Bab 36 : Baikan

1.3K 135 10
                                    

"AC juga mati?!!" tanyanya lagi berdialog sendiri.

Tingg...

"Diberitahukan kepada seluruh penghuni Mill House sehubungan adanya instalasi listrik yang salah, kami dari pihak teknisi memohon maaf dan meminta seluruh penghuni untuk bersabar karena kami tengah memperbaikinya. Terima kasih"

"Pantesan mati!" ucap Raka setelah membaca pesan dari pihak teknisi.

Raka kembali menatap Mala, tangannya bergerak perlahan dan dengan lembut mengusap keringat didahi gadis tersebut. Setelah mengusap keringat Mala, mata Raka terpaku pada bibir tipis berwarna pink yang beberapa waktu lalu pernah ia 'coba'.

Raka mengusap lembut bibir itu.

"Sial! Gue ga boleh khilaf lagi!!" batinnya tersadar dari pandangannya.

Flash yang awalnya mengarah pada pucuk kepala, tanpa sengaja turun menyorot mata Mala, membuat pemiliknya membuka mata karena silauannya. Raka yang memalingkan pandangannya dengan mulut memaki tanpa suara tiba-tiba terkejut kala Mala menepuk pelan pundak kirinya.

"Kok bangun?!" gelagap Raka.

"Silau!" jawab Mala serak, suara khas bangun tidur sambil mengusap-usap matanya yang belum sepenuhnya terbuka.

"Kok mati!!" tanya Mala terduduk, merapikan dan mengikat rambutnya.

"Ada kesalahan teknis" jawab Raka duduk disamping Mala.

Mala mengangguk dan mengusap wajahnya. Ia masih mengantuk sebenarnya.

"Kalo ngantuk tidur!" ucap Raka santai dan menaruh ponselnya yang masih menyalakan flash di meja samping ranjang.

Mala hanya diam menahan rasa ngantuk sekaligus ketakutannya.

"Gue mau tanya" ucap Raka mengubah posisi duduknya menghadap Mala.

"Apa?"

"Lo kenapa ngediemin gue? Gue ada salah apa?!" tanya Raka spontan.

"Ga ada"

"Terus kenapa lo ngediemin gue!!" tanya Raka menekan.

"Gapapa" jawab Mala menatap kamar yang masih gelap.

"Gue minta maaf!!" ucap Raka tiba-tiba yang membuat Mala beralih menatapnya.

Kata-kata maaf yang keluar dari mulut Raka seolah menjadi bius sekaligus obat untuk kesedihan dan amarahnya selama beberapa hari ini.

"Gue juga minta maaf!"

Raka yang mendengar itu akhirnya lega dan merasa masalahnya dengan Mala telah selesai. Ia berdiri hendak ke kamar mandi, tapi cekalan tangan Mala menghentikannya. Raka menoleh dan mengerutkan dahinya.

"Gue takut gelap!!" ucap Mala panik.

"Ada flash" sahut Raka melepas cekalannya, lanjut berjalan ke kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi Raka masih melihat Mala belum beranjak dari tempatnya tadi.

"Tidur!" ucap Raka. Mala masih diam dan menatap lurus.

"Mala, tidur!" Raka kaget saat spontan Mala memeluk tangannya.

"Gue takut gelap dan gue ga suka gelap!!" Mala mengeratkan pelukannya.

Saat akan tidur ia biasanya mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur. Tidak sepenuhnya gelap. Mala benar-benar ketakutan, bukan drama ataupun motif modus.

Raka bisa merasakan itu bukan modus, terlihat bagaimana Mala memeluk tangannya erat. Ia membalas dengan mengelus punggung Mala.

"Ada gue" ucap Raka menenangkan Mala.

Raka melepas pelukannya. "Sekarang lo tidur!" titah Raka yang diangguki Mala.

Mala menarik selimutnya sampai ke dada, tertidur menghadap Raka. Wanita itu sedari tadi masih setia memeluk lengan Raka bahkan matanya telah menutup dengan dengkuran halusnya. Jika dilihat-lihat wajah Mala saat tidur sangatlah cantik membuat ia terpaku memandanginya. Dengan jari telunjuknya Raka bergerak mengelus tulang hidung Mala.

Bukannya terusik, Mala semakin merapatkan dirinya ke Raka. Ia tersenyum tipis dan mengelus lembut pipi Mala. Menjauhkan sedikit rambut yang menutupi waja berserinya. Tangan Raka kini beralih mengelus-elus rambut Mala. Raka yang akan berangkat besok pagi-pagi dan kini sudah jam 1 dini hari tanpa disadari, ia terlelap dengan sendirinya.

Listrik sudah menyala beberapa menit lalu sebelum Mala terbangun. Ia mendongkak ke atas, melihat Raka tertidur diatas kepalanya dengan tangan yang berada di pipinya. Perlahan Mala memindahkan dan memposisikan agar Raka tidur dengan nyaman. Ia menatap Raka yang terlelap dan menaikkan selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya.

Pukul 04.30 Mala terbangun dan melihat Raka yang masih terlelap. Dengan hati-hati ia bangkit, lalu pergi ke kamar mandi dan menunaikan sholat subuh. Setelah selesai, ia kemudian menyiapkan pakaian Raka dan turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan.

Selesai mandi dan berganti seragam Mala membangunkan Raka pelan-palan. Jujur ia tidak ingin menganggu tidur lelaki itu, tapi ini sudah jam 05.35 dan Raka harus berangkat pukul 06.00.

"Rak bangun" Mala menepuk halus pundak Raka, tetapi ia masih saja tertidur.

Mala mendekat berniat hendak membangunkan Raka dengan berbisik di telinganya. Namun pergerakan Raka yang tiba-tiba berbalik membuat bibirnya mencium pangkal hidung Raka. Ia langsung menegapkan badannya dan merapikan rambut miliknya yang tidak berantakan.

Raka membuka matanya mencoba untuk bersikap biasa saja, meski jantungnya berdetak tidak normal. Sejujurnya ia terkejut saat bibir mulus itu mengecup pangkal hidungnya.

"Kenapa?" tanya Raka bersikap santai.

"25 menit lagi jam 6" jawab Mala lalu beranjak dari duduknya dan pergi keluar kamar. Raka terkekeh kecil, ia bisa melihat wajah Mala yang memerah karena malu.

Setelah sarapan, mereka berangkat menuju bandara. Sesampainya di bandara Mala menyalami tangan Raka sebelum suaminya melangkah untuk segera take off.

................

Setelah mengantar Raka, Mala bergegas menuju sekolah menggunakan mobilnya. Meski ia sudah memdapat izin untuk datang terlambat, tapi Mala tidak ingin semakin banyak melewatkan waktu mendapatkan ilmu. Mala yang notabenya anak pintar dan rajin tentu saja dapat berpikiran seperti itu.

"Maaf bu saya terlambat" ucapnya memasuki kelas.

"Iya Mala, silahkan duduk!" jawab guru biologi yang sedang mengajar kelasnya saat ini.

"Kok telat?!" tanya Dewi.

"Habis nganter Raka ke bandara!" bisik Mala sambil mendudukkan diri, lalu mengeluarkan bukunya mencatat materi yang sedang dijelaskan.

Bel istirahat berbunyi mengakhiri jam pelajaran yang telah berganti.

Mala dan Dewi tengah asik duduk mengobrol di kantin dengan pesanan yang telah tersaji.

Brakk...

Suara gebrakan meja membuat aktivitas keduanya terhenti.

Bersambung...

Yuk vote yukk!!

AMALA  [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang