Fate 9

377 37 2
                                    

Waktu itu, SMA Dharma sedang mengadakan pensi. Di hari Minggu, saat libur. Berbagai macam permainan dan makanan tersedia disana. Jaehan awalnya tidak berniat untuk datang, tapi tadi pagi Hyuk mengiriminya pesan. Singkat sekali, setelah mereka yang terjebak di perpustakaan hampir dua jam.

Percakapan mereka tadi pun tak lebih dari "Hyung kelas berapa?" atau "Sepertinya aku pernah melihat Hyung sebelum ini." dari Hyuk, tentu saja. Jaehan bahkan tidak berani menatap wajah adik kelasnya itu. Dadanya bergemuruh. Dan Jaehan tidak berniat untuk mengakuinya.

Untungnya, Hyuk yang famous tentu menghubungi teman-temannya, walaupun harus menunggu satu jam lamanya. Dan setengah jam kemudian, Pak Karni selaku satpam yang bertanggung jawab atas semua kunci kelas disekolah, datang dan membukanya.

Jaehan jelas merasa lega. Membuat Hyuk terkekeh.

"Apa terjebak bersamaku membuatmu sangat frustasi, Hyung?" tanyanya, dan mengulurkan tangannya untuk membantu Jaehan berdiri. Setelah Pak Karni meminta maaf dan pergi meninggalkan mereka.

Jaehan gelagapan, saat tangan itu terulur didepannya. Tidak pernah terbayangkan bahwa tangan yang setiap hari dilihatnya dari jauh ini akan terulur untuknya.

"Hyung?" panggil Hyuk, saat Jaehan tidak juga menyambut ulurannya.

Jaehan meringis. Mengulurkan tangan kanannya dan menyambut, Jaehan berdiri. Hampir terjatuh jika saja Hyuk tidak menahannya.

Hyuk berdecak, saat tatapannya jatuh ke bawah. Pada sepatu Jaehan yang ikatan talinya terurai. Pantas saja Jaehan hampir tersandung.

Hyuk berjongkok. Belum selesai Jaehan terkejut, Hyuk sudah mendekati kakinya dan mengikat tali sepatunya. Jaehan tertegun.

"Lain kali perhatikan tali sepatumu, Hyung." kata Hyuk, pelan dan lembut. Saat sudah selesai, Hyuk mendongak dan tersenyum. Bibirnya yang tipis tampak melengkung ke atas. Manis sekali. Jaehan rasa ia jantungnya akan rusak untuk sesaat.

"Terimakasih, Hyuk-ah."

Hyuk menelengkan kepalanya, dan berdiri. Menatap Jaehan, lekat. "Bagaimana Hyung tau namaku?"

Jaehan semakin meringis. Menyumpahi mulutnya yang tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Jaehan sudah ingin melangkah pergi, tapi tangan Hyuk justru menariknya mendekat. Menatapnya, meminta jawaban.

"Um, itu, aku pernah mendengar teman-temanmu memanggilmu." oke, itu justru terdengar seperti stalker ditelinga Jaehan.

Karena setelah itu Hyuk tertawa, dengan matanya yang menyipit, membuat Jaehan terpana. "Benarkah? Apa ini pujian karena seorang Kim Jaehan si nomor satu mengingat namaku?"

Kedua pipi Jaehan merona tanpa bisa di cegah. Tangannya yang tak digenggam Hyuk bahkan menjadi basah, karena gugup.

"Hyung lucu sekali. Aku jadi ingin menggigitmu."

Dan Hyuk tertawa kencang saat Jaehan mendongak dan menganga menatapnya.

Hyuk melepaskan tangan mereka, dan mengeluarkan ponselnya dari saku. "Apa aku boleh meminta kontakmu, Hyung?"

Seakan belum cukup keterkejutan Jaehan hari ini, dan Hyuk mengatakan itu dengan suaranya yang menggoda.

Akhirnya, seperti itulah awal mereka dekat dan bertukar nomor ponsel.

Jaehan yang pelupa bahkan mengingat setiap detail percakapan mereka. Membuat Jaehan menghela napas. Ia memiringkan tubuhnya, menatap punggung Yechan yang ia rasa sudah terlelap.

Fate☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang