Zayyan, Alex dan yang lainnya kini sudah bersiap untuk menuju sebuah gedung tua.
Untuk mencari Lyana karena, Deo sudah bisa melacak keberadaan gadis itu setelah dua hari berlalu.
Rencana pun, sudah mereka susun matang-matang agar tidak salah tujuan.
"Semua polisi sudah mengganti seragamnya?" tanya Alex pada Gilang yang merupakan anak buahnya.
"Sudah Tuan mereka nanti akan berjaga dari jarak jauh, jika situasi sudah semakin genting mereka akan langsung masuk," jelas Gilang.
"Baik kalau begitu sebaiknya kita langsung berangkat agar tidak memakan waktu," ujar Alex.
Mereka pun, ngikutin arahan Alex dan pergi bersama-sama menggunakan mobil dan motor mereka.
Zayyan, Arlan, Mahen, Luna, dan Deo memakai motor mereka masing-masing, sementara para polisi itu memakai mobil milik Alex.
Pakaian para polisi itu pun, sudah di ganti dengan pakaian biasa dan tidak menampakkan ciri khas mereka sebagai polisi.
*****
Perjalanan kali ini memerlukan waktu satu jam, Deo menyerahkan laptopnya pada salah satu anak buah Alex agar bisa terus memantau keadaan gedung itu.
Mereka kini sampai di sebuah gedung tua yang sudah terbengkalai, gedung itu terlihat sangat seram ditambah waktu sudah memasuki malam hari.
Itu membuat keadaan gedung itu semakin mencekam.
Mereka kini turun dari kendaraan mereka, polisi sudah berjaga dari jarak jauh.
Mereka menatap gedung tua itu dengan tatapan nanar.
"Berdo'a dulu sayang," ujar Clara dirinya mengelus punggung Zayyan.
"Untuk semuanya, sebelum kita masuk sebaiknya kita berdo'a terlebih dahulu untuk kelancaran kita bersama," ucap Zean.
Mereka pun mengangguk masing-masing dari mereka berdo'a, dan berharap semoga tidak ada sesuatu yang buruk terjadi.
Setelah selesai berdo'a mereka menatap satu sama lain, seperti isyarat mereka langsung memahami semua itu.
"Kita masuk, buat kalian semua harus hati-hati. Jangan lengah, jangan berpencar tetap saling membantu satu sama lain," ucap Alex.
Mereka pun, mulai berjalan memasuki area gedung tua itu. Gedung tua itu sangat minim pencahayaan.
Mereka kini sudah benar-benar memasuki gedung itu, masing-masing dari mereka tak lupa membawa senter untuk melihat keadaan sekitar.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat kearah mereka.
Membuat mereka sontak berjaga-jaga, dan melindungi satu sama lain.
Beberapa orang itu semakin dekat dan mulai menampakan wajah mereka masing-masing.
"Sarah? Alya?" pekik Alex terkejut saat melihat yang muncul di antara mereka itu adalah mantan istrinya dan juga anak tirinya.
Sarah dan Alya tersenyum miring kearah Alex, Alex yang melihat itu menggeram.
"Kalian bawa kemana anak saya?" teriak Alex kencang, hingga menimbulkan gedung itu menggema karena suara keras Alex.
"Cari aja, itu pun kalau dia masih bernyawa," ucap Sarah dengan tangan yang bersedekap.
Tatapan Alex memincing saat mendengar ucapan Sarah, seolah-olah wanita itu mengancam dirinya dan menakutinya akan sesuatu yang buruk terjadi pada Lyana.
Luna mengedarkan pandangannya ternyata wanita disini bukan cuma Sarah, dan Alya tapi masih ada satu lagi.
Dirinya mengamati gadis itu, setiap melihat wajahnya itu mengingatkan Luna pada Devano? Dan Arka?
KAMU SEDANG MEMBACA
When Am I Happy [End]
Novela JuvenilCerita ini menceritakan perjalanan seorang gadis bernama Lyana Axellyn, yang tak pernah bahagia selama hidupnya. Lyana terus di siksa oleh Ayah dan Ibu tirinya bukan hanya mereka namun, saudari tirinya juga. Mereka terus menyakiti Lyana baik mental...