai menderita karena terjebak pernikahan dengan pria brengsek seperti Sean.

Bug!

Sean memberikan bogem mentah ke pipi Gala hingga pria itu jatuh tersungkur di tanah. Gala menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya sambil terkekeh. "Boleh juga."

"Ngelihat kelakuan lo, gue tambah yakin kalo lo nggak pantes buat Beby." Gala bangkit lalu menerjang tubuh Sean dan memberikan bogem mentah berkali-kali.

Sean tak mau kalah, dia juga membalas memukul Gala. Hingga terjadi perkelahian sengit di pinggir jalan. Wajah keduanya sama-sama babak belur, lantaran Sean dan Gala mengeluarkan seluruh tenaganya untuk saling membalas pukulan.

Perkelahian sengit itu berlangsung cukup lama. Karena tidak ada tanda-tanda dari mereka yang mau menyerah. Sean bertekad mempertahankan Beby, sementara Gala bertekad merebut Beby. Alhasil mereka sama-sama jatuh tersungkur di tengah jalan. Dan tanpa terduga tiba-tiba ada mobil yang melintas dengan kecepatan tinggi.

Brak!

Kedua pria yang tadi berkelahi kini tergeletak bersimbah darah di tepi jalan. Sementara mobil yang menabrak mereka memilih melarikan diri. Beruntung ada mobil lain yang menelpon ambulan dan membawa mereka ke rumah sakit terdekat.

***
Beby berlari di lorong rumah sakit dengan raut khawatir. Tadi ia ditelpon oleh Linda dan mengabarkan kalau Sean baru saja mengalami kecelakaan. Hingga tanpa pikir panjang, Beby pergi ke rumah sakit dan menyingkirkan semua kekesalannya kepada sang suami.

"Mi, gimana keadaan mas Sean?" tanya Beby dengan nafas tersengal-sengal.

"Sean koma," sahut Linda lalu wanita itu menangis dan menghambur ke pelukan Beby.

Jantung Beby terasa seperti tertusuk pedang, ia terkejut karena tak menyangka akan separah itu. Tak pelak, Beby pun ikut menangis mendapati kabar buruk mengenai suaminya.

"Kata dokter, Sean terluka parah. Dan harapan hidupnya kecil, mami takut Sean meninggal, Beb," ujar Linda histeris.

"Mami jangan bilang begitu, aku yakin mas Sean baik-baik aja, sebentar lagi mas Sean pasti bangun. Mami tenang ya," ujar Beby berusaha menenangkan mertuanya. Meskipun ia juga tak tenang. Kemungkinan terburuk itu bisa saja terjadi. Dan ia bisa kehilangan Sean kapan saja.

Tubuh Beby bergetar hebat saat melihat keadaan Sean yang terbaring tak berdaya di atas ranjang dengan peralatan menempel di sekujur tubuhnya. Melihat keadaan sang suami, perasaan jengkelnya mendadak lenyap dan digantikan dengan perasaan khawatir.

Beby duduk di kursi sebelah ranjang, ia meraih tangan Sean dan menggenggamnya dengan erat. "Mas," ujar Beby lirih. Tak kuasa menahan air matanya.

"Bangun, mas," ujarnya lagi dengan suara serak.

"Aku mohon, mas bangun, aku udah maafin mas," isak Beby begitu pilu.

Sementara di ruangan lain Gala pun terbaring di atas ranjang namun tak separah Sean. Hanya saja sampai sekarang dia belum sadarkan diri. Karena berita kecelakaannya, akhirnya sampai ke kakak dan kakak iparnya, mereka langsung memutuskan pulang dari Amerika.

Aku Bukan Istrimu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang