Devil's Claw • [ JAEYONG ] • [ END ]

20

......

"Jadi bagaimana dengan kekasih saya, dok?"

"Tidak apa-apa, hanya konstraksi biasa saja. Tapi, melihat konstraksinya, mungkin dalam waktu beberapa hari lagi kekasih Anda sudah akan melahirkan..Agak aneh sebenarnya jika kekasih Anda belum sadar juga. Tapi ini mungkin pengaruh dari obat biusnya. Dan lagi, saya mendengar banyak tentang mendiang istri dan putri Anda. Saya turut berduka cita, Tuan. Tapi, saya pikir Anda harus menjaga kekasih Anda, Tuan. Dia cukup--atau bisa saya katakan sangat- stress akhir-akhir ini" Mendengar penjelasan dokter membuat Jaehyun lega. la takut terjadi sesuatu yang buruk pada Taeyong. Dan lagi, Taeyong mungkin akan sangat membenci
dirinya jika ia melahirkan di hari yang sama dengan di makamkannya Alana. Untuk permasalahan stress Taeyong, sepertinya Jaehyun tahu jelas apa alasannya. "Anda sudah bisa menjenguknya di dalam. Saya permisi dulu, Tuan."

"Daddy? Papa tidak apa-apa kan?" tanya Mark yang bangkit dari kursi yang didudukinya. Senyuman kecil dari Jaehyun membuat Mark menghela napasnya lega. la juga tidak bisa berdiri dengan kuat saat ini. Kematian adik kecilnya membuatnya juga sangat terpukul. Tanpa Taeyong, mungkin Mark tidak akan bisa setegar ini. Mark berpikir untuk membuat dirinya menjadi lebih kuat, kegagalannya dalam menjaga Alana sudah bisa menjadi satu tombak kuat untuk membuat dirinya menjadi lebih kuat lagi dan melindungi keluarganya, tidak terkecuali Daddy-nya.

Jaehyun mengajak Mark masuk ke dalam kamar inap Taeyong. Di sana Taeyong sedang tidur dengan tenang. Jaehyun tidak tega melihat Taeyong yang seperti ini. Kantung matanya bahkan terlihat hampir memiliki kantung mata. Dan hal itu sudah cukup menghitam. la tahu meninggalnya Alana membuat Taeyong terpukul dengan sangat.Kadang-kadang Taeyong tidak mau memakan makanannya. Dan itu membuat Jaehyun cukup frustasi.

Jika bukan Jaehyun yang menyuapinya, mungkin Taeyong sudah tidak mau makan lagi. Satu waktu Jaehyun tidak bisa pulang ke rumah, dan kegiatan menyuapinya digantikan oleh Mark. Itupun sudah dibujuk oleh Jaehyun. Selain dari mereka berdua,Taeyong belum mau didekati oleh siapapun. Jaehyun tidak pernah merasa terbebani karena hal itu. Taeyong bersikap seperti itu karena ia hanya terlalu mencintai anaknya.

Mengingat Alana membuat Jaehyun sedih. la tidak bisa melindungi putrinya sama sekali. Di samping kanan ranjang Taeyong,Jaehyun menundukkan kepalanya di atas tangannya. la merindukan putrinya. Gadis kecil itu bahkan belum ia ajari bagaimana caranya mengendari sebuah mobil, belum ia ajari bagaimana caranya
menembak, belum ia ajari bagaimana caranya berkelahi jika suatu saat nanti ada pria yang mendekatinya. Bahkan Jaehyun sudah berjanji pada dirinya sendiri jika suatu saat nanti ada seorang pria yang menyakiti putrinya, ia akan menembak pria itu tepat di kepalanya tanpa ampun.

Tapi janji, hanyalah tinggal janji.

Tidak kalah dengan Jaehyun dan Mark juga sama frustasinya. Di saat seperti ini, biasanya Alana akan selalu menemaninya. Meski tidak berkata atau melakukan apapun, Mark selalu merasa terbantu hanya karena hal seperti itu. Bahkan satu waktu, Mark pernah menemukan Alana tertidur di kamarnya karena ia harus pulang terlambat ke rumah. Beberapa pria congkak mengganggunya dan ia harus memukul mereka terlebih dahulu baru bisa puas. Kebalikan dari Jaehyun, Mark justru tidur di sisi kiri ranjang Taeyong.

Biarkan mereka istirahat sejenak.Satu hal sama yang mereka rasakan, mereka merindukan seorang gadis kecil ceria yang bernama Alana. Putri tunggal seorang Jaehyun Jung, Alana Jung.

.....

Gelap.

Jaehyun berusaha mencaritahu dimana ia berada saat ini. Sejauh matanya melihat ke sekitar tidak ada satu titik pun cahaya yang mampu dilihatnya. Seseorang kemudian menyentuhnya dari belakang, ia membalikkan kepalanya, Mark. la kemudian memeluk putranya dan menatap anaknya itu dengan tatapan bertanya. Mark hanya menggeleng tanda ia juga tidak tahu.