"Lo Tanya gue kenapa? Gue suka sama lo na! Dan gue cemburu liat lo sama Devano!" Ucap zayyan penuh penekanan.
Hening..
Suasana kelas seketika hening, murid yang tadinya sedang bercanda kini terdiam mematung seraya menatap Zayyan dan Lyana.
Seisi kelas tau bahwa Zayyan termasuk orang yang sulit jatuh cinta, dan kenapa saat ia jatuh cinta orang yang dirinya sukai sudah memiliki kekasih?
Lyana diam tak berani menjawab bibirnya terasa keluh, tak dapat mengucapkan sepatah katapun.
Zayyan menunduk, "Lo tau? Kenapa gue selalu ngelarang lo ini dan itu? Karena gue sayang sama lo Na, gue cinta sama lo.." Ucapan Zayyan terhenti.
"Gue gak tau kapan perasaan ini muncul, tapi setiap gue ada di deket lo gue selalu merasa nyaman Na. Gue pengen ngelindungin lo,"
"Gue gak mau lo kenapa-napa gue gak suka ada orang yang nyakitin lo."
"Gue gak suka liat lo deket sama Devano Na, gue cemburu liat lo deket sama dia."
Zayyan mengangkat pandangannya, dirinya menatap Lyana yang menundukkan kepalanya.
"Gue mau yang terbaik buat lo Na, gue gak mau lo deket-deket sama orang yang selalu nyakitin lo."
"Buka mata lo Na, yang selama ini selalu ada buat lo gue bukan Devano. Lo tau betapa susahnya gue nahan cemburu pas denger lo pelukan sama Devano?"
"Gue cinta sama lo na, gue sayang sama lo dan gue pengen selalu ngelindungin lo."
Ntah apa yang harus dirinya katakan, Lyana bingung harus menjawabnya.
Disisi lain dia sangat menghargai Zayyan karena selalu ada untuknya, namun di sisi lain pula dirinya sayang pada Devano.
Walaupun perlakuan Devano kadang semenah-menah padanya, ntah kenapa sulit untuk membenci Devano.
"Gu-gue.."
"Gue tau lo gak bakal bisa jawab sekarang, gue juga tau jauh dari lubuk hati lo yang paling dalam lo sayang sama Devano." Balas Zayyan memotong ucapan Lyana.
"Liat siapa yang benar-benar peduli na, jangan egois liat orang yang benar-benar ngehargain lo." Ucap Luna mengelus punggung Lyana yang bergetar.
"Jangan sampe karena keegoisan lo, lo kehilangan orang yang benar-benar berharga. Dan kalo orang itu udah pergi gak mungkin kan dia bakalan kembali lagi?" Balas Arlan sembari menepuk-nepuk punggung Zayyan.
Lyana tak dapat menjawab bibirnya terasa keluh.
"Tanpa lo sadar lo naro harapan buat gue na." Lirih Zayyan.
Seisi ruangan kelas dibuat tegang dengan saat-saat ini, tak ada lagi yang berani bercanda mereka hanya diam memperhatikan dua remaja yang tengah dimabuk asmara itu.
Lyana berdiri dari duduknya membuat intensitas seisi kelas tertuju padanya.
"Gue pergi dulu." Ucap Lyana lalu berlari keluar dari dalam kelas.
Zayyan yang hendak mengejarnya namun, ditahan oleh Arlan dan Mahen.
"Jangan dikejar dia butuh waktu buat sendiri." Ujar Arlan.
Zayyan duduk kembali di kursinya, tangannya kini bertumpu diatas kepalanya.
Sesekali dia berteriak keras membuat seisi kelas merinding, baru pertama kalinya melihat Zayyan sampai seperti ini.
Zayyan mengangkat pandangannya lalu beralih menatap Arlan, Mahen, dan Luna yang sentiasa menunggunya.
Zayyan menatap senduh keempat sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Am I Happy [End]
Подростковая литератураCerita ini menceritakan perjalanan seorang gadis bernama Lyana Axellyn, yang tak pernah bahagia selama hidupnya. Lyana terus di siksa oleh Ayah dan Ibu tirinya bukan hanya mereka namun, saudari tirinya juga. Mereka terus menyakiti Lyana baik mental...