"Lord Muzaka, bagaimana perasaan anda?" tanya Lunark. Wanita itu sangat bersyukur Lordnya sudah siuman.
"Baik-baik saja," jawabnya. "Dimana Raizel?" Netranya mencari temannya itu.
"Beliau ada di ruangan lain"
"Apakah dia baik-baik saja? Seingatku, dia lebih parah dariku"
Muzaka melirik pria di hadapannya, "Frankenstein, jawablah!"
"Baik-baik saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Beliau juga akan bangun," ujarnya menjelaskan sembari mengutak-atik tablet untuk memeriksa kondisi pasiennya.
Muzaka menghela napas lega.
"Sudah berapa lama aku ada disini?"
"Sudah 1 bulan 3 hari"
"Sepertinya kau sangat bekerja keras." Tanpa sadar ia memuji pria itu.
"Tentu saja, kau baik-baik saja itu karena aku"
"Ck, dasar sombong," cibirnya.
Frankenstein tidak menghiraukan ucapan mantan Lord Werewolf itu. "Kau butuh waktu untuk pulih. Aku permisi."
"Frankenstein, sekali lagi terima kasih," ucap Lunark sambil tersenyum.
"Hm oke". Lalu ia keluar dari ruangan itu.
"?"
'Tak biasanya Lunark tersenyum begitu', pikir Muzaka dalam hati.
"Lord, apakah anda akan langsung pulang?" tanya wanita itu lagi.
"Aku belum bisa tenang jika Raizel belum bangun. Aku akan menunggunya"
"Baik, saya akan menghubungi Garda," ujarnya sambil membungkuk hormat.
#####
"Kalian terlalu berlebihan padaku"
"Sama sekali tidak, Lord," kata Kentas. Ya, pria bertubuh kekar itu langsung pergi kemari untuk menemui Lordnya.
"Itu karena kami semua sangat mengkhawatirkan anda." Lunark memberi penjelasan.
"Terserah kalian saja," ujarnya pasrah.
Suasana menjadi hening beberapa saat.
"Garda pasti sangat mengkhawatirkanku," ujar pria dengan bekas luka di pipi itu.
"Benar, dia sangat sedih saat terakhir kali aku melihatnya," ujar Kentas lagi.
Muzaka hanya termenung.
"Apakah kau disini sejak awal, Lunark?" tanya Muzaka.
"Saya menyusul beberapa hari setelah mengetahui anda dan Sang Noblesse dibawa kemari"
"Ah, maksudmu Frankenstein dan pria berambut putih itu yang membantuku?"
"Benar, Lord"
"Sungguh tak disangka, padahal semua orang yang ada disini pernah menjadi musuh satu sama lain. Miris sekali"
Lunark dan Kentas terdiam, ucapan Lordnya memang benar. Mereka hanya mengharapkan kekuatan, suka bertarung, dan tidak peduli satu sama lain.
#####
"Tuan, syukurlah anda sudah sadar"
"Frankenstein?"
"Apakah anda baik-baik saja?" tanyanya masih khawatir.
"Aku tidak apa-apa"
Raizel melihat sekeliling, ruangan ini terasa asing baginya.
"Ini di markas Union, Tuan. Saya yang membawa anda kemari"
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse; Red Snow
FanfictionSalju merah. Di langit malam itu, terdapat salju merah yang aneh. Semua orang bertanya tanya. Apa yang sebenarnya terjadi?. Kejadian itu adalah sebuah tragedi sekaligus keajaiban. Berbagai rasa pilu dan sakit yang dialami mereka merupakan sebuah t...