Song Hye Kyo segera turun dari mobil ketika Rolls Royce berwarna selby gray miliknya mulai menepi di pelataran luas sebuah mansion bergaya Mediterania klasik di distrik Hannam-dong. Hape nya terus bergetar dengan pesan beruntun seiring dengan langkahnya menuju kamar.
"Noona kau tidak marah padaku kan?"
"Noona aku sungguh minta maaf"
"Besok ku buatkan Sundubu Jjigae spesial untukmu ya"
"Noona kau sudah sampai?"
"Selamat istirahat noona, aku menyayangimu"
Pesan maraton dari Yoo Ah In dan Park Hyung Sik dibacanya satu persatu. Hye Kyo tidak bisa menahan senyum gelinya melihat polah dua bocah itu. Hingga terbersit penyesalan dalam dirinya karena selama di mobil tadi Hye Kyo hanya mendiamkan mereka. Dia berpura-pura tertidur meskipun yang sebenarnya otaknya sedang memproses segala sesuatu yang berkaitan tentang hubungannya dengan Lee Min Ho. Hye Kyo baru akan membalas pesan dari para dongsaeng nya sebelum aktivitas itu dihentikan oleh sebuah panggilan masuk dimana nama Lee Min Ho terpampang di layar. Setarik senyum mulai samar-samar tercipta di wajah cantiknya. Hye Kyo langsung men-swipe layar hapenya sembari merebahkan diri diatas kasur.
"Kau sudah sampai sayang?" Suara lembut Min Ho langsung merambat kependengarannya. Suara favoritnya.
"Ne, aku sudah di tempat tidur" Jawab Hye Kyo dengan senyum manis saat itu juga dia menyadari samar-samar terdengar kebisingan lalu lintas di antara suara Min Ho.
"Syukurlah, kalau begitu" Gumannya tampak lega
"Kau masih disana?" Hye Kyo bertanya meskipun dia sudah menebak apa jawabannya.
"Aku juga meninggalkan pesta lebih awal. Tidak ada kau disana sama dengan tidak ada hal lain yang bisa kulakukan" Jawab Min Ho lalu menyesap kopi nya di balkon. Pria itu sedang berdiri menikmati malam yang dingin di apartemen. Di bawahnya berlalu lalang kendaraan dan kerlipan cahaya lampu yang menghiasi setiap sudut sungai Han.
"Aku minta maaf" Ujar Hye Kyo lirih, mendengar itu Min Ho merasa berat seolah kepalanya dipaksa untuk kembali mengingat kejadian tadi. Hye Kyo tampak menarik nafas lalu kemudian dia melanjutkan.
"Mereka memang menyebalkan tapi percayalah.."
"Mereka melakukan itu karena mereka menyayangimu" Potong Min Ho ketika Hye Kyo belum sempat menuntaskan kalimatnya.
"Aku tau mereka menyayangi mu, tapi ini bukan tentang mereka" Hye Kyo terdiam untuk sesaat wanita cantik itu sama sekali tidak menyangka kejadian di pesta tadi bisa sangat mempengaruhi Min Ho.
"Ini tentang perasaan ku yang sudah lelah dengan ini semua" Sambung Min Ho ketika kalimat itu mencuat begitu saja tanpa dia pikirkan sebelumnya.
"Kita sudah sering berdebat soal ini dan kita selalu berakhir dengan kesepakatan yang sama, tapi kenapa kau selalu saja memulainya?" Balas Hye Kyo dengan intonasi tenang seolah dia mengerti akhir dari perdebatan mereka.
"Itu karena kita tidak pernah mengambil keputusan yang benar-benar membuat kita bahagia" Balas Min Ho cepat. Intonasi suaranya hampir serupa dengan Hye Kyo. Pria tampan itu juga memiliki ketenangan luar biasa.
"Jadi kau mau apa?" Suasana mulai memanas ketika Hye Kyo tidak ingin bertele-tele. Min Ho kembali terdiam untuk beberapa saat hingga akhirnya dia mulai bersuara.
"Aku ingin kita menikah, aku muak saat kita harus menyembunyikan semuanya" Putus Lee Min Ho mengutarakan isi hatinya. Bagaimanapun, dia telah menahan kalimat itu mati-matian tapi kali ini dia seolah berada di puncak kesabarannya.
"Menikah tidak sesederhana itu, ada begitu banyak hal yang perlu di pertimbangkan. Karena ini bukan hanya tentang kau dan aku" Hye Kyo langsung menjawab kali ini emosinya sedikit tersulut meskipun intonasi suaranya tetap tenang seperti biasa.
"Tidak sesulit itu jika kau memiliki keberanian untuk menghadapinya bersamaku" Pungkas Min Ho kemudian.
"Untuk pertama kalinya kata pernikahan menjadi begitu klise di telingaku" Hye Kyo tersenyum kecut. Baginya pernikahan itu sangat kompleks dan Lee Min Ho tidak bisa menginterpretasikannya dengan seenaknya.
"Kau hanya terlalu takut menghadapinya" Lirih Min Ho di seberang. Dia seolah mengerti apa yang wanita itu rasakan. Tapi Hye Kyo justru semakin kalut ketika kalimat itu keluar dari mulut Min Ho.
"Bagaimana bisa kau memutuskan untuk menikah disaat aku masih perlu mencerna kehadiranmu dalam hidup ku. Aku memang mencintaimu. Itu benar. Tapi aku tidak akan menikah jika semata-mata hanya untuk memuaskan ego mu" Ucap Hye Kyo spontan. Rentetan kalimatnya membuat Lee Min Ho tak bergeming. Perkataan Hye Kyo seperti meremas hatinya tanpa perasaan. Butuh sepersekian detik bagi Lee Min Ho untuk menghela nafas demi mengisi dadanya yang terasa penuh.
"Kau menutup mata bahwa pernikahan tidak segampang itu untuk kita berdua" Sambung Hye Kyo kemudian. Wanita itu sadar bahwa perkataannya telah menyakiti Min Ho. Tapi dia tidak bisa memungkiri bahwa hatinya juga terluka. Mereka selalu memperdebatkan persoalan yang sama tanpa menemukan jalan tengah untuk keduanya. Keadaan belum memungkinkan untuk mempublikasikan hubungan mereka. Wanita itu juga pernah berharap pada orang yang salah, dia pernah begitu terpuruk sampai berpikir bahwa hidupnya begitu payah. Dia menelan semua rasa sakit itu sendiri dengan berharap suatu saat semuanya akan sirna. Hal itu kemudian membuatnya sangat berhati-hati untuk melangkah.
"Lalu sampai kapan kita seperti ini?" Min Ho bertanya lirih, satu kenyataan besar yang baru diketahuinya. Wanita yang teramat dia cintai itu ternyata belum pulih dari lukanya. Sepertinya Min Ho terlalu berekspektasi tinggi dengan berpikir seorang Song Hye Kyo adalah miliknya seutuhnya. Sementara Hye Kyo hanya memandang nanar langit-langit kamar. Pertanyaan Min Ho membuat hatinya mencelos. Dia bahkan tidak pernah berpikir bagaimana masa depan akan membawa hubungan mereka. Baginya segalanya masih tampak begitu buram.
"Aku berharap waktu akan memihak kita. Jika kau memang ditakdirkan untuk ku kau akan berakhir bersamaku" Jawab Hye Kyo begitu pasrah. Min Ho tersenyum getir mendengar jawabannya.
"Kau selalu berharap bahwa waktu bisa memperbaiki segalanya. Bahwa waktu bisa membawa kita ke saat yang tepat. Kau memintaku menunggu dan terus berharap. Tapi bagiku waktu hanya berpihak pada seseorang yang berani mengambil langkah besar dalam hidupnya" Min Ho menimpali. Dadanya bergemuruh seiring dengan tekadnya untuk meyakinkan Hye Kyo.
"Aku memang egois, aku pikir dengan mendapatkan hatimu itu sudah lebih dari cukup tapi aku justru menginginkan mu lebih dari itu. Aku ingin mengisi kekosongan dalam hidupmu dan mengobati setiap lukamu. Tapi sekeras apapun aku berusaha kau masih belum sepenuhnya percaya padaku" Terang Min Ho mengungkapkan kekecewaannya. Suasana menjadi hening untuk sesaat baik Lee Min Ho dan Song Hye Kyo keduanya tenggelam dalam pemikiran yang berbeda. Hingga akhirnya salah satu dari mereka bersuara yang membuat malam itu akan menjadi lebih pedih dari yang pernah ada.
"Kita akhiri saja semuanya" Hye Kyo berguman rendah. Wanita itu berucap lembut meski hatinya tengah berperang melawan logikanya. Tanpa disadari nya Min Ho terhenyak seolah dunianya berhenti berputar saat itu juga. Bukan itu yang dia harapkan dari argumen mereka.
''Aku rasa hubungan kita tidak akan berhasil. Kita hanya akan saling menyakiti jika terus bertahan pada ego masing-masing" Ujar Hye Kyo bersamaan dengan sudut matanya yang berair. Dia lalu secara sepihak memutus sambungan telfon setelah mengutarakan kalimat menyakitkan itu pada Lee Min Ho. Bahkan rasa sesak didadanya menjalar lebih intens ketika sambungan telfon itu terputus. Kenangan tentang Lee Min Ho terputar begitu saja di benaknya. Hingga akhirnya Hye Kyo hanya bisa memeluk dirinya sendiri sembari menikmati sakitnya. Begitu pun Min Ho yang saat ini tengah bermonolog dalam pedih. Rasanya begitu menyakitkan untuknya. Pria itu beberapa kali mendongakan wajah agar air matanya berhenti terjatuh. Separuh hatinya seolah hancur sementara separuh nya lagi masih berusaha keras mencerna kalimat Hye Kyo yang terasa belum masuk akal baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Minkyo Couple
RomanceSong Hye Kyo dan Lee Min Ho merupakan aktris dan aktor papan atas Korea Selatan. Keduanya terlibat hubungan spesial yang disembunyikan diam-diam. Berbagai macam konflik dalam hubungan mereka tak ubahnya pasang surut air laut. Mampukan mereka bertaha...