25. Disconnected

9K 550 20
                                    

Btw, ini cerita emang agak maksa si. Tapi yaudahlah ya, namanya juga fiksi. SSS. Suka-suka-saya. Yang penting penulisnya senang.







***






Dreyden sudah pernah mendapatkan berbagai kejutan dalam hidupnya.

Mulai dari diusir dari rumah oleh ayahnya sendiri. Mendapatkan undangan pernikahan adiknya yang masih sekolah di siang bolong. Hingga ibunya yang mendadak mendatanginya untuk membawanya kembali ke rumah sebagai penerus perusahaan.

Dan yang terbaru, adalah kemunculan seorang laki-laki yang berdiri di jam 2 malam didepan pintu kosnya.

"Kalo lo setan mending pergi aja. Gue gak takut. Gue lebih takut gak punya duit." Ucapnya dengan melantur dan bersiap menutup pintu andai orang itu tidak buru-buru menahannya.

"Tunggu bang!" Cowok itu menahan pintu kos Dreyden agar tidak tertutup. "Lo gak mau ini?"

Dreyden mengernyit lalu melirik plastik yang dibawa si hantu. Ada bir kalengan, beberapa kotak pizza, chicken wings dan junk food lainnya. Dengan bingung menatap wajah si hantu lagi.

"Oke, gak ada hantu yang dengan baik hati bawain gue makanan. Jadi lo manusia asli? Darimana lo tau kosan gue?" Cecarnya bertubi-tubi.

"Waktu lo mabok di Reeves Club gue gak sengaja liat alamat di KTP lo. Itu bukan alamat rumah Dirandra jadi kemungkinan itu alamat rumah lo yang sekarang."

Dreyden mendengus kasar lalu menatap Delvin dengan tajam. "Tunggu, kalo lo tau alamat kos gue kenapa lo malah bawa gue ke hotel waktu itu?!"

Delvin mengalihkan tatapannya menghindari tatapan Dreyden. "Waktu itu tiba-tiba gue kesel banget sama lo. Tadinya mau gue turunin di halte bus tapi ternyata gue berhenti deket hotel. Jadi yaudah gue seret lo kesana. Toh, duit sewanya juga gue yang bayar."

Dreyden melotot nyalang bersiap mengamuk. "Lo—!"

"Sekarang bisa gue masuk? Tadi gue liat ada Miss K deket gang kos lo."  Ucap Delvin yang membuat pelototan galak Dreyden berubah menjadi pelototan horror.

Delvin mengabaikan keabsurdan kakak iparnya itu lalu menerobos masuk begitu saja kedalam kosannya.

"Woy anjing lo, enak bener asal masuk kos orang!" Umpat Dreyden, buru-buru menutup pintu dan menyusul cowok itu untuk duduk lesehan di lantai.

"Lo mau yang mana? Tomato pie? Atau Margherita?"

"Margherita." Jawab Dreyden lalu duduk berhadapan dengan Delvin dan mengambil sekaleng bir dari dalam plastik.

"Lo kesini malem-malem jangan bilang ninggalin adek gue sendirian di flat?" Tanya Dreyden baru tersadar dan langsung memicing curiga kearah Delvin.

Delvin tidak langsung menjawab dan malah menenggak kaleng bir yang dibawanya. "Justru gue yang ditinggalin sendirian. Karna gue udah terbiasa tidur berdua seranjang makanya gue ke kosan lo supaya ada temen." Jawab Delvin dengan enteng yang membuat Dreyden menatapnya tak habis pikir.

Mereka tidak saling kenal dan baru bertemu di pernikahan Delvin dan Dirandra. Tapi manusia ini berlagak seolah mereka sepasang sahabat yang dipenuhi rasa solidaritas tanpa batas.

"Mabok lo?"

Delvin selesai menenggak habis kaleng birnya dan menunjukannya pada Dreyden. "Bir doang. Mana bisa tipsy."

Dreyden hanya mendengus lalu memilih untuk mencomot satu persatu makanan yang dibawa adik iparnya itu.

"Terus itu adek gua gimana tolol?! Lo tinggal sendiri gitu?"

End GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang