19. Fire on fire

10.9K 611 8
                                    

Delvin menusuk bisep Dirandra menggunakan ujung jari telunjuknya dengan hati-hati. Keduanya sedang berada di mobil Dirandra menuju apartemen dengan Dirandra yang menyetir.

Ia sudah menelfon Jefan kalau ia tidak ikut naik bus. Membuat kapten basket itu mengamuk karna membuang waktu mereka bermenit-menit.

"Kalo bukan lo yang nyetak score paling banyak udah gue tendang lo ke rawa-rawa!" Umpat Jefan ditelfon sebelum Delvin memutus sambungan sepihak dan berlari mengejar Dirandra menuju parkiran.

Tidak mendapat respon dari Dirandra, Delvin menarik lengan jaket perempuan itu dengan pelan.

"Lo marah babe?"

Dirandra mendengus mendengar kata terakhir yang diucapkan oleh Delvin. Kemudian melirik Delvin dengan santai. Sama sekali tidak ada ekspresi kemarahan disana.

"Marah kenapa?"

"Gue minta nomer cewek tadi bukan buat gue kok. Suer! Itu buat Adrien. Dia tadi nyuruh gue minta nomernya." Jelas Delvin.

"Dan lo mau?" Tanya Dirandra.

Delvin terdiam sebentar. "Gak boleh ya?"

"Boleh kok." Jawan Dirandra masih setenang air sungai amazon yang dipenuhi hewan buas.

Kalau memang nomornya untuj Adrien lalu kenapa Delvin meminta adik kelas tadi meminta nomornya? Tentu saja. Cuma cewek bucin tolol yang tidak bisa melihat fakta perselingkuhan seterang itu.

Dan Dirandra tidak termasuk didalamnya.

"Beneran?" Tanya Delvin memastikan.

Dirandra mengangguk. "Beneran."

Delvin menghela nafas lega lalu bersandar di sandaran kursi mobil. Tidak menyadari kalau Dirandra melirik kearah 3 kotak kado yang dibawanya.

"By the way, gue juga punya hadiah buat lo di apartemen."

"Hadiah?" Delvin menegakan punggungnya lagi lalu menatap Dirandra dengan mata berbinar. "Hadiah apaan?"

Dirandra tersenyum penuh enigma. "Liat aja nanti."



***




Delvin sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Cowok itu memandangi benda didalam kotak ukuran sedang yang baru saja diberikan Dirandra. Dengan semangat, Dirandra mengambilnya dan menunjukannya pada Delvin.

"Look, it's so cute right? It must be suit you perfectly."

Delvin menatap Dirandra dengan ekspresi menahan berak.

"Dir, yang bener aja. Masa gue pake ginian? Emang gue bocah apa?" Delvin menarik-narik Onesie berbentuk dinosaurus di genggaman Dirandra dengan geli.

"Loh kenapa? Emangnya cuma anak kecil doang yang boleh pake onesie? Gue juga punya tau. See? We're couple!"

Delvin hanya bisa menatap tak percaya perempuan yang sedang menunjukan onesie serupa dengan ukuran yang lebih kecil. Saat Dirandra mengatakan punya hadiah untuknya, cowok itu tak berekspektasi kalau Dirandra akan memberikannya Onesie. Onesie kembar dengan miliknya. Berbentuk dinosaurus hijau lumut. Dengan kupluk hoodie bergigi tajam ala t-rex. Sayang sekali bukan berbentuk loch ness nobita.

Delvin memijat pelipisnya pusing. "Gak. Gak mau. Sampe kapanpun gue gak akan mau pake beginian."

Ekspresi riang Dirandra langsung berubah menjadi dingin. Perempuan itu menatap Delvin tajam. "Kenapa? Lo lebih suka kado yang dikasih adek kelas tadi ya?"

"Bukan gitu Dir!" Jawab Delvin kelewat cepat. "Gue cuma..." cowok itu terdiam kehilangan kata. "Ya masa gue pake ginian Dir. Entar kalo ada yang liat gimana coba?"

End GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang