XIX. Cherry Tree

8 2 0
                                    

Pertama kalinya Annastasia mendengar rumor mengenai Putra Mahkota adalah saat usianya masih 14 tahun dan terkurung dalam mansion. Rumor yang pertama kali ia dengar tentunya dari para pelayan yang sedang beristirahat di dapur sambil menikmati teh hangat. Dan di sanalah Annastasia mendapatkan banyak cerita dan gosip. 

Saat itu Annastasia terdiam terkejut saat seorang pelayan mengatakan. "Jika Putra Mahkota terus membunuh pelayan dan prajuritnya hanya karena kesalahan kecil, maka ia akan tumbuh menjadi Raja yang Tiran di masa depan."

Pelayan yang lainnya pun menyela. "Tapi kau tahu? Para wanita dan Nyonya bangsawan sangat memuja Pangeran Lucas karena wajahnya yang tampan dan postur tubuhnya yang indah." 

Annastasia yang duduk di depan para pelayannya pun akhirnya menyunggingkan senyum kaku sambil berpikir. "Ini mengerikan, bagaimana bisa mereka memuja seseorang yang menakutkan seperti itu hanya karena tampan? Jika suatu hari nanti aku bisa keluar dari Mansion ini, aku lebih memilih untuk menghindarinya."

---

Annastasia menghela napas panjang sambil mendongak menatap dahan pohon ceri yang bergoyang pelan terkena angin musim semi yang akan segera berakhir. "Setelah mengetahui alasan di balik sikapnya yang menyeramkan dan kekuatanku ini, aku tidak bisa menghindari Pangeran." Gumamnya pelan.

Tiba-tiba Annastasia kembali teringat pada Lucas yang beberapa saat lalu berdiri di hadapannya dengan wajah merah padam menahan rasa sakit dengan nafasnya yang terengah-engah. Mata biru laut Lucas yang biasanya terlihat dingin dan tenang saat itu terlihat sangat panik dan ketakutan. Saat Lucas menggenggam tangan Annastasia, ia merasakan tangan besarnya begitu dingin dan gemetar, bahkan seluruh tubuhnya berkeringat dan gemetar hebat.  "Pangeran pasti sangat menderita. Aku tidak menyangka kalau Pangeran bisa terlihat begitu rapuh dan ketakutan." Gumam Annastasia dalam hati.

Air mata Annastasia pun kembali menetes, hatinya kembali terasa sakit. "Mengingat wajahnya saat itu, mengapa membuatku merasa sedih?" Annastasia pun menutup wajahnya dengan kedua tangannya, perasaannya bercampur aduk. 

"Elena!! Mereka sungguh sangat menyebalkan! bisa-bisanya pelayan memperlakukan Putri seorang Duke seperti ini." Dari jauh Annastasia mendengar suara Wendy yang terdengar marah. 

"Nona!" Teriak Wendy dari arah belakangnya. Kemudian ia melanjutkan. "Apakah Nona tahu apa yang pela--" Ucapan Wendy terhenti setelah melihat Annastasia mendongakkan kepalanya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. 

"Nona Apa yang terjadi? Apa Nona sakit?" Teriak Wendy akhirnya, sambil berjalan cepat menghampiri Annastasia. 

"No--na menangis? Siapa yang membuat Nona menangis? katakan!!" Seru Elena sambil bersiap mengeluarkan pedangnya yang ada di pinggang.

"Tidak, aku tidak sakit dan aku baik-baik saja!" Jawab Annastasia cepat dengan suara yang berdengung.

"Apa para pelayan itu mengganggu Nona?" Tanya Wendy tidak percaya dengan perkataan Annastasia.

"Tidak Wendy." Sela Annastasia, kemudian ia kembali duduk dalam posisi yang benar, menarik napas panjang lalu menghembuskannya, dan ia mencoba untuk mengalihkan pikirannya. "Kau harus melanjutkan perkataanmu sebelumnya, apa yang ingin kau beritahu padaku?" 

"Tentu saja itu mengenai para pelayan, kau tahu selama ini mereka mencoba untuk mengurangi porsi makananmu hingga camilanmu Nona, bahkan mereka mencoba untuk memberikan buah yang hampir busuk padamu Nona!." Jawab Wendy dengan menggebu-gebu.

Annastasia mengangkat kedua alisnya terkejut. "Tapi mereka tidak benar-benar melakukannya kan? Aku merasa tidak ada masalah dari makananku selama ini."

"Itu karena Mei yang selalu kembali menukar makanannya." 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BLUE MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang