Fate 4

584 42 21
                                    

Jaehanie Hyung, pulanglah lebih cepat.
Aku rindu✨💛

Jaehan melirik meja di sebrangnya. Sepenuhnya mengernyit saat melihat siapa yang mengiriminya pesan.

Ini sudah pukul empat sore, harusnya mereka pulang satu jam lagi, tapi karena keadaan yang mendesak, mereka harus lembur untuk waktu yang tidak ditentukan.

Jaehan tentu saja mendesah ditempatnya. Akhir-akhir ini, mereka seringkali lembur. Dan tidak bisa untuk mengatakan tidak.

Jaehan kembali meraih ponselnya, dan mengetik sesuatu. Saat mendongak, pandangannya bertemu dengan Yechan yang memberinya kedipan. Jaehan langsung melihat sekeliling dengan panik. Berharap tidak ada yang melihat apa yang dilakukan Yechan.

Bernapas lega, Jaehan kembali menatap layar komputernya. Otaknya harus segera bekerja dengan cepat. Agar bisa pulang. Bokong Jaehan bahkan terasa kebas akibat duduk berjam-jam lamanya.

Kau tau kita harus lembur, bukan?

Yechan cemberut. Buru-buru ia mengetikkan sesuatu.

Kita bisa membolos jika kau mau.
Apa Hyung tidak merindukanku seperti aku merindukanmu? Jahat sekali.

Jaehan memutar bola matanya saat membaca balasan Yechan. Apa ia lupa jika baru tadi pagi mereka menghabiskan waktu bersama sampai terlambat masuk kantor?

Siapa yang menjebak Jaehan di atas kasur dan tidak mengizinkannya untuk melihat jam?

Siapa yang merengek seperti bayi saat Jaehan coba melepaskan pelukan mereka?

Membiarkan, Jaehan kembali pada pekerjaannya. Sepenuhnya mengabaikan Yechan yang menatapnya. Meminta balasan.

"Jaehanie, aku akan ke pantry, apa kau mau menitip?"

Itu Hangyeom, menjulurkan kepalanya pada meja disampingnya. Menatap Jaehan dengan matanya yang lucu.

Yechan menegakkan tubuhnya. Sepenuhnya memasang telinga.

Tetap fokus pada perkerjaannya, Jaehan menjawab. "Tidak, Gyeom-ah, aku sedang tidak ingin apapun. Terimakasih."

Yechan tersenyum mendengarnya. Refleks bahunya yang tadi tegang jadi mengendur.

Jika tadi kau mengatakan iya pada Hangyeom Hyung, aku tidak segan-segan untuk melompat ke depan kalian, Hyung.

Jaehan melirik, buru-buru mendongak untuk melihat Yechan yang menyeringai. Tak lama, satu pesan kembali masuk ke ponselnya.

Aku membutuhkanmu untuk mengisi tenaga, Hyung.

Mendesah, Jaehan akhirnya meraih ponselnya dan membuka room chat satu-satunya yang ada di ponsel. Siapa lagi yang melakukannya jika bukan Yechan? Yang lebih muda bersikeras untuk menghapus semua pesan kecuali itu dari dirinya.

Kau mengganggu pekerjaanku, Yechanie. Bagaiaman aku bisa pulang jika aku tidak segera menyelesaikan ini semua?

Setelah itu, Yechan cemberut. Matanya bahkan menatap Jaehan dengan tatapan terluka.

Secara sengaja, Yechan meregangkan kedua tangannya dan mendesah dengan suara yang kencang. Membuang muka saat orang-orang menatapnya. Lima menit kemudian, Yechan sudah tenggelam dalam pekerjaannya. Benar-benar mengabaikan Jaehan yang berkali-kali meliriknya.

Fate☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang