2. Raizel Knight

98 9 0
                                    

Sudah 2 minggu sejak pertarungan melawan Crombell dan kawanannya. Sudah 2 minggu pula mereka berkomunikasi dengan cara seperti ini. Untungnya, keadaan mulai terkontrol.

Namun ada masalah lagi, yaitu sekolah Yeran yang kini sedikit terbengkalai karena absennya Sang Kepala Sekolah.

"Tao, mulai saat ini kau adalah Kepala Sekolah SMA Yeran"

"Apa maksudmu, Boss?"

"Mulai sekarang kau adalah Kepala Sekolah SMA Yeran. Kuserahkan sekolah itu padamu"

"Boss, kau sudah gila ya!?" ucap Tao kaget. Saat menyadari apa yang baru saja ia katakan ia langsung menutup mulutnya dengan keras.

"Hmp. Maafkan aku, Boss"

Pria pirang yang terlihat di layar komputer itu hanya menghela napas.

"Aku tak ada pilihan lain, Tao. Hanya kau yang pantas untuk posisi ini. Dokumen yang kuberikan pasti kau dapat mempelajarinya"

"Boss, bukan masalah seperti itu," jawabnya memelas.

Ia menolak karena merasa takut tidak bisa bertanggung jawab sebagai kepala sekolah baru. Terlebih lagi dalam keadaan seperti ini, ia merasa khawatir. Ini terlalu tiba-tiba.

"Jadi kau menolak?"

"I-itu... "

"Untuk masalah gaji kau tidak perlu khawatir, akan kunaikkan gajimu," bujuk pria itu masih tersambung di layar komputer. Dari tampilannya ia terlihat lelah.

"E-eh gaji?". Tao yang tadinya menunduk sekarang mendongak, matanya mulai berbinar.
"B-baiklah Boss, akan kucoba"

"Kenapa tiba-tiba..."

Semua mata tertuju kepada pria yang tengah duduk di depan layar komputernya. Seorang pemuda yang berkalung headphone.

"Aku tahu kalian semua khawatir, tapi dalam keadaan seperti ini tidak ada yang pasti. Kalian di rumah bantulah satu sama lain," ujar Frankenstein.

Bossnya memberi semangat namun entah kenapa yang diberi semangat terlihat muram. Semua penghuni rumah Frankenstein tahu bahwa bossnya ini akan fokus merawat Tuannya dan Lord Muzaka.

"Kalian dengar atau tidak!?" ujarnya lagi dengan nada bicara serius.

Glek!

Mereka menelan ludah.

"Mengerti Boss!" ucap mereka serentak.

#####

"Selamat Tao," ucap M-21 memecah keheningan. Mereka sedang berkumpul kembali di ruang keluarga.

"Kenapa kau memberiku selamat?" tanya Tao masih sibuk dengan laptopnya. Pandangannya berfokus pada layar laptop, jemarinya mahir mengutak-atik keyboard.

"Menjadi kepala sekolah baru"

"Diamlah M-21, kau membuatku pusing"

M-21 hanya tersenyum jahil.

"Kau terlihat terganggu sekali," timpal Karius.

"Memang," jawabnya singkat.

"Bukankah kau senang?" tanya Takio.

"Yah, sedikit senang karena akhirnya Boss mempercayaiku. Tapi ini kulakukan karena terpaksa," jelas sang hacker lagi.

"Si bodoh yang gigih," komentar Rael.

"Hmph." Regis acuh tak acuh mendengarkan perbincangan mereka. Tangannya ia lipat di dada.

"Dimana Seira? Daritadi aku tak melihatnya"

Noblesse; Red SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang