3 (END)🔞

948 57 12
                                    

Yechan tidak bisa menyembunyikan senyumnya seharian ini. Yang biasanya hanya menyapa ala kadarnya, pagi itu Yechan mengucapkan "Selamat pagi." pada semua orang yang dilewati atau melewatinya. Yechan juga mentraktir beberapa minuman dan makanan. Saat mereka bertanya sedang ada apa, Yechan hanya menyeringai, tidak menjawab, dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Jaehan tentu saja salah tingkah. Karena Yechan menyeringai dengan mata yang mengarah pada dirinya.

Yechan juga beberapa kali mengedipkan matanya saat mereka tidak sengaja bertatapan. Jaehan jelas langsung menghindar, tapi Yechan justru terkekeh. Lucu sekali, batinnya berteriak.

Setelah kejadian tadi pagi, dimana Jaehan menghentikan cumbuan brutal yang dilakukan oleh yang lebih muda, Jaehan merasa bibirnya bengkak dan panas. Jaehan bahkan harus mengancingkan semua kemejanya sampai atas, karena tanda yang dibuat oleh Yechan.

Awalnya Yechan tak ingin melepaskan. Yechan bahkan memberi ide untuk membolos, alasannya agar lebih cepat untuknya menjelaskan. Tapi dilihat dari matanya yang sayu, bibirnya yang mencuri cium di seluruh wajah Jaehan, sudah bisa dipastikan alasan tadi hanyalah bohong belaka.

"Hyung..." Yechan tidak menyerah, tangannya kembali mengelus pinggang yang lebih tua, meremasnya.

"Tidak, Yechanie." mulutnya berkata tidak, tapi kepalanya mendongak saat Yechan kembali mencium lehernya. Belum lagi beberapa desahan yang Jaehan keluarkan. Argh sial! Otak Yechan semakin kemana-kemana.

"Bagaimana jika disini?"

Jelas saja Jaehan segera menjauh. Ia bahkan ingin turun dari pangkuan Yechan dengan bibir manyun. "Kau gila, Yechanie."

Tapi Yechan memang gila, jika itu menyangkut Jaehan.

Menarik Jaehan lagi yang sudah ingin turun dari pangkuannya, Yechan terkekeh. "Aku sangat merindukanmu."

Sudah puluhan kali diucapkan dalam kurang waktu satu jam ini, tapi Jaehan tetap merona.

Mengecup bibir Yechan dengan cepat, Jaehan kembali menatap wajah didepannya, menangkup, "Aku juga merindukanmu."

-fate-

"Jaehanie, ayo pulang bersama." itu Hangyeom, yang selalu tidak peka pada sekitarnya.

Jaehan yang sedang membereskan beberapa barangnya menoleh, melihat Hangyeom yang bersandar pada mejanya dengan tangan bersedekap, dan senyum yang cerah. Hangyeom selalu memperlakukan Jaehan dengan baik dari awal mereka mencoba untuk berteman. Dan Jaehan merasa aman jika orang itu Hangyeom.

Tapi untuk saat ini Jaehan sedang ingin bersama Yechan.

Yechanie.

Yechan-nya.

Hanya dengan memikirkan itu saja sudah membuat Jaehan merona. Argh! Pelet seorang Shin Yechan memang sebrutal itu.

"Maaf, Gyeom, hari ini aku akan pulang sendiri saja." saat melihat Hangyeom cemberut, Jaehan tidak tahan untuk tidak gemas dan mengacak rambut temannya itu, dan tertawa. "Aku ingin belanja bulanan untuk dirumah, kau pasti lelah jika aku lama."

"Tidak." tapi jawaban Hangyeom datang dengan cepat. "Aku akan menemani dengan baik, Jaehanie. Ayolah."

Jaehan tidak sadar, bahwa perlakuannya pada Hangyeom tadi ditangkap oleh Yechan di sebrang sana. Mata pria itu menyipit, menahan untuk tidak mendengus. Ingin rasanya berjalan kesana dan menjauhi Jaehan-nya dari Hangyeom.

"Ini malam sabtu, kau tidak berkencan?" tanya Jaehan, semakin tertawa saat lawan bicaranya mendelik.

"Kau tau aku menjomblo, Jaehanie." Hangyeom semakin bersedekap, "Kau mengejek ku, ya?"

Fate☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang