18. Pertengkaran

572 29 20
                                    


Plak!

Beby menampar pipi Sean dengan kencang. "Cukup mas, kamu nggak usah bohongin aku lagi, aku muak sama kamu!"

Sean mengelus pipinya yang baru saja ditampar sang istri.

"Aku bakal jelasin besok," ujar Sean seraya berjalan keluar kamar, membiarkan Beby sendiri dulu untuk meredam amarahnya yang sudah meledak-ledak. Karena percuma saja jika ia menjelaskannya sekarang. Beby tidak akan mendengarkannya karena wanita itu sudah dikuasai oleh amarah.

Beby menangis meraung-raung di dalam kamar setelah Sean pergi. Meluapkan kekecewaannya.

***
Kevin dan Sean sama-sama berjalan menuju ke ruang makan untuk sarapan. Namun keduanya kebingungan saat di meja makan tidak ada makanan. Hanya ada Beby yang duduk sambil menyantap roti dan selai sendirian.

"Pagi ma," sapa Kevin seraya tersenyum cerah.

"Jangan panggil mama, panggil aja tante," sahut Beby dengan nada datar dan tanpa menatap keduanya. Ia malah sibuk menatap layar ponselnya.

Kening Kevin berkerut dalam tak mengerti kenapa mamanya terlihat bersikap aneh seperti ini.

"Ma!"

"Jangan panggil mama, aku alergi kalo dipanggil mama, panggil tante aja."

Sean menepuk bahu Kevin sambil memberikan kode melalui matanya untuk tidak mengusik mamanya lebih dulu.

"Mbak Yani, siapin sarapan ya," perintah Sean bahkan pria itu sampai pergi ke dapur.

"Mau dibikinin sarapan apa pak?"

"Roti sama selai cokelat aja, dua, buat saya sama Kevin."

"Iya pak," sahut Yani.

Sean kembali ke ruang makan. Ia melihat Kevin duduk sambil terus-menerus menatap Beby. Saat Sean duduk di sebelah Beby tiba-tiba wanita itu beranjak pergi.

"Ma, Bian sama Anby mana? Kok nggak kelihatan?" Kevin bingung biasanya pagi-pagi seperti ini kedua adiknya akan berisik karena saling berdebat dan bertengkar kecil.

Beby menghentikan langkah kakinya lalu berkata tanpa menoleh. "Biasain sarapan tanpa mereka ya," sahut Beby dengan nada dingin yang tidak pernah Kevin dengar sebelumnya.

"Pa, mama kenapa? Apa mama marah gara-gara kita minta panggilan mama diganti jadi mami?"

Sean diam sejenak. Lalu mengembuskan nafas panjang.

"Mungkin mama lagi PMS."

***
Akhir pekan ini Sean dan Kevin tidak ke apartemen Aura dulu. Karena ada masalah yang harus Sean selesaikan.

Tanpa keberadaan Bian dan Anby rumah besar itu terasa sangat sepi dan kosong. Apalagi Beby lebih banyak diam. Bahkan tidak menatap Kevin dan Sean sama sekali sejak tadi pagi.

Kevin benar-benar tidak suka terus-menerus diacuhkan seperti ini oleh ibu sambungnya.

"Ma, ayo ke rumah kakek nenek nyusulin Bian sama Anby," pinta Kevin.

"Ngapain nyusulin mereka?"

"Kangen ma sama mereka."

"Biasanya nggak kangen, kenapa tiba-tiba jadi kangen?" Nada bicara Beby begitu datar sampai membuat Kevin tak nyaman.

"Kevin, kalo kamu mau nyusul Bian sama Anby sendiri aja ya. Kayaknya mama lagi nggak enak badan." Tiba-tiba Sean muncul.

Beby tersenyum sinis. Sean benar-benar pandai berbohong. Tidak heran ia sampai tertipu dengan kata-katanya.

"Yaudah, Kevin siap-siap."

Setelah Kevin pergi menyusul Bian dan Anby. Sean langsung menyuruh para asisten rumah tangga untuk keluar dari rumah sampai ia perintahkan mereka untuk kembali. Bahkan Sean menyerahkan beberapa lembar uang untuk digunakan mereka untuk berbelanja atau makan diluar.

Aku Bukan Istrimu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang