collision (two shoot)

317 33 13
                                    


°°°°°


Mashiho menatap jengah pemandangan di depannya.

Lagi dan lagi. Entah sudah ke berapa kalinya dalam sebulan ini ia memergoki kekasihnya tengah sibuk.

Sibuk dengan yang lain.

Hari ini Mashiho ada janji temu dengan sang kekasih namun begitu Mashiho tiba di lokasi, kekasihnya mengabari bahwa tak bisa datang karena alasan tertentu.

Begitu mendapat pesan singkat itu, Mashiho hanya bisa berdecih. Bahkan sebelum ia datang dan duduk disini juga Mashiho yakin kedua orang yang kini sibuk bergenggaman tangan dan saling melempar tawa itu sudah ada.

Kendati demikian Mashiho tidak langsung memutuskan untuk pulang.

Ia ingin duduk sebentar dan menikmati menu yang terlanjur ia pesan. Tentu saja sambil menonton mereka dari kejauhan.

Terkadang Mashiho bertanya-tanya apakah sebodoh itu kekasihnya dalam menentukan tempat kencan? Apa ia lupa ia juga ada janji disini?

Selepas Mashiho menghabiskan makanannya, ia beranjak untuk pulang. Lebih baik bergumul dengan set pc miliknya dan main game sampai kepalanya pening daripada menonton drama terlalu lama disini. Lihat saja kedua orang itu kini berpagut bibir.

Tapi sebelumnya Mashiho mengambil ponsel miliknya dan memotret pemandangan itu.

.
.
.

Lelah dan jenuh. Ia mematikan komputernya dan memilih merebahkan tubuh di ranjangnya.

Apa ini terlalu sore untuk overthinking??

Mashiho melihat jam, sudah jam 2 malam dan terhitung sudah 6 jam dia bermain game di kamar. Ia butuh makan dan lainnya.

Ia turun untuk mencari apapun yang bisa ia konsumsi.

Sembari menunggu makanannya selesai dari microwave, ia membuka laman instagramnya dan mulai melihat satu persatu postingan yang ada disana.

Salah satunya kekasihnya. Tanpa berpikir lamapun ia tau siapa yang ada di postingan story sang kekasih.

Mashiho tidak kaget ketika sadar yang disana berbeda dengan yang ia lihat tadi. Jadi ia punya 2 jadwal hari ini? Oh, Mashiho hanya bisa bergumam saja karena ini bukan pertama kalinya.

Mashiho duduk dan mulai menyantap makanannya di tengah kesunyian.

Jika ia terawang ke masa lalu, apa yang membuatnya menerima dia dulu?

Mashiho sadar ia memiliki rasa yang besar hari itu dan begitu mereka resmi berhubungan, Mashiho sangat-sangat bahagia.

Tapi sekarang..

Mengingat semuanya rasanya ia ingin muntah saja. Terlalu banyak yang ia telan sendirian.

Tidak ingin berlama-lama akhirnya setelah selesai ia pergi tidur. Mungkin besok akan ada hal baik yang datang.

.
.
.


Dan benar. Orang tuanya sudah pulang dari dinas mereka.

Mashiho duduk dan mengambil roti. Setidaknya ia harus mengisi perutnya sebelum asam lambungnya naik dan ia akan jatuh pingsan.

Atau minimal menambah kekuatannya untuk mengabaikan orang tuanya yang kini sibuk saling bersumpah-serapah.

Yep. Pagi ini terlalu indah untuk mendengar hal tidak bermoral itu.

Jadi Mashiho memutuskan untuk berangkat lebih awal ke kampus. Hitung-hitung mencoba keberuntungan, apakah ia akan bertemu kekasihnya atau tidak.

Motor sudah ia parkir dan ia berjalan menuju fakultasnya. Tidak jauh dari parkiran tapi ia harus melewati kantin fakultas kekasihnya terlebih dahulu.

Yoshiho - Untittle✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang