Fate 10

338 35 13
                                    

"Jaehanie Hyung!"

Panggilan itu membuat Jaehan yang sedang menunduk jadi mendongak. Menoleh ke kanan, Jaehan terkejut. Saat Jaehan tidak bereaksi, panggilan itu kembali terdengar, membuatnya jadi tersenyum dan dan balas melambai.

Saat sudah sampai di dekat Jaehan, seseorang itu membungkukan punggungnya, menghela napas yang ngos-ngosan akibat berlari terlalu cepat.

Seseorang itu mengambil tempat disamping Jaehan, cemberut. "Kenapa Hyung tidak menungguku?"

Pertanyaan itu membuat Jaehan salah tingkah.

Sepuluh menit lalu, saat bel pulang sekolah telah berbunyi, sesuai janjinya pada Hyuk setelah percakapan mereka sebelumnya, Jaehan menunggu Hyuk di koridor lantai dua, dekat tangga. Hampir satu menit, akhirnya Jaehan melihat Hyuk keluar kelas. Tangannya yang terangkat ingin melambai, akhirnya diturunkan saat ia melihat Hyuk sedang di kerubungi oleh siswi-siswi di kanan-kirinya. Jaehan menebak,  mereka semua sedang mengajak Hyuk untuk pulang bersama.

Pria tampan itu tersenyum menanggapi. Dan tidak merasa risih saat beberapa siswi bahkan menyelipkan tangan di lengannya yang kokoh. Membuat Jaehan tersenyum getir ditempatnya berdiri.

Mengeratkan pegangan pada tas slempangnya, Jaehan menghela napas.

Harusnya Jaehan tidak pernah mengiyakan saat Hyuk mengatakan untuk menunggunya sepulang sekolah agar mereka bisa pulang bersama.

Hyuk... terlalu tampan untuk dilewatkan oleh siswi-siswi cantik. Dan Jaehan bukan salah satunya.

Akhirnya, Jaehan mengalihkan pandangannya dan berjalan turun, meninggalkan pemandangan didepannya.

Jadi, saat Jaehan menemukan Hyuk berlari menghampirinya di halte seperti ini... Jaehan merasa ada kupu-kupu yang menggelitiki perutnya.

"Hyung?" panggil Hyuk lagi, tangannya melambai di depan wajah Jaehan. "Kenapa tidak menungguku?"

Jaehan mendesah, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tadi aku sudah menunggu di tangga lantai dua." Jaehan melirik Hyuk. "Tapi sepertinya kau sedang sibuk. Aku tidak ingin mengganggumu."

Hyuk mengernyit memikirkan apa yang telah dilihat Jaehan. Saat ia kembali mengingat, Hyuk tertawa. Tangannya refleks mengusak rambut Jaehan, gemas.

Tapi alih-alih menjawab, Hyuk justru mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah permen karet yang sering dibawanya. Tangannya terulur pada Jaehan. "Hyung mau?"

Jaehan mengangguk. Saat tangannya terulur ingin mengambil, tangan besar Hyuk justru memerangkapnya. Jaehan yang terkejut langsung mendongak, dan merasa jantungnya akan jatuh saat Hyuk menatapnya dengan intens dan tersenyum lembut.

"Lain kali," katanya, pelan. Membuat Jaehan menahan napas disetiap kata. "Jika aku mengajak Hyung pulang bersama, maka Hyung akan pulang bersamaku apapun yang terjadi. Oke?"

Melepaskan tangannya, Hyuk berdiri saat melihat busway yang menghampiri mereka. Menggamit tangan Jaehan yang masih terulur, Hyuk menariknya, memasuki pintu busway yang otomatis terbuka.

Jaehan duduk didekat jendela, dengan Hyuk disampingnya. Setelah busway melaju, Hyuk melepaskan genggaman tangan mereka. Membuat Jaehan diam-diam mendesah kecewa.

Hyuk menoleh padanya. "Hyung tidak menyukai permen karet?"

Jaehan tergagap, dan langsung melihat tangannya yang masih menggenggam permen karet dengan erat, seakan ingin meremukannya.

Fate☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang