12

10 2 0
                                    

Selepas sholat isya Ayra mulai merasakan hal aneh ditubuhnya, hidung mulai gatal dan kepalanya sedikit keleyengan.
Ia meringkuk diatas kasur dengan selimut tebal miliknya.
"Ayra.." panggil Gaffi.
Tak ada respon dari dalam kamar, Gaffi membuka pintu kamar terdapat Ayra yang tengah tertidur dengan selimut tebal.
"Ayra kita makan yuk"
Namun Ayra tak kunjung bangun. Gaffi menempelkan tangannya pada kening Ayra terasa suhu tubuhnya begitu panas.
"Ayra kamu demam" dengan cepat Gaffi mengambil termometer tertera bahwa suhunya 39°
Gaffi yang panik mulai tak tau harus apa
"Ay bangun ya "
"Jangan buat saya khawatir Ayra"
"Gaff dinginn" rancau Ayra.
"Iya iya sebentar saya ambil kompres dulu" Gaffi berlari kedapur mengambil kompres lalu menaruh nya pada dahi Ayra.
"Kamu mau saya buatkan bubur" kata Gaffi
Ayra mulai mengerjapkan matanya menahan pusing akibat flu yang menyerangnya.
"Gk usah bentar juga gw sembuh kok. Lo tenang aja"
' hatci...hatciiimmm askkk'
"Gimana sembuh kamu flu Ayra" Gaffi mulai khawatir dengan keadaan Ayra.
" Kita kedokter ya" lanjutnya.
"Gak usah, gw udah biasa kok kaya gini" balas Ayra.
"Yaudah kamu istirahat, saya tinggal sebentar ya" kata Gaffi keluar kamar berjalan menuju dapur.

Tak lama Gaffi masuk dengan membawa semangkuk bubur dan susu hangat.
"Ay makan dulu ya" katanya.
"Hhmm" gumam Ayra dengan mata yang masih terpejam.
"Makan dulu saya sudah buatkan bubur buat kamu." Ucap Gaffi.
Ayra mengerjapkan matanya dan terduduk diatas kasur.
"Sini" mencoba mengambil mangkuk berisi bubur.
"Gak usah biar saya saja."ucap Gaffi.
"Gw tuh cuma flu Gaf bukan lumpuh, gw kuat kok cuma makan sendiri" tutur Ayra.
"Diam Ayra, biar saya suapi kamu." Katanya.
Ayra menurut saja, membuka mulutnya malas menerima sendok berisi bubu kedalam mulutnya.
"Lo khawatir ya" tanya Ayra.
"Jelas saya khawatir, bagaimana tidak istri saya sakit saya tidak khawatir" balasnya serius sambil terus menyuapi Ayra.
" Makasih dan maaf ya gaf" kata Ayra menatap Gaffi.
"Lain kali kalo kamu punya alergi dingin gak usah ngeyel malah makanin es sampai cuma sisa tempatnya doang, kalo kamu kenapa-napa saya yang disalahin karena gak becus jadi suami" tutur Gaffi.
Ayra terkaget mendegar laki-laki didepannya ini pertama kali berbicara banyak. Sekhawatir itukah Gaffi kepadanya?
Ayra hanya diam tak berani menjawab.
"Yasudah ini saya bawakan obat alergi, flu dan demam sekarang kamu minum"ujar Gaffi.
Ayra hanya menurut memasukan satu persatu obat kedalam mulutnya lalu meneguk air hangat.
"Udah" balas Ayra.
"Yaudah kamu lanjut istirahatnya saya mau kebawah sebentar" ucap Gaffi.
Ayra reflek mencekal tangan Gaffi.
"Bisa temenin gw disini aja gak"
Gaffi duduk disamping ranjang, ayra menyandarkan kepalanya perlahan pada dada gaffi. Beberapa detik kemudian Ayra mendengar dengan jelas detak jantung suaminya itu berdetak lebih kencang.
"Detak jantung lo kenceng banget" kata Ayra.
"Karena saya masih hidup Ayra." Gaffi mulai menetralkan dirinya.
"Yakin bukan karena gw" goda Ayra.
Gaffi tidak menjawab pertanyaannya  tapi jelas Ayra tau laki-laki disampingnya ini tengah menahan salting.
"Tapi gpp gw suka kok" Ayra yang langsung memejamkan matanya.
Gaffi dengan susah payah menahan salting sedari tadi agar tidak terlihat didepan Ayra dan tanpa sadar keduanya terlelap dalam mimpi mereka .

Cahaya lampu dibalik gorden berwarna pastel itu ternyata membuat sang empu yang masih nyaman terlelap didada bidang gaffi mulai mengerjakan matanya. Ayra melihat jelas wajah teduh gaffi saat tidur alis yang tebal hidung mancung pipi cubby merah dan bibir tipis yang serasi.

"Lucu juga ya lo kalo tidur" gumam Ayra sampai beberapa detik kemudian sadar dengan posisinya yang sangat dekat dengan gaffi serta tanggan gaffi yang merangkul pinggang nya.
Ayra melihat kearah jam dinding disudut kamarnya yang menjukan pukul 04:30 pagi yang berarti sebentar lagi adzan subuh berkumandang. Ayra mengangkat tangan gaffi pelan-pelan berusaha agar tidak membangunkan gaffi, ayra berencana untuk mandi walau ini pertama kali untuknya mandi dijam 4 pagi.
Selesai mandi ayra terkejut melihat gaffi yang sudah berdiri didepan pintu kamar mandi.
"Kenapa gak bangunin saya?kamu masih sakit ayra"ucap gaffi
Untung saja ayra tadi sempat membawa baju jadi saat ini ia sudah tidak berteriak seperti kemarin.
"Gw udah gpp kali lagi gw udah sehat nih buktinya"tutur ayra yang langsung berjalan mengambil sajadah dan mukena. "Ini udah subuh kamu gak sholat". Gaffi yang tersadar langsung masuk kedalam kamar mandi "kita sholat berjamaah " ujar gaffi dari dalam kamar mandi.

Ayra kini berada di dapur untuk memasak sarapan pagi, stoknya saat ayra membuka kulkas hanya ada buah, sayur, daging, telur, susu dan biskut semua cemilan es cream dan teman temannya bahkan air pun sudah tidak tersisa. Benar-benar menikah dengan gaffi ternyata sama saja ayra kira ia akan bebas namun diluar dugaan.
"Semua es udah aku kasih kekantor"
"Gak sekalian kulkasnya dikasih juga" sinis ayra, menyebalkan.
"Kamu marah sama saya?"
"Harus gw jawab ya" jawab ayra yang fokus memotong bawang dan bakso karena akan membuat nasi goreng untuk sarapan pagi ini.
"Ini juga demi kebaikan kamu ay" ucap gaffi disamping ayra
"Ay ay emang gw ayam" celetuk ayra emosi.
"Bukan..tapi.."
"Ayang" bisik gaffi.
"Jijik."
Gaffi hanya bisa tersenyum menahan tawanya melihat wajah Ayra yang tengah kesal.
"Mending lo duduk disana ngeracokin aja"
"Okk ayang" jawab gaffi yang langsung berjalan menuju sofa tv.
"Bisa gila gw lama-lama,sabar ayra sabarr...."gumam ayra.
Wangi harum nasi menyeruak diruangan, ayra membawa nampan hasil karyanya dimeja sofa.
"Nih nasi goreng Lo" menyodorkan satu piring pada gaffi.
"Makasih..pasti enak"
"Jelas maha karya gw"
Chanel berita yang sedang menayangkan aksi tawuran pelajar itu di ganti menjadi Upin Ipin, siapa lagi pelakunya kalo bukan ayra.
Gaffi sontak melihat ayra yang makan dengan lahap sambil menonton dua kembar itu.
"Kenapa lo ngeliatin gw, terpesona"celetuk ayra.
"Kamu suka nonton Upin Ipin"
"Kenapa mau ngeledekin gw"balas ayra sambil mengambil kerupuk udang didalam toples.
"Engga sensi banget mbaknya lagi pms ya" tak ada respon gadis itu masih saja asik dengan nasi gorengnya .
"Gw emang suka soalnya lucu aja kembar gitu"
"Kamu suka anak kembar"tanya gaffi yang langsung dibalas anggukan oleh ayra.
"Yaudah gimana kalo kita buat aja"
'celtak'
"Ngomong apa lo batusan" ayra sewot yang baru saja memukul gaffi dengan sendoknya.
"Durhaka kamu mukul suaminya pake sendok"
"Kan lagian aku cuma nawarin" ucap gaffi.
"Sayangnya gw gak tertarik sama penawaran lo".
Gaffi hanya diam menerima jawaban ayra seperti nya jelas bahkan sangat jelas bahwa ayra belum bisa menerima keberadaan gaffi saat ini.

Setelah selesai sarapan ayra balik kedalam kamar tak perlu waktu lama ayra keluar dengan sweater dengan motif bunga dan celana jeans yang dipadukan dengan flatshoes.
Baru saja ia menuruni setengah anak tangga sebuah suara membuyarkan moodnya.
"Kamu mau kemana?" Tanya gaffi.
"Mau ke mall kenapa?"
"Sama siapa"
"Sendirilah" beberapa detik akan melangkah"Sama aku."
"Hah..apan sih gw cuma ke mall ngapain lo ikut lagian lo hari ini gak kekantor"
"Saya masih cuti hari ini."
"Hhmm trus lo mau pake ginian ke mall."
"Tunggu saya ganti baju"
"Lama gw tinggal sih" lalu duduk disofa "saya terbiasa melakukan dengan cepat tenang saja" ucap gaffi yang langsung masuk kedalam kamar.
"Iya deh yang sipaling abdinegara" gumam Ayra

Serius Gw Harus Nikah ( Gaffi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang