17

1.8K 114 13
                                    

.....

"Kau terlihat lesu sekali. Kenapa?" Lucas bertanya sambil menunggu Taeyong selesai merangkai beberapa peony biru yang disematkan dengan stok berwarna putih. Dilihat dari sisi manapun, bunga yang dipesan oleh Lucas ini terdengar sangat
romantis. Peony itu dilambangkan sebagai bunga cinta kasih dan kebahagiaan.Taeyong pribadi, lebih suka peony yang berwarna merah muda atau ungu. Tapi sangat disayangkan, stok bunga itu tidak tersedia hari ini. Yang ada hanya peony putih dan biru. Ah, dan beberapa tangkai peony kuning yang tersisa.

Sedangkan bunga stok sendiri sangat tepat diberikan jika seseorang ingin menyampaikan perasaan kasih sayang mereka. Berbeda dengan peony, hari ini Taeyong punya banyak tangkai bunga stok. Mulai dari yang berwarna putih, kuning,merah, hingga ungu. Lucas juga ingin beberapa lavender di belakang bunga-bunga
yang dipilihnya.

Sebelum membeli bunga hari ini,Lucas terlebih dahulu menanyai Taeyong tentang makna bunga yang mengisyaratkan keromantisan. Bukan urusan Taeyong tentang kemana bunga itu akan Lucas berikan, bisa saja ibunya, neneknya lagi, atau tantenya, adiknya mungkin, kakak juga bisa, atau pacar. Siapapun itu, Taeyong selalu mendoakan yang terbaik untuk semua pelanggan di toko bunganya.

Lucas segera membayar karangan bunga yang Taeyong buat begitu buket itu selesai dirangkai. Sesuai yang diharapkan oleh Lucas, Taeyong selalu saja bisa merangkai bunga apapun itu menjadi buket yang menawan. Pun dengan Mark, karena anak
itu merangkai juga dari arahan ataupun contoh yang Taeyong katakan. "Oh!" Sebelum benar-benar pergi,Lucas segera merogoh sesuatu dari kantong coat-nya. "Ini tip untukmu," ujarnya seraya memberikan sebatang coklat kepada Taeyong.

Taeyong tidak tahu harus berkata apa. Ini pertama kalinya seorang pria memberikannya sebatang coklat. "Seseorang yang kukenal baru saja kembali dari Rusia, dia memberikanku beberapa batang coklat seperti itu. Kupikir yang dia bawa itu terlalu banyak, tidak masalah jika aku membaginya sebatang untukmu.Anggap saja sebagai kompensasi karena waktu itu sudah mengganggumu di
malam hari. Ok Taeyong? Aku segera pergi. See you."

Lucas segera meninggalkan toko bunga milik Taeyong. Ditatapnya coklat yang ada di tangannya itu. Terlihat begitu menggiurkan. Baru saja Taeyong ingin membuka bungkus coklat itu, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam toko miliknya. Di sanalah ia melihat Alana sedang susah payah menarik sesuatu. Tidak lama, kepala Mark mulai kelihatan. Tidak jauh berbeda dengan Alana, dia juga terlihat sibuk menarik sesuatu. Taeyong penasaran, apa yang ditarik anak-anaknya sehingga mereka terlihat begitu susah payah. la segera keluar dari konter miliknya dan berjalan menuju
pintu.

Di sanalah dia.

Seseorang yang sangat dirindukan nya.

Sedang berusaha menutup mukanya dengan satu tangannya yang bebas.

Pria bertubuh besar itu seharusnya bisa sangat mudah jika dia ingin melepaskan Cengkraman Mark dan Alana di tangannya. Jikapun dia harus melakukannya, itu pasti bisa menyakiti Mark dan Alana, makanya dia pasti tidak bisa melakukannya. Jadilah drama picisan di pintu tokonya terputar kali ini. Taeyong tidak habis pikir apa yang dipikirkan oleh pria itu sehingga dirinya menghindar seperti anak-anak. Ketua mafia itu tidak tahu betapa Taeyong sangat merindukannya.Jaehyun, kau memang bodoh.

"Hyung?" panggilan Taeyong sukses membuat Jaehyun tersentak. Pria itu terlihat...berantakan. Baru beberapa hari ia tidak melihatnya. Siapa sangka jika kurun waktu beberapa hari itu bisa membuat seorang Jung Jaehyun berantakan.Rambutnya tidak seklimis dulu. Janggutnya sudah mulai tumbuh di bagian pipi,dagu, hingga leher bagian atas. Matanya sedikit memerah. Taeyong membayangkan apakah pria yang dirindukannya itu mendapatkan tidur yang cukup beberapa hari ini? "Masuklah."

Devil's Claw • [ JAEYONG ] • [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang