03||Pah kenapa?||

3 0 0
                                    

Lyana berjalan memasuki pekarangan rumahnya, terlihat mobil Alex yang sudah terparkir di depan rumah membuat Lyana menghela nafas berat.

Ia sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan pria itu, pasti si bocah sialan itu sudah mengadu hal-hal yang terjadi di sekolah tadi.

Tubuh Lyana kali ini merasa berat, karna terbentur dinding kamar mandi.

Saat sudah di dalam rumah, Lyana disambut dengan tatapan tajam dari Alex, Sarah dan tentunya Alya.

"Kamu apain anak saya?" pertanyaan itu keluar dari mulut Sarah selaku ibu kandung Alya.

"Lo tanya aja sama anak lo sendiri." jawab Lyana sinis.

"Tidak sopan kamu Lyana! Kamu apakan Alya? Alya bilang kamu menampar dia dan mendorong dia sampai pingsan apa itu benar?" tanya Alex tatapannya memincing kearah Lyana.

"Ya, semua yang dibilang jal4ng itu benar." ucap Lyana dengan santai.

Alex yang geram langsung menarik tangan Lyana untuk, masuk kedalam ruang kerjanya.

"Selamat merasakan kesakitan Lyana."

*****

Alex mencambuk Lyana beberapa kali dengan gesper kulit miliknya, tubuh Lyana pun mengerang kesakitan.

Bukan itu saja tapi Alex juga menendang perut Lyana dengan sangat keras, bukan cuma satu kali tapi berkali-kali.

Tangan Alex terulur menarik rambut Lyana dengan kasar, "Sudah berani melawan kamu? Apa-apaan kamu menyakiti adikmu itu?"

"Dia bukan adek gue naj*s juga gue punya adek kayak dia," cetus Lyana

Bugh!

Alex mendorong tubuh Lyana dengan keras hingga, terkena meja kerjanya.

Tangannya sudah bersiap-siap untuk mencambuk Lyana kembali.

Cambukan dari gesper yang Alex pakai cukup membuat Lyana mengerang kesakitan.

Tubuh gadis itu serasa di remukan, air mata terus mengalir deras bak sungai.

"Sudah saya bilang berapa kali, jangan sekali-kali kamu menyakiti Sarah dan Alya!" tegas Alex sembari menarik rambut Lyana.

Lyana pun meringis merasakan perih dan sakit di sekujur tubuhnya, "Papah aja selalu nyakitin Lyana."

"Karna kamu berbuat semenah-menah!" ucap Alex wajahnya memerah tanda ia benar-benar marah.

"Terus yang papah lakuin ke aku ini gak semenah-menah gitu?" tanya Lyana matanya menatap tajam kearah Alex.

"Papah pikir dipukul, di cambuk, ditampar, di jambak itu ga semenah-menah?"

Alex terdiam tangannya melepaskan cengkraman rambut Lyana,

"Pah kenapa?"

"Kenapa papah sekarang berubah? Papah selalu kasar sama Lyana? Bahkan Lyana bikin sedikit masalah aja papah sampe nyakitin Lyana?" teriak Lyana pada Alex.

Derai air mata terus membanjiri pipi Lyana, Alex yang melihat itu hanya diam saja seperti tak peduli.

"Gausah drama kamu itu sama bod0h nya dengan ibumu!" sentak Alex.

"Papah boleh maki-maki aku, tapi jangan sekali-kali papah bawa-bawa nama bunda!" tegas Lyana tangannya dikepal kuat di samping celananya.

Matanya menatap tajam Alex dirinya paling tidak suka jika bundanya dibawa-bawa dalam masalah.

"Kalau bunda bod0h kenapa papah mau nikah sama bunda hah? Apa bunda yah yang bod0h karna mau nikah sama pria yang kasar kayak gini." ucap Lyana seraya tersenyum kecut kearah Alex.

When Am I Happy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang