30. Seandainya

628 42 0
                                    

Sean melihat mobil Gala memasuki halaman rumah Beby dengan begitu mudahnya. Sementara ia hanya bisa melihat dari kejauhan.

Seperti perkataan Gala tadi malam. Sekarang pria itu dan keponakannya tanpa malu menumpang sarapan di rumah Beby. Meski begitu Beby tampak tak keberatan. Ia malah senang lantaran keadaan rumahnya menjadi sangat ramai.

Pagi ini Kevin sedang membantu Anby mengikat rambut, sementara Bian dan Rafa tengah duduk di meja makan menunggu sarapan datang. Gala pun ikut membantu Beby di dapur menyiapkan sarapan. Namun, bukannya membantu Gala justru merecoki kegiatan Beby hingga membuat wanita itu kesal setengah mati. Pria itu memang tidak pandai memasak seperti Sean. Dari kecil ia selalu diurus oleh asisten rumah tangganya. Jadi ia tidak perlu repot-repot belajar memasak, alhasil bukannya membantu Beby, yang ada Gala malah merecokinya.

"Mending kamu diem aja dari pada ganggu." Beby tak segan-segan mengomeli Gala. Entah kenapa Beby tidak merasa kaku dan canggung dengan Gala padahal mereka baru saja kenal. Mungkin karena pria itu yang pandai mencairkan suasana dan mudah bergaul.

"Oke," sahut Gala cepat. Pria itu justru tengah sibuk memperhatikan Beby yang mengenakan celemek sambil berjalan mondar-mandir dengan tatapan penuh cinta.

Bibirnya tak bosan-bosan tersungging melihat ke arah wanita yang berhasil mencuri hatinya. Sudah hampir lima tahun ia menjomblo. Bukan karena Gala tidak laku, hanya saja Gala belum menemukan wanita yang membuatnya tertarik. Ketampanan dan pekerjaan Gala sudah cukup menarik banyak wanita mendekat. Bukan hanya satu tapi puluhan wanita selalu menggodanya. Dan kalau Gala mau, ia juga bisa memacari semua wanita itu. Akan tetapi Gala bukan pria bejat yang memanfaatkan wanita demi kepuasan dirinya. Gala hanya ingin memiliki satu wanita yang benar-benar membuatnya merasakan jatuh cinta.

Selama ini Gala memiliki tiga mantan pacar dan dari ketiganya tidak ada yang membuatnya jatuh cinta. Gala memacari mereka karena sering diledekin oleh teman-temannya waktu SMA dan kuliah. Tapi itu dulu, kalau sekarang ia tak peduli meskipun diledekin teman-temannya karena lama menjomblo. Asalkan ia menemukan wanita yang tepat dan membuatnya bahagia.

"Hei! Heloooo!" Beby melambaikan tangannya di depan wajah Gala hingga membuat pria itu tersadar dari lamunannya.

"Hayo, pagi-pagi udah mikir jorok," tuduh Beby. Bukannya tersinggung dengan tuduhan Beby, Gala justru tertawa terbahak-bahak.

"Hih, aneh," gumam Beby seraya melenggang pergi ke ruang makan.

***
"Ma, Anby berangkat dulu ya."

"Iya sayang," sahut Beby.

"Anby! Cepetan!" teriak Bian di dalam mobil Gala bersama Rafa.

"Iya," sahut Anby dengan mengerucutkan bibirnya.

"Hati-hati bawa mobilnya, jangan ngebut-ngebut," ujar Beby memberi pesan kepada Gala yang sudah Beby anggap seperti adiknya sendiri.

"Iya ma," sahut Gala.

"Ma?" Beby membeo sambil mengerutkan keningnya.

"Iya, karena mbak udah aku anggap kayak mamaku sendiri," sahut Gala sambil tergelak tawa.

"Enak aja, aku belum setua itu keles!" Beby memukul lengan Gala, dan tawa pria itupun semakin kencang.

Sean yang berada di dalam mobil melihat semua kejadian itu dengan denyut jantung yang menyakitkan. Bagaimana tidak, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau istrinya terlihat akrab dengan pria lain.

Brak!

Sean memukul kemudi dengan kesal sambil melihat mobil yang dikendarai Gala menjauh. Wajahnya memerah dengan urat-urat yang menonjol di lehernya.

Aku Bukan Istrimu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang