29. Belajar Cuek

682 39 0
                                    

Beby mengundang Gala dan Rafa makan malam di rumahnya untuk membalas kebaikan mereka yang selalu membantunya. Dulu Beby pernah berjanji akan mentraktir keduanya, tapi setelah masalah yang bertubi-tubi menimpanya akhirnya ia melupakan janjinya. Dan kini ia menggantinya dengan mengundang mereka makan malam.

"Wah... Banyak banget masakannya. Kamu sendiri yang masak?" tanya Gala begitu terpukau.

"Nggak, dibantu sama emak," sahut Beby.

"Silakan duduk, nggak usah malu-malu," ujar Beby begitu ramah. Wanita itu kembali ke dapur untuk mengambil beberapa gelas.

Gala menghampiri Romlah dan Edi lalu mencium tangan keduanya dengan sopan.

"Duduk Gal, kagak usah malu-malu."

"Iya mak," sahut Gala tanpa sungkan.

Mereka semua akhirnya makan malam dengan suasana ceria. Gala yang pada dasarnya banyak omong menjadi mudah bergaul dengan keluarga Beby. Bahkan setelah makan malam, Gala bermain dengan Rafa dan kedua anak kembar Beby. Hingga membuat Bian melupakan sosok ayahnya yang selama ini tidak pernah ada untuknya.

Keasyikan bermain hingga pada akhirnya anak-anak kelelahan dan berakhir ketiduran. "Maaf ya jadi ngerepotin kamu lagi," ujar Beby tidak enak lantaran Gala menggendong Anby dan Bian ke kamar mereka yang berada di lantai dua.

"Nggak pa-pa, aku seneng kok direpotin sama kamu." Gala terkekeh sambil menggaruk belakang lehernya.

Kening Beby berkerut dalam. "Direpotin kok malah seneng. Kamu aneh deh." Beby ikut terkekeh geli dengan pria muda di sampingnya.

Gala tampak terpesona melihat kekehan Beby yang menambah kecantikannya. Pasalnya setelah keguguran. Gala belum pernah melihat Beby tersenyum seperti ini.

"Kata orang aku emang rada aneh. Suka kalo direpotin sama orang, apalagi sama wanita cantik kayak kamu." Gala mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum lebar.

"Kamu lucu banget, baru kali ini ada orang yang ngaku aneh."

"Asal bisa bikin kamu ketawa, apapun akan aku lakuin. Jadi badut juga nggak masalah," sahut Gala dengan entengnya.

"Ngomong apa sih kamu," ujar Beby sambil memukul lengan Gala. Namun reaksi Gala sungguh lebay. Pria 25 tahun itu terlihat sangat kesakitan seolah-olah Beby telah melakukan kekerasan kepadanya.

"Idih lebay," ujar Beby sambil tertawa melihat Gala sampai berguling-guling di lantai seraya memegangi lengannya.

"Baru dipukul sedikit aja udah kesakitan, lembek banget sih jadi cowok," ledek Beby sambil geleng-geleng kepala.

Gala mengerucutkan bibirnya. "Bukan aku yang lembek, tapi tangan mbak yang terlalu kuat. Mbak kan Hulk."

"Enak aja." Beby mendelik sambil berkacak pinggang.

Gala akhirnya menggendong Rafa. Dan berpamitan kepada Romlah yang sedang menonton sinetron kesukaannya.

"Makasih makanannya, besok bisa kali aku ikut sarapan di sini," ujar Gala setelah berada di halaman rumah Beby.

"Mulai ngelunjak itu namanya," sahut Beby.

"Eh... Tapi kan aku udah berkali-kali direpotin sama mbak. Jadi nggak pa-pa dong, minta ganti."

"Dih, nolongnya nggak ikhlas. Tadi katanya kamu suka direpotin, apalagi sama wanita secantik aku," ledek Beby sambil mengibaskan rambutnya dengan penuh percaya diri.

Gala terkekeh melihat Beby yang super percaya diri. "Lagian masakan mbak bikin candu sih, kaya yang masak."

Beby berkacak pinggang dan memelototi kepergian Gala yang masih tergelak tawa melihat raut sok galak Beby yang justru tampak sangat menggemaskan itu.

"Dasar brondong tengil." Beby berbalik dan masuk ke dalam rumah.

Tanpa keduanya sadari ternyata sedari tadi Sean memperhatikan interaksi antara Beby dan Gala barusan. Bahkan pria itu mati-matian mencengkeram kemudi mobil untuk menahan diri agar tidak keluar mobil dan memukul pria yang dengan berani menggoda istrinya. Pria mana yang tak cemburu melihat istrinya bercanda gurau dengan pria lain.

Sejak pulang dari kantor, Sean sudah nongkrong di depan rumah Beby dan memperhatikan rumah itu.

***
Kevin yang baru turun dari taksi online melihat sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari rumahnya dengan ekspresi curiga. Namun ia mengacuhkannya, selama pemilik mobil itu tidak berbuat macam-macam di sini.

"Kamu nggak nginep di apartemen mama kamu, Vin?" tanya Beby saat Kevin mengambil duduk di sebelahnya.

"Nggak, mama nyuruh aku pulang," sahut Kevin. Sejak menyadari kesalahannya. Sekarang Kevin selalu meminta izin Beby jika ingin pergi ke apartemen Aura. Sebenarnya Beby tidak masalah kalau Kevin ke aparteman Aura bahkan menginap sekalipun. Hanya saja ia harus berkata jujur. Bukannya memilih berbohong seperti yang Sean lakukan selama ini.

Lagipula menurut Beby, ia tidak ada hak untuk memisahkan ibu dan anak kandung. Tapi ia punya hak untuk melarang sang suami berduaan dengan mantan istri. Tapi selalu saja Sean menuduhnya melarang Kevin bertemu dengan ibu kandungnya.

Cepat-cepat Beby menghempaskan nama itu jauh-jauh dari kepalanya. Ia sudah bahagia sekarang. Dan akan ia buktikan kalau semuanya berjalan dengan baik-baik saja meski hidup tanpa dirinya.

"Ma, di depan ada mobil mencurigakan," ujar Kevin.

"Cuekin aja," sahut Beby enteng.

"Kayaknya itu papa deh ma, walaupun mobilnya beda," ujar Kevin lagi.

"Udah sana tidur, udah malem, besok kan kamu sekolah."

"Yaudah, Kevin ke kamar dulu."

"Hmm."

Beby tahu kalau mobil di depan sana adalah mobil sang suami. Lebih tepatnya calon mantan suami karena Beby sedang mengurus surat cerai ke pengacaranya.

Tapi Beby tidak peduli. Mau dia nongkrong di sana semalaman juga, itu bukan lagi urusannya. Sekarang waktunya untuk belajar cuek dan membiasakan diri tanpa suami.

Siapa suruh sok jadi pahlawan kesiangan yang selalu ada buat Aura. Tapi lupa sama keluarga sendiri.

"Astaga, jadi mikirin dia lagi." Beby menarik nafas panjang lalu mengembuskannya dengan perlahan. "Sekarang waktunya move on. Kamu pasti bisa Beby."

Waktu sudah menunjukkan tengah malam, namun Beby belum juga tertidur. Entah kenapa rasa kantuk tak kunjung datang. Ia justru merasa gelisah hingga beberapa kali membolak-balikan badannya di atas kasur. Keadaan seperti itu berlangsung cukup lama dan membuat Beby akhirnya bangun. Lalu membuka jendela dan menghirup udara malam. Siapa tahu setelah itu rasa kantuk mulai datang.

Langit malam ini begitu gelap, tidak ada satupun bintang maupun bulan. Bahkan angin yang berembus begitu dingin membuat Beby menggigil kedinginan. Tak berapa lama disusul gemuruh guntur di atas langit. Di saat Beby hendak menutup jendela, tanpa sadar ia melihat seseorang yang ia kenal berdiri di depan mobil yang terparkir sejak sore dan tengah menatap lurus ke arah dirinya.

Untuk beberapa saat Beby berdiam diri saling beradu pandang dengan orang tersebut. Namun ia cepat-cepat memutus kontak mata dan menutup jendela dengan cepat.

"Dasar bodoh, manusia bego. Ternyata dari tadi dia di sana," rutuk Beby sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Ngapain sih di sana, emang kalo dia terus di sana. Aku bakal maafin dia apa?"

"Percuma. Mau jungkir balik sekalipun aku udah nggak peduli." Bergegas Beby naik ke atas ranjang dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Senyum Sean langsung pudar seketika saat sang istri memilih memutus kontak mata dan bergegas menutup jendela. Angin dingin dan gemuruh guntur tak dihiraukan oleh Sean. Malam ini bisa melihat istrinya saja sudah cukup baginya. Tak apa jika ia harus bermalam di dalam mobil setiap hari asal bisa melihat istrinya meskipun hanya sekejap saja.




Aku Bukan Istrimu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang