2 🔞

988 68 14
                                    

warning;
tida utk anak kicik:(
jg tida utk yg suka sesak napas.
wkwk<3


Sudah satu bulan-atau lebih-sejak usainya hubungan Jaehan dan Yechan, tapi mereka belum pernah bertegur sapa. keduanya benar-benar seperti orang asing. Jika berpapasan pun, Jaehan akan lebih dulu menunduk dan berlalu pergi. Awalnya Yechan berusaha untuk menyapa, paling tidak ingin menatap Jaehan lebih lama. Tapi Jaehan seakan menghindar. Yechan bahkan sadar bahwa Jaehan tidak ingin berada dalam jarak dekat dengannya.

Yechan menghela napas.

Hubungannya dengan Kevin baik-baik saja, tentunya. Tapi sikap Yechan pada Kevin sedikit berubah, atau mungkin banyak. Pria itu lebih sering acuh. Dan sebisa mungkin Yechan hanya akan hadir jika Kevin benar-benar parah. Diluar itu, Yechan tidak mau lagi ikut campur. Yechan bahkan menyewa bodyguard untuk menjaga Kevin. Alasannya kepada orang tua dan orang tua Kevin adalah bahwa pekerjaannya membuatnya lelah, tidak bisa menjaga Kevin seperti dulu.

Beruntung, Kevin mengerti. Lebih tepatnya, Kevin menyadari sedikit kesalahannya.

Hanya sedikit.

Yechan bahkan pernah berkata padanya "Perbaiki dulu hubunganku dengan Jaehan, setelah itu baru aku akan menjadi teman Hyung lagi. Itu juga jika Jaehan mengijinkan aku untuk menjagamu."

Kala itu, Kevin yang menghela napas. Tidak menyangka jika Yechan bertindak sejauh itu.

Biasanya, jika orang-orang terdekat Yechan memilih pergi, ya sudah, pergi saja. Yechan hanya akan merenung dua sampai tiga hari, sisanya ia akan kembali seperti awal. Selalu seperti itu, Kevin pun menyadarinya.

Tadinya, Kevin pikir akan tetap seperti itu.

Nyatanya, perasaan Yechan kepada Jaehan jauh lebih rumit. Tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan perasaan Yechan kepadanya.

Yechan sendiri sangat sadar jika perlahan Kevin memang menjauhinya. Tapi Yechan tidak peduli. Yechan berharap akan tetap seperti ini. Sudah seharusnya Kevin tidak bergantung kepadanya.

Biar bagaimanapun, Yechan hanya pria dua puluh satu tahun. Yang sudah harus mengeluarkan isi hatinya tanpa perlu takut.


-fate-

Yechan berjalan ke arah pantry, saat melihat Jaehan baru saja keluar dari sana membawa dua gelas kopi.

Yechan yang tadinya mengantuk langsung terjaga. Matanya mengerjap beberapa kali, melihat Jaehan yang agak kesusahan membawa gelas ditangannya. Yechan jelas ingat jika Jaehan adalah tipe orang yang tidak bisa membawa barang di kedua tangannya. Sudah banyak sekali contohnya, saat Jaehan membawa tumpukan kertas yang akan dibawa ke ruangan lain pun, pria itu hampir saja terjatuh. Alasannya adalah karena Jaehan tidak akan fokus pada jalanan jika tangannya penuh, membuat Jaehan akan sulit menjaga keseimbangan.

Benar saja, Jaehan hampir tersandung kakinya sendiri jika saja tidak ada seseorang dibelakang Jaehan yang menyanggah. Tangan orang itu berada dipunggung Jaehan, mendekati pinggang. Yechan bahkan menahan napas saat melihat itu.

Ia kalah beberapa detik untuk menyelamatkan Jaehan.

"Oh, Hangyeom-ah, terimakasih." saat Hangyeom melepaskannya, pria itu mengambil satu gelas ditangannya.

"Hati-hati, Jaehanie, aku baru meninggalkanmu lima detik dan kau sudah hampir celaka." gemas, Hangyeom mengacak rambut Jaehan menggunakan tangannya yang kosong. Pria itu bahkan tersenyum dengan sangat tampan. Membuat pipi Jaehan bersemu dan terpana beberapa detik.

Yechan refleks batuk, tidak bisa menyembunyikan kecemburuan yang dilihatnya sekarang.

Sejak kapan Jaehan-nya akrab dengan Hangyeom?

Fate☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang