"Jeongmariya?" Pekik Lee Yong Jung saat membaca pesan singkat di hape nya. Teriakannya jelas membuat semua pasang mata di meja bundar itu spontan menatapnya."Ada apa?" Megan Jung selaku stylist yang terlibat dalam meeting bertanya agak panik. Barulah Lee Yong Jung sadar bahwa reaksi terkejutnya telah menganggu seorang PR manajer yang saat itu tengah mempresentasikan kinerjanya.
"Mianhae, aku cancel saja meeting hari ini kita sambung besok pagi" Tanpa berpikir lebih jauh Lee Yong Jung bangkit dari kursinya.
"Kenapa tiba-tiba mau pergi? Apa terjadi sesuatu?" Selidik Jang Yong Hoon yang juga merupakan salah satu petinggi MYM. Pria itu ikut bangkit dari posisi duduk nya yang semakin mengundang banyak pasang mata untuk menatap Lee Yong Jung dengan curiga.
"Semoga tidak ada hubungannya dengan aktris dari agensi sebelah" Cho Jeong-sik sang PR manajer yang bermulut blak-blakan itu tampak menyela membuat Jang Yong Hoon menaikan sebelah alisnya.
"Min Ho sudah mengenalkannya pada Eomma" Lee Yong Jung yang sudah muak dengan tatapan para staff nya mulai mengaku dengan gamblang. Alhasil sesuai prediksinya, masing-masing dari mereka tampak melotot dengan mulut yang menganga. Kecuali Megan Jung yang tampak menahan senyum karena sudah dibisiki Min Ho sejak awal.
"Apa adikmu itu sudah gila? Kita baru menerima banyak proyek kerja sama. Jelas-jelas dalam klausal integritas nya tertulis bahwa Lee Min Ho tidak boleh terlibat skandal atau masalah. Karirnya bisa di ujung tanduk" Jang Yong Hoon mulai berapi-api sementara Lee Yong Jung tampak tak terusik sedikitpun karena dia adalah boss-nya.
"Apalagi wanita itu bukan sembarangan wanita. Dia seorang Song Hye-kyo. Apakah mereka berdua tidak memikirkan resikonya sebelum memutuskan untuk berpacaran. Jika sampai skandal ini tercium media maka booommm ini akan menjadi akhir dari era mereka" Cho Jeong-sik berujar sangat dramatis membuat kepala akuntan dan tim kreatif dibuat manggut-manggut mendengarkan prediksi nya.
"Ya! Jeong Sik-ah, aku tidak bodoh. Aku sudah memperhitungkan segala resikonya. Tapi adikku itu bukan bocah ingusan yang bisa ku setir dengan mudah" Lee Yong Jung meneriaki PR manajer nya. Jeong Sik pun mulai menunduk takut. Dia agak menyesali mulutnya yang bergerak lebih cepat dari otaknya.
"Aku akan segera adakan urgent meeting dengan Min Ho secepatnya, kalian bersiap saja" Tutup Lee Yong Jung yang langsung mengambil seribu langkah. Dia berpikir untuk segera tiba di rumah orang tuanya sebelum semuanya berada diluar kendalinya.
***
Sementara di tempat lain Min Ho sangat antusias mengajak Hye Kyo ke kamar lamanya untuk memperlihatkan beberapa kenangan masa kecil hingga remajanya. Kamar itu sangat luas. Beberapa sudutnya dihiasi oleh deretan video game dan alat musik. Tapi yang membuat Kyo terpana adalah saat dia menyadari bahwa yang mencolok dari kamar itu adalah sudut temboknya yang dipenuhi oleh poster dirinya. Kyo seolah menonton evolusi dirinya dari belia hingga beranjak dewasa. Bahkan di sudut yang lain berjejer beberapa foto Song Hye Kyo yang sepertinya diambil dari majalah, koran hingga flyer. Min Ho bahkan menyusunnya dalam bentuk kolase hexagonal lalu memanjangnya tepat berhadapan dengan ranjang dimana dia biasa tertidur. Di dekat jendela berdiri sebuah rak buku dimana di sekat paling atasnya terdapat album foto Song Hye Kyo yang sempat dirilis secara kormersil berserta beberapa photobooth Hye Kyo yang sudah dimuat ulang oleh Min Ho dalam bentuk scrapbook.
"Kenapa melihat ku seperti itu?" Min Ho gemas saat dia menjelaskan bagaimana dia memperoleh segala atribut yang berhubungan dengan Hye Kyo tapi Hye Kyo justru menatapnya dengan sendu.
"Jika reinkarnasi itu benar ada, maka kelak di kehidupan berikutnya aku ingin mencintaimu lebih dulu" Ucap Kyo membuat Min Ho menangkup wajahnya dengan penuh cinta.
"Aku tetap ingin menjadi yang pertama mencintaimu tapi aku akan berdoa agar saat terlahir kembali aku memiliki lebih banyak keberanian untuk mendekati mu lebih awal" Ujar Min Ho membuat Nyonya Lee yang sedari tadi memperhatikan mereka menjadi begitu terharu. Tapi sebelum Min Ho membuat calon menantunya itu menangis dia lebih dulu berdehem.
"Jika tidak keberatan, Eomma ingin bicara dengan Hye Kyo sebelum kau mengantarnya pulang" Sela Nyonya Lee sopan.
"Tentu Eomoni" Kyo menyambut ajakan Nyonya Lee. Sementara wanita paruh baya itu memerintahkan putranya untuk mengambil segelas air putih. Min Ho memahami sinyal eomma nya yang sepertinya ingin berbicara empat mata saja dengan Hye Kyo.
"Hye Kyo-ya" Nyonya Lee menggenggam tangan Hye Kyo ketika keduanya sudah duduk di kasur Min Ho. Tatapan Nyonya Lee mengingatkan Hye Kyo pada eommanya di Daegu. Kyo kemudian ikut menggenggam balik tangan Nyonya Lee seolah menunggu apapun yang ingin di sampaikannya.
"Min Ho adalah segalanya bagiku, tapi bagi Min Ho, kau adalah dunianya" Ucap Nyonya Lee dengan senyum ke ibuannya.
"Meskipun aku adalah dunianya tapi Min Ho tidak akan sanggup menjalani hidupnya tanpa eomoni" Balas Hye Kyo masih menggenggam lembut tangan wanita yang agak berkerut namun tetap lembut di usianya.
"Mungkin kau benar, tapi percayalah dia akan menjadi mayat hidup jika tidak bersamamu" Timpal Nyonya Lee membuat keduanya terkekeh. Wanita paruh baya itu kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya yang terlihat seperti sebuah kotak kayu berukuran kecil dia lalu membukanya dengan hati-hati.
"Kisah cinta mu dengan Min Ho membuat ku meyakini kalau 'benang merah takdir' itu benar-benar nyata" Nyonya Lee menunjukkan pusaka keluarganya pada Song Hye-kyo. Sebuah cincin berlian dengan permata berhiaskan batu Ruby diatasnya. Di dalam permatanya terdapat guratan yang seolah membentuk pintalan benang berwarna merah. Hye Kyo terkesan dengan desainnya.
"Ketika Tuhan menakdirkan dua orang untuk berjodoh, dia akan mengikat benang merah di jari kelingking mereka agar keduanya dapat saling terhubung. Benang merah itu bisa saja sangat panjang dan dua orang yang terhubung dengan benang itu bisa berada di tempat yang berjauhan. Tapi benang itu tidak akan pernah putus. Benang itu akan selalu menyatukan dua orang yang telah ditakdirkan untuk bersama tanpa peduli seberapa mustahil pun kemungkinannya, itu yang dikatakan mendiang ibu mertuaku saat Appa Min Ho pertama kali mengenalkan ku pada keluarganya " Kenang Nyonya Lee membuat Hye Kyo terpana.
"Dia lalu memberikan cincin ini padaku" Sambung Nyonya Lee kembali dengan mata berbinar.
"Seperti takdir, cincin ini harus kuberikan padamu karna sejak awal hatiku sudah meyakini kalau kau adalah pemilik dari ujung benang merah di kelingking Min Ho" Nyonya Lee menyodorkan cincinnya untuk dia sematkan di jari Hye Kyo.
"Tapi eomoni" Kyo berusaha menyela karena baginya semua masih nampak terburu-buru. Masih ada segelintir orang yang ingin dia yakinkan. Masih banyak kemungkinan dan resiko yang dia pertimbangkan. Tapi ketika tanpa sengaja Hye Kyo menangkap sosok Min Ho yang menatapnya dari ambang pintu hatinya menjadi riuh. Pria itu hanya mematung tapi sorot matanya sangatlah dalam dan tulus. Itu adalah sorot mata yang sama setelah sekian tahun lamanya. Apakah Hye Kyo bisa hidup tanpanya? Premis itu hinggap begitu saja di kepalanya hingga tanpa beban Hye Kyo mulai mengangguk lembut. Wanita cantik itu mempersilahkan jemari lentiknya untuk dimasuki berlian dari nyonya Lee. Dan di detik itu pula Min Ho seolah sakau karena kebahagiaan yang sulit dia bendung. Ketika cincin itu sudah melingkar di jari kekasihnya itu artinya Hye Kyo sudah memberinya lampu hijau untuk segera mensakralkan hubungan mereka. Jika ini nyata maka bagi Min Ho ini terlalu sempurna. Senyum kebahagiaan terukir jelas di bibirnya tapi disaat yang bersamaan pula air mata haru tampak menggenangi bola matanya.
To be continue!
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Minkyo Couple
Roman d'amourSong Hye Kyo dan Lee Min Ho merupakan aktris dan aktor papan atas Korea Selatan. Keduanya terlibat hubungan spesial yang disembunyikan diam-diam. Berbagai macam konflik dalam hubungan mereka tak ubahnya pasang surut air laut. Mampukan mereka bertaha...