Part 17

579 33 9
                                    

Part 17

"Harry?" Ucap Callysta dengan mulusnya. Mya dan Lucy menoleh pada gadis itu. Kening Lucy berkerut sedangkan Mya menarik alis kanannya. "Harry? Apa kau tidak salah?"

"Memangnya siapa yang terlintas dalam pikiranmu, Mya?" Callysta menatap Mya dalam kebingungan. Ia kira bahwa Mya sepikiran dengannya. Tapi ternyata, "Henry." Lucy mengangguk disampingnya. Itu tidak mungkin.

"Henry? Murid yang duduk di belakang Zayn itu?"

"Ya.."

Callysta memiringkan kepalanya sedikit. Ia mencoba menyesuaikan ciri-ciri Henry dengan yang disebutkan Lucas lalu membandingkannya dengan Harry. Dalam batinnya, ia tidak sependapat dengan dua gadis itu. Walaupun Henry memang termasuk juga.

"Tidak, aku lebih memilih Harry." Ucap Callysta berpegang teguh.

"Jelas lebih menjurus pada Henry, Call." Mya tak mau kalah.

"Kau harus tengok juga fisik Harry, Mya." Callysta memajukan sedikit kepalanya mendekati Mya.

"Tapi Henry lebih tinggi daripada Harry." Diikuti pula oleh Mya.

"Pokoknya Harry!"

"Henry!"

"Harry!"

"Henry!"

Lucas yang sedari tadi menonton pertunjukkan adu mulut itu mulai dibuat risih. Ia khawatir akan terjadi pertengkaran diantara mereka. Tentunya tahu sendiri bagaimana jika gadis-gadis sudah masuk kedalam fase yang lebih kejam. Tampar pipi, cakar kulit, jambak rambut, apa lagi?

"Harry!"

"Henry!"

"Harry!"

"Girls.. kumohon berhenti."

"Henry!"

"Ini bukan ajang tebak kata.."

"Harry!

"Henry!"

"Harry!"

"LUCAS!"

Semuanya terdiam seketika lalu menoleh ke arah Lucy. "Apa?" Wajah polos tanpa dosa itu benar-benar ingin ditinjunya. Kemudian Callysta dan Mya beralih menatap Lucas. Suasana menjadi hening dan begitu canggung dalam beberapa detik. "Well, disaat kalian beradu antara Harry ataupun Henry, mungkin aku bisa mengajukan Lucas.."

Mereka masih diam, saling pandang dengan arti masing-masing. Mungkin tidak pada ekspresi Lucas sendiri yang terlihat begitu kaget. Apa yang dilakukan gadis itu?

...

Untuk satu ruangan yang begitu gelap dan dingin, hanya ada sedikit cahaya dari lampu yang hampir mati. Meja kecil berbentuk lingkaran yang terletak dibawah lampu itu dikelilingi oleh beberapa orang yang untuk melihat wajahnya saja begitu buram. "Aku punya rencana.."

Persisnya, dua orang wanita dan dua orang pria tengah menyusun sesuatu dalam ruangan yang sudah sangat layak menjadi tempat eksekusi pembuatan film-film horor. Dan mereka termasuk kedalam bagian peran hantunya.

"Kita akan membuat dia hancur, menderita, dan.."

Hawa disana semakin dingin. Diatas meja bulat itu terdapat beberapa benda-benda yang tengah mereka perbincangkan. Terutama beberapa foto seorang gadis cantik tergeletak diantara kertas-kertas kusam. Juga sebuah pisau kecil namun sangat tajam yang kemudian diambil oleh salah seorang wanita itu.

Lalu pisau tersebut diarahkannya pada foto seorang gadis yang tengah tersenyum hingga membuat sobekan ditengahnya.

"..mati."

Heart by Heart ⇨ h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang