7. The truth untold

13.6K 598 4
                                    

"Kiw, gimana malam pertama lo?"

Adrien menaik turunkan alisnya sembari mengejar langkah Delvin yang sedang mendribble bola basket.

"Malam pertama mbah lo." Ketus Delvin sembari mendelik sengit pada Adrien.

"Loh? Jangan bilang lo berdua belom hs?!" Adrien melotot dramatis lalu bergerak maju untuk menghalangi Delvin memasuki areanya.

Delvin diam tidak menjawab. Cowok itu memilih untuk fokus man to man defense dengan Adrien.

"BENERAN BELOM?"

Delvin masih diam. Cowok itu melakukan gerakan tipuan dan berhasil melewati Adrien sebelum akhirnya melakukan lay up hingga bola jatuh sempurna kedalam ring.

Adrien tidak merasa kesal sedikitpun ringnya berhasil dibobol. Cowok itu lebih tertarik dengan percintaan Delvin.

Sementara itu, Delvin memang memilih untuk tidak memberitahu Adrien maupun Jefan mengenai kejadian saat di hotel dengan Clara. Kalau mereka tahu, bisa hancur harga diri Delvin.

Sudah jadi pengalaman pertama, malah didominasi perempuan gila seperti Dirandra pula.

"Yah, gak heran sih, Dirandra cewek berkelas. Independent women kayak dia mana mau sama remahan rempeyek kayak lo." Cetus Adrien dengan santai. Mengabaikan Delvin yang memicing tajam mengeluarkan aura siap perang.

"Woy fokus anjing Adrien! Lo mau dikeluarin dari daftar pemain utama tournament?" Suara teriakan Jefan—kapten tim basket Winagara itu berhasil menginterupsi ocehan Adrien.

Adrien mengangkat sebelah tangannya dengan cengengesan pada Jefan. "Santai, santai, masih pemanasan gue."

"Kalo mau santai jadi penonton aja lo jing." Ketus Jefan. "Time out 15 menit!"

Adrien mengabaikan sarkasan temannya itu dan malah mengekori Delvin menuju tepi lapangan.

"Delvin, minum punya gue aja." Ranya buru-buru menyodorkan sekaleng soda pada cowok itu.

Delvin tersenyum tapi baru saja ingin menerimanya sebuah tangan sudah menepis kaleng soda itu. "Lo gak tau kalau habis olahraga itu lebih bagus minum air mineral? Minum punya gue aja Vin." Selak Tiara yang membuat Delvin tersenyum canggung.

"Lo apa-apaan sih, gue yang datang duluan ya?!"

Adrien yang melihat perseteruan dua perempuan itu menggeleng tak habis pikir. "Udah, udah, mending dua-duanya buat gue. Biar si Delvin minum punya dia sendiri."

Dan tanpa menunggu persetujuan Ranya maupun Tiara, Adrien buru-buru mengambil dua minuman itu.

"Iih apaan sih lo???!"

Delvin yang melihat kelakuan temannya itu mendelik sinis. Tapi Adrien malah mendekatinya lalu berbisik di telinganya.

"Lo harus bilang makasih ke gue. Noh liat, Dirandra lagi liatin lo dari jauh. Tatapannya udah kayak mau makan orang." Mendengar hal itu sontak Delvin langsung mengikuti arah pandang Adrien.

Kedua mata mereka baru saja bertatapan sebelum Dirandra mengalihkannya lebih dulu dan pergi begitu saja.

***


"Dad punya penawaran untuk kamu."

Dirandra duduk di hadapan Aryan. Keduanya hanya terpisah oleh meja kerja Aryan yang dipenuhi alat kerjanya. Mereka hanya berdua disana. Tapi Dirandra merasa sesak dan jantungnya berdetak cepat.

Apapun yang dikatakan Aryan selalu membuatnya anxious.

"Ada anak kolega Dad yang mempunyai kepribadian kurang bagus. Dia senang berganti pacar dan melakukan skinship dengan para perempuan itu."

End GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang