Fate (14)

432 31 0
                                    

Pagi-pagi sekali, Jaehan sudah bangun, yang langsung di hadapkan dengan dada telanjang kekasihnya. Jaehan merona, mengingat bagaimana malamnya pun, dengan Yechan yang tidak bisa menahan hasratnya, akhirnya mereka kembali melakukannya. Walaupun hanya satu kali, karena Jaehan yang mengantuk akibat minum obat.

"Ung?" desah Yechan, saat Jaehan mengetuk-ngetukan jari di dadanya. Sambil sesekali mencium disana.

"Selamat pagi, Yechanie." saat Yechan benar-benar membuka mata, Jaehan mendongakkan kepalanya. Agak maju untuk memberikan ciuman. "Morning kiss."

Yechan melebarkan matanya, takjub karena Jaehan yang jarang sekali menyukai ciuman di pagi hari, tiba-tiba saja melakukannya.

Pelukan di pinggang telanjang Jaehan, ia eratkan. Tangannya menepuk-nepuk bokong Jaehan. Meremasnya pelan karena gemas.

"Tumben sekali?" saat Jaehan merona, Yechan tertawa. "Sepertinya memang ada yang salah dari obatnya, Hyung. Kau menjadi agresif."

Jaehan cemberut. "Kau tidak menyukainya?"

"Siapa bilang?" dengan sengaja, Yechan menempelkan miliknya dibawah sana dengan milik Jaehan. Menabraknya. Membuat Jaehan bergetar untuk beberapa saat. "Aku sangat menyukainya."

Lalu dengan menunduk, Yechan meraup bibir yang sudah satu hari penuh di makannya, tanpa bosan.

Jaehan mendorong dada Yechan. "Aku lapar, Yechanie."

Yechan melepaskan dengan terpaksa. Saliva nya yang turun di dagu Jaehan, di hisapnya. Sebelum memfokuskan pandangannya. "Hyung ingin makan apa? Biar aku yang membuatnya."

"Kau bisa?" tanya Jaehan. Karena jujur saja, sejak mereka memilih tinggal bersama, tidak ada yang pernah memasak. Kecuali ramyeon.

"Telur?" dan saat Yechan meringis, Jaehan tertawa. "Bagaimana jika kita memesan saja? Aku takut membuat dapurmu berantakan, Hyung."

Lalu Jaehan duduk, membuat selimut yang tadinya menutupi bawahannya jadi merosot. Yechan yang melihat itu membulatkan matanya. Belum sempat Yechan melihat lebih lanjut, Jaehan sudah mengambil ponselnya, menekan beberapa angka yang sudah sering mereka hubungi.

"Halo?" saat sambungan itu terhubung, Jaehan menggumam. Lalu Jaehan menyebutkan beberapa pesanan untuknya, juga untuk Yechan.

Yechan yang melihat Jaehan begitu fokus, mengangkat tubuh Jaehan dan mendudukan di pangkuannya. Yang lebih tua terkejut, tapi tidak menjauh. Justru berpegangan pada leher Yechan dengan satu tangannya yang kosong.

"Yechanie, kau ingin tambah-ahh." Jaehan membekap mulutnya, saat merasakan Yechan sedang bermain dengan tonjolan kecil di dadanya. Mengisap seperti bayi. "Yechanie!"

Tapi Yechan tidak menghiraukan. Masih dengan posisi seperti itu, tanpa melepaskan, Yechan bergumam. "Aku ingin susu."

Jaehan memukul kepala Yechan pelan. Mencoba menarik kepala itu menjuahinya. Tapi tenaga Yechan jelas lebih kuat darinya. Menjauh barang sedikitpun tidak.

"Errr, ku pikir sudah cukup. Ya.. ya..."

Lalu Jaehan memutuskan sambungan, dan membuang asal ponselnya. Kedua tangannya kini meremat rambut panjang Yechan yang masih fokus pada kegiatannya.

"Yechanie, apa yang kau lakukan?" Jaehan mendesah, saat Yechan menggigitnya.

Melepaskan, Yechan mendongak menatapnya. "Meminum susu ku." dan setelah itu, Yechan tidak membiarkan Jaehan bernapas dengan meraup tonjolan yang lainnya lagi.

Membuat Jaehan menggelinjang dalam pangkuannya. Gigi Yechan seakan mengulitinya.

"Yechanie, tidak akan keluar apapun dari sana." tapi kebalikan dari kata-katanya, Jaehan justru menekan kepala Yechan untuk semakin tenggelam disana.

Fate☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang