Semalaman Lyana sama sekali belum pulang, dirinya menginap dirumah sakit untuk menjaga Zayyan bersama Arlan, Mahen, dan Luna.Keempat remaja itu kompak untuk menginap dan menjaga Zayyan disana, karena Clara harus pulang.
"Gue mau mutusin hubungan gue sama Devano." Ucap Lyana memecahkan keheningan.
Keempat remaja itu sontak tercengang, mereka masih tak percaya apa yang telah Lyana ucapkan.
"Seriusan lo?" Tanya Luna memastikan.
"Iyah, gue serius gue rasa gak ada yang perlu di pertahanin lagi karena kalian lebih penting dari pada Devano." Ujar Lyana.
Keempat remaja itu sontak kegirangan mendengar ucapan Lyana, mereka sangat bahagia dengan keputusan yang Lyana ambil saat ini.
"Besok pagi gue mau nemuin dia, ada yang bisa nemenin gue buat jaga-jaga takutnya Devano macem-macem?" Lyana sedikit khawatir.
"Gue bisa!" Balas Zayyan membuat meraka melirik malas kearah cowok itu.
"Masih sekarat gini, so-so'an mau ikut mending lo bobo cantik aja disini." Celetuk Arlan dengan nada mengejek.
"Gue gak sekarat." Bantah Zayyan kesal.
"Sadar diri itu penting, tenang aja gue bawa Arlan sama Luna aja." Ujar Lyana.
"Mahen lo tetap waspada yah di sini? Kalau terjadi apa-apa bilang, jangan panik sendiri doang." Lanjut Lyana.
"Iyah buset gue juga tau kali." Cetus Mahen memutar bola mata malasnya.
"Lo udah ngasih tau Devano kalau mau ketemu?" Tanya Luna.
"Udah, di taman ntar kalian sembunyi dulu aja kalau sampe dia macem-macem baru kalian keluar." Ucap Lyana.
Keduanya pun, mengangguk mereka sudah mengerti apa yang Lyana jelaskan.
"Jagain ratu gue baik-baik kalau sampe kenapa-napa jangan salahin gue kalau kalian jadi korbannya." Ancam Zayyan sontak membuat Arlan dan Luna merinding.
Plak!
Arlan memukul lengan Zayyan dengan kencang sehingga membuat cowok itu berteriak kesakitan.
"Kurang ajar lo si4lan!" Pekik Zayyan dengan wajah yang memerah.
"Maaf, habisnya gue refleks denger ancaman lo jangan ngeri-ngeri gitu napa gue jadi takut." Celoteh Arlan.
"Gak harus mukul juga beg0 gue lagi sekarat gini, lo malah nambahin lebih parah." Cetus Zayyan menatap tajam Arlan.
"Udah-udah, jangan ribut sekarang udah malem cepet tidur." Ucap Lyana melerai keributan yang terjadi.
"Tuh, Luna aja udah tidur.." Lanjut Lyana sembari menunjuk kearah Luna yang sudah tertidur pulas dikasur bulu yang dibeli Clara.
"Cepet amat dia tidurnya." Pekik Zayyan dan Arlan heran kenapa Luna bisa tidur secepat itu?
"Dia mah udah biasa kayak gitu, tidurnya cepet gak lama gitu." Jelas Lyana.
"Yaudah ah gue juga mau tidur." Ucap Arlan dan Mahen lalu keduanya ikut berbaring di kasur bulu itu.
"Kita juga harus tidur." Ujar Lyana seraya menatap kearah Zayyan.
"Iyah, selamat malam tuan putri." Ucap Zayyan dirinya mencium kening Lyana sekilas.
Lyana yang mendapatkan perlakuan itu seketika merona, dirinya langsung berlari kearah kasur bulu itu dan menutupi wajahnya dengan bantal.
Zayyan yang melihat tingkah menggemaskan Lyana itu tertawa, gadis itu sangat lucu jika sedang tersipu malu seperti itu.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
When Am I Happy [End]
Fiksi RemajaCerita ini menceritakan perjalanan seorang gadis bernama Lyana Axellyn, yang tak pernah bahagia selama hidupnya. Lyana terus di siksa oleh Ayah dan Ibu tirinya bukan hanya mereka namun, saudari tirinya juga. Mereka terus menyakiti Lyana baik mental...