Kaki panjangnya melangkah menuju ruangan yang telah belasan tahun ia tempati, dokumen seabrek kembali menyapanya setelah sekian lama ia tinggalkan. Fyuh, melihatnya saja sudah membuatnya penat. Kenapa rasanya pekerjaan yang ia kerjakan jadi semakin banyak?.
Sorot mata birunya memandang jauh pemandangan kota yang terlihat di balik kaca gedung. Kendaraan berlalu lalang tiada henti, orang-orang memulai aktivitasnya di pagi yang cerah ini. Kehidupan terus berjalan, waktu berlalu cepat, apakah semuanya akan berubah sekarang?.
Frankenstein mulai mengerjakan dokumen-dokumen itu, sudah banyak yang ia lakukan selama di Union, terutama berkonstribusi dengan eksperimennya. Mengubah sistem yang ada dengan peraturan baru melalui idenya. Modifikasi tubuh dan eksperimen akan diperketat dan berharap tidak ada orang lagi yang menjadi tikus percobaan Union.
Union berkembang pesat, organisasi yang ia bangun kembali bersama Tetua Ketiga semakin besar. Dengan visi dan misi berbeda, Union yang baru mampu menjalankan perannya. Kini organisasi itu lebih terbuka untuk semua orang. Keduanya juga berusaha menjalankan organisasi itu sebaik mungkin.
Tok! Tok!
Suara pintu terketuk, tanpa melihatnya ia sudah tahu bahwa pria berambut putih panjang dengan hairstyle khasnya ada di balik pintu.
"Masuk!"
"Laporan tahun ini." Ia meletakan sebuah dokumen di meja.
"Bukankah itu adalah pekerjaanmu?"
"Kau juga harus mengetahuinya"
"Bukankah aturannya sudah jelas? Kau membereskan sisa-sisa Union dari ulahmu dan teman-temanmu sedangkan aku membantu dalam eksperimen di organisasi ini?" Tanyanya menegaskan.
"Ini semua berkatmu menjadikan Union jadi seperti ini."
"Tidak, aku tidak ingin mendengar pengakuan itu"
Pria yang masih berdiri di hadapannya berpikir daripada dianggap sebagai rekan, justru berpikir ia lebih tepat seperti bawahan Frankenstein. Entah dia memercayainya atau meremehkannya, ia sama sekali tidak mengerti.
Ucapan Tetua Kesatu benar, Frankenstein memang sangat berbakat dalam ekperimen dan pengetahuannya. Bisa dibilang, kemajuan manusia modifikasi berasal darinya juga Union itu sendiri. Ia harus mengakui hal itu.
Pria berambut pirang itu melirik Tetua Ketiga yang kelihatannya sedang berpikir dalam, "Baiklah, aku akan mempelajarinya. Ini pasti ada hubungannya dengan pekerjaanku yang semakin banyak."
"Tidak ada yang salah dari ucapanmu karena Union semakin besar," katanya menjelaskan.
"..."
Pandangannya fokus pada dokumen dengan cover hitam itu.
"Ada lagi yang ingin kau katakan?"
Si pria berambut putih terkesiap, "Oh!"
"Sebenarnya aku berpikir kita butuh seseorang yang bisa membantu kita"
"Apa maksudmu?" Tanya si pria jangkung menghentikan aktivitasnya sejenak.
"Kita rekrut seseorang untuk menjadi tetua"
"Siapa? Tao?" Tawanya tertahan.
"Bukan, seseorang yang kita kenal"
"Aku kenal?"
"Ya"
'Bukan Tao, anak yang terkadang membuat masalah. Tapi dia bilang aku mengenalnya? Siapa? Batin pria itu.'
"Jangan bilang-"
"Benar, Lunark" Potong Tetua Ketiga.
"..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse; Red Snow
FanfictionSalju merah. Di langit malam itu, terdapat salju merah yang aneh. Semua orang bertanya tanya. Apa yang sebenarnya terjadi?. Kejadian itu adalah sebuah tragedi sekaligus keajaiban. Berbagai rasa pilu dan sakit yang dialami mereka merupakan sebuah t...