XVII. The Truth

17 2 0
                                        

Pesta ulang tahun Putri Calista yang berlangsung meriah, justru tidak membuat Edward merasa senang, ia hanya terdiam di sudut ruangan setelah melihat putri kesayangannya berdansa dengan Pangeran Lucas. 

Edward memutar gelas anggur yang ia pegang dengan mata yang menatap tajam Lucas. "Kau tahu, tatapan matamu itu bisa mengeluarkan panah yang dapat menembus dada Pangeran Lucas." Diana berkata dengan suara empuknya, membuyarkan pandangan Edward yang langsung melirik ke arah istri tercintanya itu. 

"Aku yakin ada yang mengganggu pikiranmu." Lanjut Diana sambil mengangkat kedua alisnya bertanya.

"Aku hanya sedang memikirkan, apa yang sedang direncanakan oleh Pangeran muda itu." Jawab Edward sambil menyesap anggur yang ada di gelasnya. "Edward! ini hanya sebuah dansa. Tidakkah kau lihat betapa indahnya mereka berdansa?" timpal Diana sambil merangkul lengan suaminya yang besar dan kekar dengan tawa.

"Tidak bagi Putra Mahkota Kerajaan ini Diana." Edward pun langsung menghabiskan minuman anggur yang ia pegang dengan cepat dan langsung menaruh gelasnya di meja. Kemudian ia memegang lembut  jari-jemari Diana yang lentik dan menariknya untuk ikut berjalan menghampiri William yang berdiri tak jauh darinya. "Will, aku ingin kau mengamati gerak-gerik Pangeran Lucas." bisiknya.

"Semua gerak-geriknya?" William bertanya. Ia tidak merasa terkejut, karena Wiliam sudah terbiasa mendapatkan tugas dari Edward untuk mengamati dan mencari informasi seseorang. Dan itu adalah salah satu keahlian keluarga Duke Delphinium yang sudah di wariskan pada William sebagai calon Duke selanjutnya. 

"Hanya semua yang berkaitan dengan Anna." 

"Tapi kenapa Ayah?" 

Edward terdiam sejenak sambil kembali menatap tajam Lucas, Diana yang ada di sampingnya  menoleh ke arah Edward menunggu jawaban apa yang akan di katakan oleh suaminya itu. "Lucas adalah pria yang tidak bisa ramah dengan siapa pun apalagi wanita, dan lagi bukankah semua orang tahu dia Pangeran yang benci berdansa?" Diana yang mendengar ucapan suaminya tertawa sambil berkata. "Lalu? Bukan sesuatu yang tidak mungkin jika Anna bisa membuat Pangeran Lucas tertarik kan?" 

Edward terdiam, lalu ia kembali berkata. "Pada Kasus Pangeran Lucas berbeda Diana. Dia memiliki alasan kenapa tidak bisa bersikap ramah dan tidak bisa menerima ataupun memiliki cinta." Diana dan William terdiam sambil menatap Edward dengan wajah yang mulai serius, kemudian Edward kembali berkata. "Maka dari itu semua, tidak mungkin Pangeran mendekati Anna-ku hanya karena perasaan suka, dia pasti memiliki rencana, bukan begitu?" 

Diana pun akhirnya berkomentar dengan tatapan ngeri. "Ed! Bagaimana bisa kau seyakin itu? Kau sembunyikan sesuatu dari kami kan mengenai Pangeran Lucas?"

Edward menoleh ke arah Diana, kemudian tersenyum kaku. " Kita bicarakan ini di rumah."

--- 

Setelah bertegur sapa dan berbincang dengan Annastasia, Diana, Edward dan William kembali ke  Mansion Delphinium tanpa merasa senang. Sepanjang perjalanan mereka sibuk dengan pikiran mereka sendiri, memikirkan percakapan kecil mereka yang terdengar sangat berbahaya hingga Edward tersenyum dan berkata dingin untuk melanjutkannya di rumah. Firasatku tidak enak tentang ini. Ucap Diana dalam hatinya gelisah.

Sesampainya di ruang kerja milik Edward, William yang sudah kehabisan kesabaran pun bertanya. "Jadi bisa Ayah lanjutkan percakapan kita sebelumnya?" 

Edward menarik napas panjang dan mengingat kembali perjanjiannya dengan sang Ratu untuk menjadikan Annastasia sebagai kandidat Putri Mahkota. Ia tahu benar, bahwa sang Ratu tidak akan mau melindungi orang lain selain itu akan menguntungkan baginya. Dan dalam kasus ini, ia lakukan untuk melindungi Putra Mahkota, satu-satunya pewaris Kerajaan Alstromeria.

BLUE MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang