di depan sebuah kafe kecil, seongmin tengah berdiri sambil mendongak, menatap papan besar bertuliskan "Joyfull Cafe".
seongmin kini menunduk, menatap jam di layar handphonenya. sekarang pukul setengah 6 sore. sesudahnya dia mematikan handphonenya, lalu mendorong pelan pintu yang terbuat dari kaca di depannya. terdengar bunyi lonceng berbunyi tatkala pintu kaca itu di buka.
keadaan kafe ini sekarang tidak begitu ramai, namun tidak terlalu sepi juga. hanya ada beberapa pengunjung di setiap kursi kafe. seongmin melangkahkan kakinya menuju meja tempat melakukan pemesanan.
"selamat datang, ingin pesan ap—" ucapan seseorang yang berjaga di meja kasir terhenti ketika melihat seongmin yang berdiri tepat di seberangnya. "oh ternyata elo, gue kira siapa," katanya yang tidak lain adalah taeyoung.
sedangkan seongmin hanya terkekeh pelan, "gue baru tau lo kerja disini," katanya.
"ya... panjang sih ceritanya." ujar taeyoung, kemudian dia fokus kembali pada komputer di hadapannya. "lo mau pesen apa?" tanya dia sambil melirik ke arah seongmin.
"chammomile tea aja satu." jawab seongmin.
jari taeyoung dengan lihai mengetikkan pesanan pemuda manis di depannya pada keyboard. "itu aja?" dia bertanya lagi dan dibalas seongmin dengan dehaman kecil. tepat sesudah taeyoung menekan sebuah tombol, bunyi mesin pencetak kertas struk mulai berbunyi, kemudian sebuah kertas menyembul keluar dari dalamnya. taeyoung merobek kertas tersebut dari mesinnya. "nih, lo tunggu aja di meja sana." dia menunjuk ke arah meja bernomor 22 yang berada di sudut kanan ruang utama kafe.
"oke. btw kapan kerjaan lo kelar?" seongmin bertanya seraya mengambil kertas struk dari tangan taeyoung.
"nunggu yang shift selanjutnya datang, dah sana ke meja lo. gue mau lanjut kerja." kata taeyoung dengan nada yang mengusir.
seongmin menghembuskan napasnya kasar, kemudian dia berbalik dan melangkahkan kakinya menuju meja yang tadi ditunjuk oleh taeyoung.
tiba di meja, yang dilakukan seongmin hanyalah diam menatap layar handphonenya. sedangkan taeyoung sibuk melayani pelanggan yang terus berdatangan.
setengah jam berlalu, tetapi pesanannya tak kunjung datang. seongmin menutup handphonenya karena merasa bosan, selain itu dia juga bingung kenapa pesanannya belum juga tiba. padahal sebelum pelanggan-pelanggan lain datang, dia sudah terlebih dahulu memesan minumannya.
selain merasa bosan, dia juga sedikit merasa mengantuk. seongmin menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangannya di meja. matanya sedikit terpejam, namun tak lama sesudahnya terbuka kembali karena dia mendengar suara barang ditaruh tepat di hadapannya.
dia mengangkat kembali kepalanya, hal yang pertama dilihatnya adalah satu buah kantung plastik berisikan 2 cup es teh chammomile berukuran regular, dan 1 kotak oreo cake. selain benda tadi, mata seongmin juga menangkap taeyoung yang berdiri di depannya.
"pesanan lo sama punya gue digabung, jadi maaf ya kalau kelamaan." kata taeyoung.
seongmin mengucek matanya, dia menganggukkan kepalanya sebagai respon. kemudian seongmin berdiri dari kursi tempat dia duduk. "kerjaan lo udah selesai?" tanya seongmin sambil menegakkan kembali badannya.
"udah ada yang gantiin, yuk balik." ajak taeyoung, dia melangkahkan kakinya keluar kafe terlebih dahulu sambil menenteng kantung plastik di tangannya.
di belakangnya, seongmin menyusul seraya berlari kecil untuk menyamai langkah dengan taeyoung.
•••
sekarang mereka berdua sedang berada di sebuah supermarket besar yang ada di kota tempat tinggal mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 days 7 mission
Fanfictionseongmin suka sekali bermain game. salah satu jenis game yang paling dia suka adalah game berjenis simulasi. tapi bagaimana jadinya, jika suatu hari seongmin terjebak di dalam sebuah game simulasi bersama dengan taeyoung, musuhnya di masa sma?