10

2.6K 199 12
                                    

Devil's Claw
JY
.....

Tidak butuh banyak waktu untuk mengemas barang-barang Taeyong yang tidak seberapa. Bahkan Taeyong hanya membawa satu tas dan isinya hanya baju-bajunya saja.Ia tidak memiliki barang lain yang ia bawa. Karena tasnya sudah penuh dengan baju-bajunya. Jika pun ada celah,tidak ada lagi tempat yang muat untuk kotak itu.

Kotak itu berukuran tidak terlalu besar, tapi tidak terlalu kecil juga. Sebuah kotak dengan ukuran kira-kira 25 cm×20 cm. Kotak yang berwarna coklat agak rapuh itu adalah pemberian dari bibi Taeyong sebelum ia kembali ke desanya. Kotak yang dulunya diberikan kepada Taeyong dengan isi makanan kesukaan Taeyong yang dibuat oleh bibinya, masakan yang sangat enak. Seharusnya kotak itu cukup berharga bagi Taeyong, karena itu pemberian bibinya kepadanya.

Selembar kertas Taeyong masukan ke dalam kotak agak rapuh itu. Sebuah surat yang ia tunjukan untuk Jaehyun. Sebuah surat yang berisi pengungkapan perasaan Taeyong Setelah sekian lama. Sebuah surat yang berisi permintaan maaf Taeyong. Sebuah surat yang berisi ungkapan bahagia Taeyeon karena pernah berada di tengah-tengah keluarga Jungs kecuali Nyonya Rosaline dan ungkapan rasa cinta Taeyong kepada sang Ace meskipun ia tahu bahwa rasa cintanya tidak akan terbalas.

Di dalam surat itu juga ada kalimat Taeyong yang mengatakan tentang kehamilannya, ia bahkan menyertakan hasil USG-nya ke dalam kotak agak rapuh itu. Bukan, bukan kotaknya yang rapuh, hanya saja warna kotak itu yang menunjukan seolah-olah itu rapuh. Tapi kotak itu sebenarnya cukup kuat. Taeyong sudah beberapa kali mengetuk kotak itu. Ia akan memberikan kotak itu kepada Jaehyun ketika mereka bertemu nanti malam.

Tiba-tiba pintu kamar Taeyong diketuk oleh seseorang. Taeyong kemudian berdiri dan membuka pintu kamarnya. Tanpa diduga, anak-anaknya berdiri di depan pintu itu dengan keadaan sedih. Mark yang menundukkan kepalanya dan tidak mau menatap Taeyong saat ini dengan Alana yang meneteskan air matanya. Taeyong segera mempersilahkan mereka masuk ke dalam kamarnya sebelum dilihat oleh orang lain. Ia membiarkan Mark dan Alana duduk di atas ranjangnya, emm mungkin itu akan menjadi bekas ranjangnya sekarang. Sebuah ranjang yang sangat nyaman untuk ukuran seorang pembantu ah tidak, tukang kebun merangkap pengasuh sepertinya.

"Kenapa Tuan Muda dan Non-” ucapan Taeyong terpotong begitu Alana langsung melompat masuk ke dalam pelukannya. Alasan kenapa Mark terus menundukkan kepalanya adalah karena matanya sedang berkaca-kaca saat ini. Matanya sedikit memerah, Mark pasti baru saja menangis. Sedangkan Alana, matanya bahkan terlihat lebih parah. Mata Alana terlihat bengkak karena menangis semalaman.

“Aku selalu merasa kenapa ada yang aneh saat Papa bicara sama kami. Dan aku menyadarinya sekarang, tapi bodohnya aku kenapa baru menyadarinya sekarang.” Mark terlihat frustasi saat ini, ia pasti sedang memarahi dirinya sendiri. Mark agaknya mengerti dengan apa yang Mark katakan tadi.

Papa terlalu sopan pada kami, karena kami yang mulai nyaman dengan Papa, makanya kami tidak menyadari panggilan Papa pada kami.” Mark melanjutkan apa yang ia katakan tadi. Ia kemudian mengusap matanya yang sudah mengeluarkan beberapa tetes air mata itu.
Papa, untuk kali ini saja, Tolong jangan bicara terlalu formal kepada kami.”

Taeyong mengangkat Alana dan duduk di sebelah Mark. Ia kemudian menarik Mark untuk masuk ke dalam pelukannya bersama dengan Alana. Gadis kecil itu bahkan Kelihatannya tidak bisa berhenti dari tangisannya mark segera membalas pelukan Taeyong di tubuhnya Ia jadi ikut menangis bersama dengan Alana. Karena Percuma saja ia menahan tangisnya bahkan sebelum mengetuk pintu tadi. Semuanya tidak berguna, di hadapan Taeyong tangisannya langsung keluar begitu saja tanpa bisa ditahan. “Iya sayang, Maafkan Papa.”

Devil's Claw • [ JAEYONG ] • [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang