Setelah kepulangan Bian dan Anby ke rumah perasaan Beby pun menjadi lega. Ia bahkan tidak memakai kartu kredit untuk berbelanja seperti pesan Sean. Jangankan berbelanja dan bersenang-senang. Untuk makan saja Beby tidak sanggup sebelum mengetahui keadaan kedua anaknya.
"Ma, Anby laper."
"Bian juga ma." Keduanya kompak mengeluh kelaparan.
"Kalian udah makan siang belom?" tanya Beby dengan tatapan khawatir.
"Udah sayang," sahut Sean.
"Belom!" sahut Bian dan Anby kompak seraya menggelengkan kepala.
Beby menatap Sean dan kedua anaknya secara bergantian.
"Udah atau belom?"
"Belom!" sahut kedua anak kembarnya dengan kompak.
"Loh, tadi papa udah beliin ayam goreng sama sate. Kenapa nggak dimakan?"
"Ayam gorengnya jatoh, terus sate ayamnya dimakan tante Aura," sahut Bian, tadi bocah itu melihat tusuk sate berada di dalam tempat sampah.
"Tante Aura?" Beo Beby lalu tatapan matanya beralih ke arah sang suami. Hatinya terasa tercubit. Kenapa suaminya membawa Anby dan Bian menemui wanita itu? Apa yang sebenarnya Sean pikirkan?
Nafas Beby memburu. Ia ingin marah kepada Sean. Tapi mengingat kedua anaknya kelaparan, alhasil ia menunda membahas hal ini.
"Aku bisa jelasin," ujar Sean.
"Ayo makan, kebetulan tadi mama juga belom makan siang karena kepikiran kalian berdua." Beby mengacuhkan Sean. Masalah kemarin saja belum Beby maafkan. Tapi sekarang pria itu kembali berulah.
"Makanan udah siap!" pekik Beby ceria sambil membawa ayam kecap yang tadi ia masak. Lalu ia hangatkan sebentar.
Bian dan Anby makan dengan sangat lahap sampai membuat Sean bingung. Ia pikir Bian dan Anby mengeluh kelaparan hanya pura-pura. Tapi dilihat dari bagaimana mereka makan, jelas keduanya benar-benar tengah kelaparan. Kalau begitu, lantas kemana sate ayam dan ayam goreng yang ia beli tadi? Benarkah Aura memakannya seorang diri?
Sean menggelengkan kepala, tak mungkin Aura setega itu membiarkan anak-anaknya kelaparan, ia sangat yakin kalau Aura telah berubah, mengingat Aura sudah mendapatkan pelajaran hidup saat di Amerika selama sembilan tahun lamanya. Mungkin saja Bian dan Anby asyik bermain hingga membuat mereka berdua lapar kembali.
***
Beby duduk berhadapan dengan Sean. Ekspresinya begitu datar. Sampai membuat Sean mengembuskan nafas kasar."Sayang, maafin aku." Sean buka suara setelah hening beberapa menit yang lalu.
"Aku nggak marah kamu ketemu Aura, terserah kamu, aku udah nggak peduli. Tapi yang bikin aku kesel, kenapa kamu bawa Anby sama Bian?"
"Sayang, aku bisa jelasin, kamu jangan marah-marah dulu."
Beby mendengus sambil melipat kedua tangannya.
"Kemarin Aura bilang sama aku kalo dia penasaran sama Bian dan Anby. Dia cuma pengen liat mereka berdua. Udah gitu doang, aku nggak macem-macem kok."
"Gimana ceritanya wanita itu tau Bian sama Anby? Jawab!" bentak Beby kesal.
"Pasti karena kamu cerita sama dia kan? Apa aja yang udah kamu ceritain ke wanita itu? Tentang rumah tangga kita?" tebak Beby hingga membuat Sean terdiam.
"Itu...."
"Atau jangan-jangan kamu sengaja kenalin Bian sama Anby ke CALON MAMA TIRINYA! Iya gitu?!" Beby menekan kata calon mama tiri saking kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Istrimu 2
RomanceCerita tentang kehidupan pernikahan Beby dan Sean yang tidak mudah.