Part 29

463 29 12
                                    

Part 29


"Tidak mungkin, ini lebih banyak dari perkiraanku."

Zayn baru saja menghitung jumlah para penjaga yang berada di sekitar gerbang utama. Mereka ada 15 orang, dan Harry berkata hanya 5 sampai 10 orang. Mau seperti apa lagi sekarang? Bahkan untuk bersembunyi di balik apartemen ini pun membuat Zayn tidak tenang.


Mungkin Zayn masih perlu menunggu waktu yang pas hingga adanya pergerakan. Berharap lebih baik jika semua orang itu tiba-tiba mendapat serangan jantung lalu mati. Sangat bagus, bukan?


Tapi tidak mungkin mereka memiliki riwayat penyakit jantung jika profesinya sebagai penjahat seperti ini. Seharusnya mereka semua berada di rumah dengan tulisan 'ketok dahulu' yang tertera pada bagian depan pintunya.


Setelah dijatuhkan oleh imajinasinya sendiri, ekor mata Zayn menangkap sesuatu disana. Wah, apa itu? Setengah dari mereka berlarian masuk ke dalam gudang dan lainnya pergi ke belakang gudang. Sepertinya mengarah pada gerbang akhir. "Apa yang terjadi? Jangan-jangan Callysta dan Harry—"

.

.

"Aaaa!! Lepaskan aku!"

"Nadine, ini bukan bagian dari rencana!"

"Masa bodoh, aku yang membuat rencana ini, Vera!"


Empat orang disana terus menahan Nadine yang masih memberontak dengan berbagai cara agar ia dapat melepaskan diri. Gadis ini hampir saja membunuh Callysta yang berstatus tawanannya. Memang benar jika Nadine sendiri yang merencanakan penculikan Callysta untuk mengetahui keberadaan Harry. Tapi ia tidak menyebutkan rencana pembunuhan.


Perasaan Nadine kelewat sayang terhadap Harry. Ia begitu mencintai dan memuja pria itu. Namun ia tidak pernah mau menerima bahwa Harry sama sekali tak mencintainya. Jangankan untuk hal cinta, rasa suka sedikit pun tidak ada. Miris memang.

Tapi sepertinya Nadine mulai menyadari itu. Mengapa hasratnya ingin membunuh Callysta? Karena ia merasa Harry malah mencintai gadis itu.


"Kau yang telah membuat Harry menghilang! Lalu kau menjawab bahwa kau tidak tahu dimana keberadaannya?! Kau pantas mati, Cleon!"


Air muka Nadine bercampur dengan amarah dan kemudian keluarlah bulir bening dari matanya. Itulah air mata yang selama ini ia bendung. Tak tahu berapa lama ia menahan itu dan akhirnya pun pecah dalam sekejap.


Di waktu yang sama Callysta Cleon juga menangis menundukkan kepala. Ia tidak tahu kesalahan apa yang telah diperbuatnya. Ia juga tidak mengerti dengan situasi yang sedang dihadapinya ini. Dalam batinnya ia berkata sangat pelan,

Tuhan, apa takdirku tersirat seperti ini? Sungguh, aku tengah menjerit di dalamnya.


Dirasa air mata terakhir Callysta telah jatuh membasahi pipinya, hentakkan kaki itu membuat ia terkejut. "Terdapat mobil sport hitam di belakang sana, dengan plat nomor HA12 RRY. Kami tidak tahu itu milik siapa."

.

.

Pikiran Zayn sedang kalang kabut saat ini. Untuk kalian tahu, pria itu masih di titiknya berdiri, bersembunyi di balik gedung apartemen tua yang kosong dekat dengan gudang target itu. Posisinya benar-benar tidak menguntungkan. Ia tidak tahu apa yang terjadi di dalam sana, dan bagaimana dengan Harry.

Heart by Heart ⇨ h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang