“Nah, mumpung semua sudah ada disini, bagaimana kalau kita langsung main.”
Hari ini Shinwu dan Ikhan menawarkan permainan baru yaitu permainan Truth or Dare. Aturannya sederhana, jika pemain menolak untuk jujur atas pertanyaan yang diajukan pemain lainnya, maka pemain tersebut akan diberi tantangan sesuai kesepakatan.
“Kau mau ikut main, Kak?” tanya Shinwu pada Rael. Rael dan Karius sudah kembali setelah hampir 2 minggu berlatih di pulau pribadi Frankenstein.
“Diamlah! Aku bukan kakakmu!” Ia menolak mentah-mentah ajakannya.
“Haha, Seira juga ikut loh!” Laki-laki berambut merah itu tidak memedulikan ucapan ketus Rael.
“Hmph”
"Ayo kita mulai!"
"Sui, pernahkah kau berpacaran dengan sesama artis secara diam-diam?"
"Pernah," jawabnya sambil memutar bola matanya malas.
"Wah, kira-kira siapa?"
"Kami ingin tahu"
"Kau tak perlu tahu!"
"Galak sekali sih"
"Shinwu, mau mati kau!?" ucap Sui dengan nada memperingatkan.
"..."
“Raskreia, apakah kau sedang menyukai seseorang sekarang?”
Wanita itu terkejut dengan pertanyaan yang diajukan padanya, lalu ia memberanikan diri menjawab “Ya"
“Wah”
Tanpa sadar, sebagian besar orang di ruangan itu melirik pada pria yang sedang memegang cangkir lalu meminum tehnya dengan perlahan, hampir tidak peduli pada sekitarnya. Merasa ada yang aneh, Rai melirik balik orang-orang yang tengah menatapnya.
“?”
"Haha, ayo lanjutkan permainannya, teman-teman" Laki-laki berkacamata itu menengahi situasi saat ini.
Raskreia diam-diam melirik Rai, pria itupun melirik balik. Keduanya reflek memandang ke arah lain.
'Apakah dia tahu?', Raskreia membatin dengan wajah memerah.
“Yoona, siapa menurutmu orang paling tampan di ruangan ini?”
“A-ajushi!” Gadis itu menjawab dengan susah payah. Suaranya hampir tercekat.
"Suaramu kenapa?"
Mereka terbahak bersama-sama, sementara gadis itu menundukkan kepala karena malu.
Tao, Takio, dan Karius melirik M-21 yang sedang memakan camilan di meja makan yang tidak jauh dari anak-anak itu bermain.
“?”
Pria berambut abu-abu itu tidak terlalu memperhatikan, meskipun ada rasa sedikit mengganjal di hatinya.
"Teman-teman Sang Noblesse memang luar biasa," komentar Karius.
"Mereka muridku," ujar Tao bangga.
"Mereka menyenangkan, ya kan, M-21?" tanya Takio pada temannya itu.
"Hmph"
"Hahahaha"
“Seira, apa ada hal yang ingin kamu perbaiki dari dirimu?”
Gadis bangsawan itu terdiam sejenak, tentu saja banyak hal yang ingin dia perbaiki.
“Tidak ada Seira, karena kau sudah sempurna bagiku,” ucap pemuda itu tiba-tiba. Laki-laki berambut pirang ikal yang duduk di sebelahnya mengatakan kalimat itu dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse; Red Snow
FanfictionSalju merah. Di langit malam itu, terdapat salju merah yang aneh. Semua orang bertanya tanya. Apa yang sebenarnya terjadi?. Kejadian itu adalah sebuah tragedi sekaligus keajaiban. Berbagai rasa pilu dan sakit yang dialami mereka merupakan sebuah t...