Sudah 2,5 tahun, Rai menempuh pendidikan di SMA Yeran. Mereka harus bersiap untuk jadwal yang sibuk, belajar untuk masuk perguruan tinggi. Beberapa bulan lagi mereka akan lulus.
"Selamat pagi Pak Satpam dan Kak Takio." Sapa empat sekawan itu dengan ceria.
"Pagi," jawab pria dengan bekas luka di bibir itu. M-21 dengan ekspresi dingin seperti biasa.
"Selamat Pagi," jawab Takio. Ia tersenyum ramah pada anak-anak itu.
"Kami ke kelas dulu ya, selamat bekerja," pamitnya. Mereka menghormat sekilas pada dua orang itu.
"Selamat pagi, Rai". Suara berisik memecah keheningan di seluruh kelas. Pria yang disebutkan namanya hanya menoleh. Shinwu, Ikhan, Yoona, dan Sui langsung mengerubungi meja Sang Noblesse.
"Regis, Seira akhirnya kalian kembali juga!" Mereka antusias menyambut kedua bangsawan berambut putih itu.
Regis dan Seira berdiri di belakang Raizel.
"Kalian selalu saja berisik," kata Regis. Sedangkan Seira hanya bersikap anggun.
"Rasanya sudah lama sekali kami tidak bertemu denganmu, terutama kau, Rai"
"Itu benar"
"Aku juga rindu Raskreia," ucap Yoona
"Semoga aku bisa bertemu dengannya lagi sebelum kita lulus," harap Sui.
"Benar, tapi sepertinya dia sibuk"
Bel berbunyi, menandakan pelajaran dimulai. Tak disangka, Raskreia datang bersama Gechutel di tengah pelajaran berlangsung. Para siswa terkesima dengan kedatangannya.
"Raskreia, bagaimana kabarmu?"
"Aku baik-baik saja," jawab Sang Lord.
"Kami senang sekali kau ada disini"
"Raskreia, kau terlihat lebih cantik"
"Kita harus merayakan hari ini karena teman-teman kita kembali!" Seru Shinwu semangat.
"Yeay!"
"..."
Seperti biasa mereka bermain di PC Room terlebih dahulu, lalu belanja di supermarket, dan akhirnya makan malam di rumah Frankenstein.
Sepanjang perjalanan Rai dan Raskreia hanya melirik satu sama lain. Mereka berdua ingin membicarakan sesuatu namun harus tertunda.
"Kuperhatikan kalian berdua hanya melirik satu sama lain," kata Shinwu. Ia menunjuk Rai dan Raskreia satu persatu.
"Rai, kau payah," katanya lagi.
"..."
"Shinwu!" Yoona dan Sui bersahut hampir berbarengan, membela Rai tentunya.
"Astaga" Laki-laki berambut merah itu kesal.
"Kau makan saja sana!" Ikhan ikut-ikutan membela Rai.
Rai si kesayangan, biarkan dia melalukan apapun yang dia mau.
Dua orang datang ternyata itu adalah Frankenstein dan Gechutel. Sebenarnya mereka mengikuti anak-anak itu sejak pulang sekolah tadi. Dasar penguntit!.
"Pak mantan kepsek!"
"Kakek Regis!"
"Haha, senang bertemu dengan kalian lagi," ujar Frankenstein dengan senyum paksa. Dia melihat ruang tengahnya sudah berantakan ulah mereka bermain.
Regis segera membersihkan meja. Empat sekawan itu langsung menghampiri si mantan kepsek.
"Pak, kami sudah lama sekali tidak melihatmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse; Red Snow
FanfictionSalju merah. Di langit malam itu, terdapat salju merah yang aneh. Semua orang bertanya tanya. Apa yang sebenarnya terjadi?. Kejadian itu adalah sebuah tragedi sekaligus keajaiban. Berbagai rasa pilu dan sakit yang dialami mereka merupakan sebuah t...