14

2.6K 174 8
                                    

.....

“Disini rupanya kalian. Aku kira kalian pergi entah kemana. ” ujar Jaehyun melangkahkan kakinya keluar dari pintu yang mengarahkannya ke taman belakang mini yang Taeyong buat bersama dengan Mark dan Alana. Tamannya memang kecil, tapi sangat Asri. Taeyong bahkan membeli sebuah pohon Rindang yang tidak terlalu besar agar mereka bertiga bisa piknik bersama di bawah pohon itu. Bergabung dengan mereka.

Taeyong menuangkan teh beraroma Melati ke dalam cangkir milik Jaehyun. Ia juga mengambilkan jaehyun sepotong kue dengan aroma jahe yang cukup kuat. “Bagaimana caranya Daddy bisa masuk? Aku ingat sekali jika tadi aku yang mengunci pintu toko,” tanya Mark. Dengan Jaehyun yang menunjukan duplikat kunci rumah milik Taeyong ke arah mereka semua, terjawab sudah pertanyaan Mark.

“Kalian tega sekali, kenapa tidak menunggu Daddy hah? ” Jaehyun meminum teh nya perlahan, menikmati teh buatan Taeyong yang khas dengan aroma bunga yang selalu berbeda-beda setiap harinya. Bukannya tidak enak, tapi ini sungguh menyegarkan.

“Kami pikir Daddy tidak akan mampir. Tadi kami dengar kalau Mommy akan mampir ke kantor Daddy. " jawab Alana kalem. Ia tidak terlalu suka kue Jahe. Tapi dengan bantuan krim manis yang di buat Taeyong, Alana justru semakin lahap memakan kuenya. Seolah lupa jika kue itu adalah kue jahe.

“Oh” jaehyun tidak mau banyak bicara mengenai Rosaline di hadapan Taeyong. Wanita itu memang mampir ke kantornya, dia hanya ingin mengantarkan sekotak sushi kepada Jaehyun. Tapi percayalah, Jaehyun tidak suka makanan mentah. Jika tidak membuangnya, sushi itu akan Ia berikan kepada karyawannya secara cuma-cuma.

“Teh ini enak. Melati, benar? ” Taeyong mengangguk untuk menjawab pertanyaan Jaehyun.

“Melati memiliki bau terbaik untuk teh. Tidak heran jika banyak perusahaan teh yang menggunakan melati sebagai ekstrak terbaik mereka. ” sebenarnya Jaehyun tidak peduli dengan perusahaan perusahaan teh itu. Tapi melihat Taeyong yang semangat menjelaskan sesuatu membuatnya ingin tersenyum. Sementara Taeyong yang masih asik dengan teh dan ektrak melatihnya, Jaehyun hanya memandang Taeyong dengan senyuman yang terpatri di bibirnya.

“-produk teh terbaik itu dibuat oleh Diamonds Tea. Tapi, aku juga tidak begitu yakin. Aku belum pernah mencoba teh itu. Harganya sangat mahal. Sampai kapanpun aku tidak akan sanggup membelinya, ” ujar Taeyong menunduk sambil menuangkan kembali teh di gelasnya. Jaehyun segera mengeluarkan ponselnya dan men-dial seseorang. Setelah sering ketiga, baru ada jawaban.

“Lain kali kau harus mengangkat telpon ku di dering pertama karena kalau tidak, kau ku pecat. ” Jaehyun tidak suka jika ia harus menunggu, Dan ia benar-benar serius dengan kata tidak suka menunggu. Syukur-syukur kalau hanya di pecat dan bukannya di bunuh. Jaehyun diam saja mendengarkan kata maaf dari seberang telepon. “Pesankan aku produk terbaik Diamonds Tea. Sekarang. ” Jaehyun memutuskan sambungan begitu saja.

Hyung, sungguh? Diamonds Tea itu sangat mahal, teh itu di hitung per-gramnya. Dan yang benar saja, Diamonds Tea itu di China. Untuk sampai kesini bisa sampai berhari-hari lamanya, ” protes Taeyong setelah mendengar apa yang baru saja Jaehyun bicarakan di telepon dengan seseorang. Mark dan Alana entah pergi kemana hingga hanya menyisakan Jaehyun dan Taeyong saja.

Sementara Jaehyun masih saja tenang melihat Taeyong membombardir nya dengan protes, matanya tiba-tiba saja berbinar. Ia menyadari sesuatu. Dadanya berdegup kencang. Inikah hormon ibu hamil? Tanyanya dalam hati. Dikecup nya bibir Taeyong yang dari tadi tidak bisa berhenti bicara.

Devil's Claw • [ JAEYONG ] • [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang