Malam di istana Basil tempat para kandidat Putri Mahkota berada begitu tenang hingga terasa asing. Dari kamar Annastasia hanya terdengar samar suara nyanyian jangkrik yang menemaninya tidur. Jendela kamar sengaja ia buka, agar udara musim semi yang hampir berakhir bisa ia rasakan dan Elena menjaga Annastasia dengan berdiri di pinggir jendela kamarnya sambil sesekali ia memandangi bulan.
Malam ini Annastasia tertidur lebih cepat dan cukup dalam, mungkin karena ia sudah mengalami banyak hal.
Tidak seperti biasanya, ia bermimpi berada di taman bunga yang selalu ia lihat ketika malam blue moon datang. Hal yang selalu misterius bagi Annastasia, karena ketika ia bermimpi berada di taman bunga itu , ia selalu sadar bahkan terlalu sadar untuk sebuah mimpi, rasanya seperti ia dan tubuhnya benar-benar berada di taman bunga itu.
Tunggu dulu! seingatku malam ini bukan malam blue moon, tapi kenapa aku berada di tempat ini? Tidak ada yang mengambil alih tubuhku kan? Gumam Annastasia khawatir di dalam mimpinya sambil memutar tubuhnya memandangi sekitar.
Kepanikan dan kekhawatiran Annastasia berhenti setelah matanya teralihkan pada rumah kaca yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Rumah kaca yang selalu ia lihat dalam mimpinya di malam blue moon.
Seperti ada dorongan yang kuat, Annastasia selalu berjalan menuju rumah kaca itu secara sadar atau tidak sadar. Apakah aku akan memasuki ingatan Pangeran Kegelapan lagi? Tanyanya setelah ia sampai di depan pintu rumah kaca dan mencoba untuk meraih gagang pintu yang terbuat dari kayu dengan ukiran bunga mawar yang sangat indah.
Setelah merasa yakin, Annastasia pun membuka pintu itu, dan alangkah terkejutnya ia dengan mata yang membulat setelah melihat seisi rumah kaca itu ternyata hamparan bunga delphinium yang memancarkan cahaya dan memenuhi seisi ruangan yang ternyata sangat luas.
Annastasia membatu sesaat tidak menyangka ternyata bukan lorong gelap yang biasanya ia lihat sebelum ia memasuki ingatan Pangeran Kegelapan.
"I--ni a--pa? selama ini cahaya berwarna kuning emas yang selalu aku lihat dari luar rumah kaca ini berasal dari bunga-bunga delphinium? jadi seperti ini rupanya.. Sungguh sangat indah."
Tanpa sadar Annastasia berjalan memasuki rumah kaca itu dengan terkagum-kagum. Ia melihat rumput-rumput kecil berwarna silver yang terasa lembut saat Annastasia menginjaknya, aroma bunga delphinium yang memenuhi penciumannya, dan angin lembut yang entah datang dari mana menyapu lembut gaun tidur dan rambut panjang Annastasia yang terurai. Ia tertawa bahagia setelah selama ini selalu penasaran dengan isi rumah kaca itu.
"Tunggu dulu.. Apa itu?" Tanya Annastasia kemudian sambil memicingkan matanya setelah sadar di ujung rumah kaca itu terdapat sebuah sangkar burung yang begitu besar, dengan besi-besi yang berwarna kuning keemasan.
Sangkar burung itu di kelilingi bunga delphinium yang memancarkan cahaya berwarna kuning, cahaya bunga-bunga itu seperti menyoroti sangkar burung itu hingga Annastasia harus berjalan lebih dekat untuk mengetahui apa yang ada di dalam sangkar itu.
Annastasia berjalan pelan mendekati sangkar burung itu, hingga setelah ia berada dekat dengan sangkar, Annastasia terdiam dengan mata terbelalak. Ia terkejut karena melihat sesosok bayangan hitam sehitam tinta sedang berdiri di dalam sangkar.
"Kau siapa?" Tanya Annastasia kemudian setelah rasa penasarannya mengalahkan rasa terkejutnya.
"Anna!!" Jawab bayangan itu setelah ia berbalik dengan suara lembut menyerupai seorang pria dewasa.
Melihat bayangan itu berbalik, Annastasia mengerutkan keningnya bingung karena bayangan itu tidak memiliki mata, hidung ataupun mulut untuk berbicara. Makhluk itu seperti menggunakan jubah berwarna hitam, memiliki tanduk seperti rusa namun bertubuh seperti pria dewasa dengan kulit yang berwarna hitam pekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MOON
Roman d'amourLucas Alstroemeria, Pangeran sekaligus penerus takhta Kerajaan Alstroemeria sedang menatap tajam wanita yang ada di hadapannya. Kemudian ia melangkah mendekati wanita itu dan berbisik di telinganya. "Annastasia Delphinium, kau kan pemilik pedang hit...